masjid-quba-pesan-tauladan-dari-hijrah
Masjid Quba | Foto Makhfud Sappe
Destination
MASJID QUBA : Pesan Tauladan dari Hijrah
By Gener Wakulu
Fri, 28 Jul 2023
Inilah masjid pertama yang dibangun Nabi Muhammad SAW, pada masa perjalanan Hijrah dari Makkah ke Madinah, wakaf dari bekas kebun kurma.

Menjelang memasuki Madinah, Nabi Muhammad SAW mendirikan mesjid untuk pertama kalinya, dari bekas kebun korma milik sahabatnya. Tidak hanya mendisain, Nabi pun ikut memanggul batu-batanya, sebagai pesan perjuangan bersama. Jadi memang, menyeksamai Masjid Quba sama dengan memahami penggalan-penggalan perjalanan Rasulullah Muhammad SAW –khususnya berkenaan dengan peristiwa Hijrah. Tidak bisa berdiri sendiri dalam konteks arsitektur misalnya. 

Karena inilah mesjid yang pertama pertama kali dibangun oleh Rasulullah pada tahun pertama Hijriyah, persisnya pada hari Senin 8 Rabiul Awwal –bila dikonversi ke tahun Masehi menjadi 23 September 622. Lokasinya di Quba, sekira 5 km di sebelah tenggara kota Madinah.

Saat itu Nabi Muhammad SAW sedang dalam perjalanan hijrah dari Makkah menuju Madinah. Dalam perjalanan itu Nabi tiba di perkampungan Quba dan tinggal selama empat hari bersama Bani Amru bin Auf di rumah Kalthum bin Al Hadm.

Di hari pertama di perkampungan Quba itulah Nabi membangun masjid. Seperti diriwayatkan As Syimus binti An Nu'man, Nabi mendisain bahkan ikut memikul batu-bata material mesjid tersebut saat dibangun. Nabi memang menunjukkan suri teladan yang begitu mulia, yang tak hanya pandai menyuruh. Nah, saat dibangun, luas masjid ini hanya 1.200 meter persegi. Tanahnya berasal dari wakaf bekas kebun korma milik Kalsum bin Hadam dari Kabilah Amir bin Auf.


Masjid Quba dibangun oleh Rasulullah Pada tahun pertama Hijriah. Foto : Makhfud Sappe

Meski sederhana, Masjid Quba boleh dianggap sebagai contoh bentuk masjid-masjid yang didirikan orang di kemudian hari. Bangunan bersahaja itu sudah memenuhi syarat-syarat yang perlu untuk pendirian masjid. Di sebelah utara dibuat serambi untuk tempat sembahyang, bertiang pohon korma, dengan atap datar dari pelepah dan daun korma bercampur tanah liat. Di tengah-tengah ruang terbuka dalam masjid yang kemudian biasa disebut sahn, terdapat sebuah sumur tempat wudhu, mengambil air sembahyang. Kebersihan terjaga, cahaya matahari dan udara dapat masuk dengan leluasa.

Masjid Quba telah beberapa kali direnovasi. Renovasi pertama dilakukan oleh Khalifah Utsman bin Affan. Adapun menara pertama dibangun oleh Umar ibn Abd al-Aziz, khalifah Umayyah kedelapan, yang juga dikenal sebagai Umar II. Sekali lagi pada 435 H, masjid ini direnovasi oleh Abu Yali Al-Husaini, yang menambahkan mihrab, atau ceruk sholat. Serangkaian perubahan berikutnya dilakukan oleh Kamal Al-Din Al-Isfahani, seorang penyair Muslim terkenal, pada 555 H. Masjid Quba terus mengalami perubahan dari tahun ke tahun, yaitu pada 671 H, 733 H, 840 H, 881 H. Renovasi terakhir dilakukan pada 1245 H oleh penguasa Ottoman, Sultan Abdul Majid. Pada masa kini, renovasi dilakukan pada tahun 1986 oleh Raja Fahd ibn Abdul Aziz pada1986. Kini, dengan luas keseluruhan 135.000 meter persegi dan luas ruang shalat utama 5.035 meter persegi, mesjid ini mampu menampung 20.000 jamaah.

Berbarengan, arsitektur kekinian tampak pula dari 19 pintunya, yakni tiga pintu utama dan 16 pintu lainnya. Tiga pintu utama berdaun pintu besar dan ini menjadi tempat masuk para jamaah ke dalam masjid. Dua pintu diperuntukkan untuk masuk para jamaah laki-laki sedangkan satu pintu lainnya sebagai pintu masuk jamaah perempuan. Lalu ada empat menara dan 56 kubah mini serta dan enam kubah besar yang mengelilingi masjid dan bertindak sebagai perimeter. Halamannya terbuat dari marmer hitam, merah, dan putih. Mimbar dan mihrabnya terbuat dari kelereng putih. 

BACA JUGA:  Umrah Travel Fair 

Di sisi selatan masjid dibuat galeri terbuka dengan deretan tiang. Sedangkan di sisi sebelah utara terdapat dua serambi bertiang. Sementara lantai halaman, yang terbuka, dilapisi marmer antipanas. Di bagian ini terdapat atap yang dapat bergerak, terbuka dan tertutup otomatis, serta terpal yang sangat kokoh, yang melindungi jamaah dari sengatan matahari.

Bila mengunjungi masjid Quba, dari kejauhan akan terlihat empat menara putih tinggi menjulang. Setelah dekat terlihat pohon kurma mengelilingi mesjid. Memang, berbeda dengan mesjid-mesjid lainnya di Madinah yang nyaris tidak memiliki taman depan yang ditumbuhi tanaman, Mesjid Quba memiliki taman depan dan belakang dengan pohon-pohon kurma yang rindang. Di depan masjid bahkan ada air mancur.

Satu cerita yang tersisa, adalah “marwah” masjid ini. Karena konon unta Nabi MUhammad SAW pernah berlutut di sini untuk minum air dari sumur milik Hazrat Abu Ayyub Al-Ansari. Lantaran kejadian inilah, masjid menjadi tempat yang diberkahi, pun karena Nabi Muhammad SAW tinggal di sini selama 3-4 hari bersama sahabatnya Abu Bakar As-sidiq selama masa hijrah.

***




Share

Pilihan Redaksi

Berita Terpopuler

Berita Terbaru