teater-monolog-cut-nyak-dhien-sisi-humanis-pahlawan-perempuan
Teater Monolog Cut Nyak Dhien: | BAKTI BUDAYA DJARUM FOUNDATION
Art & Culture
Teater Monolog Cut Nyak Dhien: Sisi Humanis Pahlawan Perempuan
Devy Lubis
Wed, 28 Aug 2024

Galeri Indonesia Kaya menghadirkan beragam pertunjukan yang mengangkat tema ‘Merdeka’ sepanjang Agustus 2024. Salah satunya teater monolog bertajuk ‘Cut Nyak Dhien’ yang digelar 10 Agustus lalu di Jakarta.

Pementasan yang menghadirkan penampilan Sha Ine Febriyanti tersebut mengangkat sosok pahlawan perempuan Cut Nyak Dhien dari sisi yang lebih humanis. Sebagai seorang istri dan ibu yang harus menghadapi kesedihan dan kehilangan dalam perjuangannya.


Selama kurang lebih 40 menit, penikmat seni disuguhkan dengan pertunjukan yang mengangkat kisah emosional di balik kekuatan sosok Cut Nyak Dhien. Meskipun dikenal sebagai pejuang yang teguh, monolog ini memperlihatkan bagaimana Cut Nyak Dhien mengalami kegelisahan dan kesedihan ketika suaminya, Teuku Umar, pergi ke medan perang dan akhirnya meninggal dunia.

 Dalam perannya sebagai ibu dan istri, Cut Nyak Dhien harus menunjukkan ketegaran di depan anaknya dan para pengikutnya, meskipun hatinya hancur dan air mata menetes kala mendengar kabar duka. Emosi haru terlihat dari ekspresi dan raut wajah para penikmat seni.

 Sha Ine Febriyanti mengungkapkan, melalui Teater Monolog Cut Nyak Dhien, dirinya ingin mengajak penikmat seni untuk mengenal sosok pahlawan wanita dari sudut pandang yang lebih manusiawi. Cut Nyak Dhien bukan hanya seorang pejuang tangguh, tetapi juga seorang istri dan ibu yang memiliki perasaan dan kerentanan.

 “Kisahnya mengingatkan kita bahwa di balik setiap keberhasilan, ada perjuangan dan pengorbanan yang tak ternilai,” ujarnya. “Saya berharap monolog ini dapat menjadi pengingat bagi kita semua, terutama generasi muda, tentang pentingnya peran perempuan dalam membangun bangsa."

 Teater Monolog Cut Nyak Dhien yang juga disutradarai oleh pemeran tunggal, Sha Ine Febriyanti, pertama kali dipentaskan pada 13 April 2014 di Galeri Indonesia Kaya, Jakarta. Pertunjukan ini kemudian dibawa ke berbagai kota di Indonesia pada tahun 2015.

 Pada 16 November 2017, pertunjukan ini kembali dipentaskan di Bentara Budaya Jakarta dan International Women Conference, ROSE, Kuala Lumpur pada 7 Februari 2018. Selanjutnya, pertunjukan ini juga melakukan roadshow dan workshop di 10 kota di Indonesia seperti Bali, Makassar, Solo, Surabaya, Kudus, Tasikmalaya, Bandung, Medan, Padang Panjang dan Padang dari April hingga September 2018.

 Sha Ine Febriyanti, seorang aktris dan sutradara berpengalaman, memulai karirnya sebagai model pada 1992 dan melanjutkan ke dunia seni peran pada 1999. Selain karya teater Cut Nyak Dhien, ia juga dikenal karena partisipasinya dalam Festival Teater Internasional dan festival film internasional.

 Saat ini, Sha Ine mengelola Huma Art Center, sebuah ruang budaya terbuka untuk siapa saja yang ingin berbagi melalui seni. Peraihnya beasiswa Asian Film Academy di Busan dan Pemeran Utama Perempuan Terbaik Festival Film Indonesia 2023 terus berkontribusi pada dunia seni dan budaya dengan semangat dan dedikasinya.


Share

Pilihan Redaksi

Berita Terpopuler

Berita Terbaru