Tidak banyak orang yang mewarisi warisan. Lebih sedikit lagi yang mampu mengubahnya menjadi sesuatu yang lebih besar. Bagi Ida Bagus Kharisma Wijaya, keramahtamahan bukan sekadar bisnis keluarga. Ia adalah panggilan hidup.
Sebagai generasi ketiga penerus Segara Village Hotel, ikon Sanur yang berdiri di atas nilai-nilai keramahtamahan Bali yang autentik, Kharisma mengemban dua tanggung jawab besar. Melestarikan akar, sekaligus menumbuhkan sayap baru bagi pariwisata dan industri pendukung gaya hidup Bali.
Lahir dan dibesarkan di Denpasar, Kharisma tumbuh di tengah semangat pionir sang kakek, yang percaya bahwa pariwisata sejati berakar pada kehangatan manusia. Meja makan keluarga menjadi ruang belajar pertamanya. Di sana ia memahami bahwa mengelola bisnis berarti juga menghormati orang, menghargai budaya, dan merangkai kisah yang akan dibawa pulang para tamu.
“Keramahan sejati bukanlah layanan, tetapi membangun hubungan satu sama lain,” ujarnya.
Filosofi itu kemudian membentuk arah kepemimpinannya. Setelah menempuh pendidikan di bidang Manajemen Sumber Daya Manusia dan Pemasaran di La Trobe University, Melbourne, Kharisma kembali ke Bali dengan perspektif global dan tekad untuk menyeimbangkan tradisi dan inovasi.
Di bawah kepemimpinannya, Segara Village Hotel menjalani transformasi elegan. Menggabungkan kenyamanan modern dengan semangat abadi desain Bali.
Namun, visi Kharisma tidak berhenti pada menjaga warisan. Melalui Udhadi Wijaya Group, ia memperluas cakrawala dengan menciptakan ruang-ruang modern bagi masyarakat lokal dan wisatawan untuk saling berinteraksi.
Ia pun memperkenalkan Byrd House Bali. Destinasi tepi pantai yang memadukan kuliner, koktail, dan budaya dalam satu pengalaman gaya hidup. Bersama Kejora Suites, resor butik di Sanur yang menawarkan keintiman dan kemewahan elegan, Kharisma menegaskan arah baru bagi gaya hidup premium Bali.
Selain perhotelan, ia juga mengembangkan bisnis di sektor kuliner melalui PT Bapak Roti, yang menaungi berbagai lini seperti Bapak Bakery, Bapak Catering, Bean of Brothers, dan Multi Food Indo. Di ranah ritel, Kharisma menghadirkan XAVI Croissanterie dan Inka Cafeteria di Bali International Hospital — menghadirkan konsep kafe yang menggabungkan seni kuliner dan kenyamanan modern.
XAVI, misalnya, adalah toko croissant spesialis sekaligus roaster kopi yang menampilkan dapur kaca terbuka. Memungkinkan tamu menyaksikan langsung proses pembuatan pastry lembut berpadu dengan aroma kopi yang baru disangrai.
Semua inisiatif tersebut mencerminkan keyakinan Kharisma bahwa tradisi dan inovasi harus berjalan berdampingan. Dengan menggabungkan warisan budaya Bali dan pengalaman kontemporer, ia memastikan bisnis-bisnisnya tetap autentik secara lokal dan relevan secara global.
“Bagi saya, keramahan adalah tentang menciptakan hubungan yang bertahan lama setelah tamu meninggalkan tempat ini,” katanya. “Ini tentang merayakan budaya kita sambil merangkul hal-hal baru yang akan datang.”
Dari hotel klasik hingga kafe modern, dari warisan keluarga hingga ekspansi visioner, Ida Bagus Kharisma Wijaya bukan sekadar melanjutkan tradisi. Ia sedang menulis bab baru tentang apa arti keramahan Bali di abad ke-21.