Ubud Food Festival 24-26 Juni 2022 terus memberikan kejutan. Masih banyak acara menarik dan lezat untuk diikuti. Menampilkan nama-nama besar di dunia kuliner, deretan special event dan berbagai masterclass yang tersebar di wilayah Ubud.
Ubud Food Festival (UFF) digelar pekan ini, 24-26 Juni 2022. Selama tiga hari, program-program UFF mencakup demonstrasi memasak, berbagai acara dengan hidangan spesial yang disiapkan oleh chef-chef istimewa. Sesi diskusi tentang kuliner Indonesia hingga keberlanjutannya, serta lokakarya, food tours, pasar makanan, live music dan pemutaran film.
“Kami bahagia sekali dapat menyambut lebih banyak chef dan tokoh kuliner di Ubud, termasuk Nyesha Arrington, Diana Beltran, dan Tamara Chevez bersama dengan chef dan tokoh kuliner Indonesia Fernando Sindu, Pande Egi, Vivilya Millian dan masih banyak lagi,” ujar pendiri dan direktur UFF Janet DeNeefe.
“Selama festival, kami akan meramaikan tiga hari festival dengan lebih dari 70 program acara, menjadikan Ubud sebagai pusat dan tujuan kuliner di Indonesia. Kami sudah tidak sabar lagi.”
Selebrasi Hidangan dari Relief Borobudur
Pemenang ‘Top Chef’ dan veteran dari dapur Michelin-starred di Los Angeles, Nyesha Arrington bergabung dengan jejeran bintang UFF tahun ini. Chef dan TV personality ini akan menghadirkan empat menu plant-based unik dengan sentuhan klasik Prancis, dikombinasikan dengan latar belakang darah Korea dan Afrika-Amerikanya, yang berakar pada kecintannya dengan masakan California, disajikan dalam sebuah Special Event di Five Elements.
Deretan nama bintang kuliner dan chef dari Indonesia yaitu Fernando Sindu dari Cork and Screw Jakarta, chef kesayangan Nusantara Ray Adriansyah dan chef Mac Gyver dari AKAR Restaurant & Bar, mereka akan bergabung dalam sebuah makan malam spesial yang terinspirasi dari petualangan kuliner nusantrara.
Untuk makan siang spesial, pelopor masakan Indonesia modern, Chef Petty Elliott, akan menyajikan makanan khas yang menampilkan bahan-bahan unik, resep yang terlupakan, dan rempah-rempah khas Indonesia dalam perayaan hidangan tradisional Indonesia yang dikumpulkan dari relief Borobudur.
Chef Muda Mewarnai Kearifan Dapur Tradisional
Pengunjung festival akan berkesempatan untuk bertemu dengan chef muda Indonesia di Suku, bersama Vivi Millian dari Riung Rasa, Parti Gastronomi dari Bandung dengan ketekunannya terhadap warisan kuliner melalui bahan-bahan fermentasi asli dan kearifan dapur tradisional yang dikumpulkan dari perjalanan mereka bertemu para nenek dan masyarakat desa.
Sesi Masterclass atau lokakarya bukan hanya mencicipi makanan lezat tetapi pengunjung akan mendapatkan kesempatan langsung untuk belajar dari ahlinya. Dengan teknik- teknik memasak yang diambil dari tradisi masyarakat asli, beberapa deretan nama yang akan memberikan kelas. Antara lain pastry chef Prancis Christophe dan Natalia Guillemain dari Canélia yang akan mengajarkan klasik brunch, dan Ayu Gayatri Kresna pendiri dan kepala chef dari Dapur Pengalaman Rasa akan membagikan resep keluarga Bali utara dari kelor.
Meet-and-Eat: Kelezatan Latino
Para pecinta makanan Meksiko tidak akan mau melewatkan meet-and-eat dengan chef Meksiko terkenal Diana Baltran dan Tamara Chevez, yang akan membawa pengunjung menuju penjelajahan rasa kelezatan Latino.
Para pengunjung akan terbuai saat belajar tentang Arak bersama Gede Kresna dari Rumah Intaran dan Ketut Sujana, mengidentifikasi Arak terbaik dan Arakbika dari Wena Wahyudi. Serta dapatkan kesempatan untuk merasakan dan memperluas pengetahuan mengenai wine bersama Sommelier, Nyoman Kertawidyawati dari Hatten Wines di Kebun, café bergaya Paris.
Ragam Program Food for Thought
Selain acara ekslusif mereka, sebagain besar para tokoh kuliner dan chef akan mengisi program Food for Thought, sebuah sesi diskusi yang akan membahas mengenai isu-isu kuliner di masyarakat, lingkungan hingga sampai ke meja makan.
Pemutaran fim juga menjadi salah satu program festival, salah satunya film Lingsir Wengi dari sutradara Indonesia, Hanung Bramantyo. Film ini melibatkan para chef, musisi, penari dan desainer ternama dimana mereka mempunyai hubungan erat dengan kearifan lokal yang terkandung pada relief Borobudur dan disatukan dalam tampilan yang apik.
“Sekarang adalah tahun ke-6, UFF tetap menjadi perayaan kuliner nusantara terkemuka dan paling digemari di Indonesia. Dan kami mengundang semua masyarakat untuk memilih sendiri petualangan kulinernya dan mengisi diri dengan bincang-bincang inspiratif bersama para pembicara dan chef yang datang,” ujar Janet DeNeefe.