kenapa-harus-rayhan-yang-kena-kanker-meninggal-pula
| foto ilutrasi : Makhfud Sappe/LIONMAG
Kenapa Harus Rayhan yang Kena Kanker, Meninggal Pula?
By Edi Setiawan Tehuteru
Tue, 23 Aug 2022

Rayhan bukanlah pasien yang biasa saya tangani. Sekalipun demikian, pada saat dokter yang biasa merawatnya berhalangan, itulah kesempatan bagi saya untuk berinteraksi dengan Rayhan dan bapak ibunya.

Rayhan terkena kanker kelenjar getah bening atau dikenal dengan istilah limfoma. Setelah menjalani pengobatan, responnya ternyata tidak menggembirakan. Tuhan berkehendak lain, Rayhan dipanggil pulang oleh yang Maha Kuasa. Sejak itu saya tidak pernah bertemu lagi dengan keluarganya.

Tanpa direncanakan sebelumnya dan tidak diduga-duga, saya bisa bertemu kembali dengan ibunya Rayhan ketika saya merayakan Natal di rumah. Di tengah-tengah pembicaraan yang berlangsung, tiba-tiba si ibu bertanya, “Kenapa sih harus Rayhan yang terkena kanker dan meninggal pula?”

Mendengar pertanyaan tersebut, saya jadi ingat pertanyaan sejenis yang pernah dilontarkan oleh Sazkia. Akhirnya saya menjawab lebih kurang sama dengan jawaban yang pernah saya sampaikan ke Sazkia, “Saya tidak tahu, bu. Tapi satu hal yang saya tahu pasti bahwa Tuhan sedang merencakan sesuatu yang indah buat ibu sekeluarga.”

BACA JUGA :

Lama tidak mendengar kabar dari ibunya Rayhan, sampai akhirnya saya mendapat informasi kalau sang ibu  telah mendirikan suatu komunitas yang dinamakan Pita Emas. Komunitas Pita Emas adalah komunitas yang beranggotakan ibu-ibu yang anaknya terkena kanker. Ada yang anaknya sudah meninggal, ada yang anaknya masih dalam pengobatan, dan ada juga yang anaknya sudah sembuh.

Kegiatannya meliputi pemberian dukungan moril kepada keluarga yang anaknya meninggal, memberi bantuan berupa materi seperti susu, biskuit, popok sekali pakai, dan lain-lain, mengadakan pengajian di bangsal, dan masih banyak lagi aktivitas lainnya.

Saya bertemu kembali dengan ibunya Rayhan ketika Komunitas Pita Emas menyelenggarakan kegiatan pengajian di rumah sakit. Saya bertanya, “Ibu ingat nggak waktu itu ibu tanya ke saya kenapa harus Rayhan yang kena kanker dan meninggal pula. Sekarang saya tanya balik ke ibu, seandainya Rayhan tidak kena kanker dan tidak meninggal, apakah ibu akan melakukan apa yang ibu lakukan saat ini?”

“Kayaknya tidak ya, dok,” jawab si ibu.

“Ya, Tuhan mau memakai ibu untuk melakukan apa yang ibu lakukan sekarang melalui Rayhan. Memang tidak menyenangkan karena Rayhan harus meninggalkan kita semua, namun itulah hak Tuhan. Dialah pemilik kehidupan di dunia ini. Tetap semangat ya, bu.”

Saya bersyukur komunitas ini masih terdengar gaungnya, walaupun tidak banyak berkegiatan lagi di rumah sakit karena peraturan yang membatasi aktivitas relawan. Walaupun demikian, mereka masih sering mengadakan acara kebersamaan keluarga pasien kanker anak di sebuah rumah makan atau di rumah salah satu orang tua pasien kanker anak.

Semoga apa yang dirintis oleh ibunya Rayhan, atas petunjuk-Nya, dapat terus mendatangkan manfaat bagi anak-anak yang terkena kanker berikut keluarganya. Kiranya mereka dapat terus saling membantu, mendukung, dan menyemangati satu sama lain.

Pembelajaran di balik kisah: Kisah Rayhan dan ibunya kiranya dapat memberi gambaran kepada kita semua bahwa apa yang terjadi di dunia, suka maupun duka, itu adalah atas kehendak dan sepengetahuan yang Maha Kuasa.

Perjalanan hidup manusia adalah rahasia Tuhan. Tidak ada seorang pun yang mengetahui apa yang akan terjadi pada dirinya di masa yang akan datang. Namun, satu hal yang pasti bahwa di balik setiap peristiwa suka dan duka kehidupan yang terjadi, Tuhan pasti sudah merencanakan sesuatu yang indah bagi kita. Berdoa pada-Nya, minta kekuatan untuk menjalani kehidupan yang Dia percayakan kepada kita.

Editor : Burhanuddin Bella


*Edi Setiawan Tehuteru, Sp.A(K), MHA, Dokter Pusat Kanker Nasional Rumah Sakit Kanker Dharmais, Jakarta
Share

Pilihan Redaksi

Berita Terpopuler

Berita Terbaru