Titimangsa di bawah arahan Happy Salma bersama Bakti Budaya Djarum Foundation segera menggelar pementasan teater Ariyah dari Jembatan Ancol di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki, 27-28 Juli 2023. Siapkan waktumu! Tiket hampir sold-out!
Generasi 1990-an tentunya tidak asing dengan kisah horor dengan tokoh utama hantu perempuan, Si Manis Jembatan Ancol. Cerita rakyat Betawi yang dikenal luas sejak abad ke-19 ini hadir dalam berbagai versi novel, mulai dari buku cetak hingga web digital.
Folklor yang sama diangkat ke layar lebar dan layar kaca dengan sejumlah remake pada rentang 1970-an hingga 2019.
Mengangkat kisah nan melegenda tersebut, Titimangsa segera menghadirkan vibes serupa di panggung pertunjukan secara live. Didukung Bakti Budaya Djarum Foundation, pementasan teater bertajuk Ariyah dari Jembatan Ancol akan berlangsung di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki, pada 27–28 Juli 2023.
Pementasan ini menandai produksi Titimangsa ke-63.
Cerita ini memiliki berbagai versi yang berkembang tentang awal kisah Si Manis Jembatan Ancol. Namun, satu kesamaan yang mencolok adalah tokoh utama dalam cerita, yaitu Ariyah.
Melalui pementasan ini, penonton akan merasakan atmosfer yang mencekam. Sekaligus mengenal lebih dekat sosok ikonik dari legenda urban yang tak asing di tengah masyarakat kontemporer.
Legenda urban dikemas dengan cara tidak biasa. Ini kali pertama Happy Salma selaku produser pementasan mengeksplorasi alih wahana karya sastra melalui sebuah pertunjukan yang sama sekali berbeda dari pentas-pentas sebelumnya.
Ia (dan Titimangsa, tentunya) ingin mencoba dan menawarkan pengalaman baru. Suasana yang lebih menegangkan.
“Selama ini, sastra sering dimunculkan sebagai teks di atas panggung, kali ini sastra dihadirkan dengan kuat sebagai peristiwa,” ungkapnya di sela-sela konferensi pers di Jakarta, 13 Juli 2023.
Ia menambahkan, “Kalau biasanya menonton film horor itu sangat menegangkan, bayangkan bagaimana hal itu diwujudkan di atas panggung.”
Tidak hanya memberikan pengalaman batin, lanjutnya, tapi juga sensasi yang diterima oleh hampir semua indera. Mulai dari penglihatan, pendengaran, dan aroma yang dimunculkan di area pertunjukan.
Selain itu, kata dia, melalui petunjukan Ariyah dari Jembatan Ancol kita bersama-sama bisa melihat perspektif lain dari sejarah yang ada di Indonesia. “Bahwa legenda urban itu sendiri bukan sesuatu untuk menakut-nakuti, namun cerminan psikologis dan sosiologis masyarakat di sekitar kita.”
Baca juga:
Devy Lubis
