pertama-kalinya-di-dunia-arli-menandatangani-mou-carbon-trade-rumput-laut-dengan-asosiasi-china
Penandatanganan nota kesepahahaman antara Guoqing Dai, Sekertaris Jenderal China Algae Industry Association (CAIA) dengan Safari Azis Husain, Ketua ARLI. | Dok ARLI
PERTAMA KALINYA DI DUNIA, ARLI MENANDATANGANI MOU CARBON TRADE RUMPUT LAUT DENGAN ASOSIASI CHINA.
By Admin
Thu, 24 Oct 2024
Yunan - Hari ini Sabtu tanggal 19 Oktober 2024 Ketua Umum Asosiasi Rumput Laut Indonesia (ARLI) Safari Azis menandatangani nota kesepahamanan dengan China Algae Industri Association (CAIA) atau Asosiasi Industri Rumput Laut Tiongkok tentang Perdagangan Karbon di kota Dali, propinsi Yunnan, Tiongkok. Nota kesepahaman ini memuat kerangka dasar kerjasama antar kedua asosiasi khususnya terkait perdagangan karbon yang dihasilkan dari budidaya rumput laut, metodologi penghitungan, kepemilikan lahan, dan lainnya.

Penandatanganan nota kesepahahaman ini merupakan tindak lanjut dari peluncuran tema The Future of Blue Carbon : Launch Ceremony for the Joint Development of Algae Carbon Inclusion under the Belt and Road Initiative dalam acara kegiatan tahunan Erhai Forum on Global Ecological Civilization Construction yang diinisiasi oleh China International Communication Group (CICG) dan membahas tentang isu-isu ekologi dan lingkungan dunia, berbagi pengalaman, transformasi hijau serta dihadiri oleh sekitar 300 undangan yang merupakan pemangku kepentingan berpengaruh dari seluruh dunia, diantaranya Perserikatan Bangsa Bangsa, WHO, World Bank, ASEAN, Greenpeace, akademisi, jurnalis serta perwakilan diplomatik dari lebih 30 negara.

 Ketua Umum ARLI Safari Azis dalam kesempatan tersebut menyampaikan bahwa penandatanganan nota kesepahaman perdagangan karbon dengan Tiongkok ini merupakan langkah aksi yang pertama di dunia untuk merintis hal selama ini sudah ramai diperbincangkan, dimana tujuan utamanya adalah untuk memberikan manfaat lebih kepada pembudidaya rumput laut. Sebagaimana kita ketahui bersama, rumput laut bisa menyimpan CO2 atau karbon 2x lebih banyak daripada tanaman di daratan. Sehingga potensinya sangat besar untuk membantu mengendalikan dampak perubahan iklim yang sedang terjadi di dunia saat ini. Sehingga budidaya rumput laut ini tidak hanya berperan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir, penopang hilirisasi dan perolehan devisa negara, akan tetapi juga turut berperan dalam upaya menyelamatkan bumi melalui penyerapan karbon tersebut, demikian pungkasnya.***


Share

Pilihan Redaksi

Berita Terpopuler

Berita Terbaru