berburu-elang-di-mongolia-2
| Foto Campbell Bridge
Destination
Berburu Elang di Mongolia #2
By Campbell Bridge
Sat, 14 Jun 2025

Di Mongolia—tanah sang penakluk agung Jenghis Khan—tak ada festival tanpa lomba memanah, balap kuda dan unta, serta permainan liar khas Kazakh bernama kekbar (atau buzkazi). Dalam permainan ini dua pria berkuda bergulat memperebutkan bangkai kambing.

Permainan tersebut, dalam berbagai bentuknya, tetap menjadi salah satu olahraga ritual terbesar di Asia Tengah. Ia masih dimainkan mulai dari Afghanistan, melintasi republik-republik Asia Tengah, hingga wilayah barat Mongolia ini.

Salah satu acara favorit penonton adalah kyz kuar—balap kuda pria dan wanita. Dalam perlombaan “gila” ini, seorang pria dan seorang wanita memacu kuda sekencang-kencangnya sejauh 400 meter. Perempuan mendapat sedikit keunggulan start sebelum sang pria mengejar; ambisinya bukan hanya menangkap dan menciumnya, tetapi juga merayunya agar mau bertemu lagi nanti. Demi tiba di garis akhir lebih dulu, sang wanita boleh menunggang sekuat tenaga dan berhak menolak rayuannya dengan mencambuk pengejarnya memakai cambuk besar. Aturannya sederhana—jika si pria gagal menangkap gadis itu, ia kalah. Ini menjadi lomba kesukaan para perempuan!

Tambahkanlah uji-uji ketangkasan berkuda lain, balap kuda jarak jauh, balap unta, serta lomba memanah ala Mongolia di atas kuda, maka dua hari festival terasa berlalu terlalu cepat.


Festival diakhiri dengan dostarkhan besar—pesta Kazakh. Seperti dapat diduga, pesta ini dipenuhi hidangan melimpah, vodka, dan kisah-kisah perburuan yang diceritakan hingga larut malam. Pemenang buzkazi berhak memilih tuan rumah dostarkhan. Dahulu pilihannya diumumkan dengan melemparkan bangkai kambing ke pintu depan tenda—atau ger, istilah setempat—milik calon tuan rumah. Ger (atau yurt) adalah rumah tradisional para nomad di Mongolia dan Asia Tengah: tenda besar portabel (lengkap dengan ranjang dan tungku) berangka kayu berselimut kain felt. Kini bangkai kambing itu cukup dilempar ke kap mobil sang tuan rumah!

Perusahaan wisata Mongolia, Blue Wolf Travel di Bayan-Oglii, melestarikan tradisi ini dengan menyelenggarakan Festival Elang Emas setiap Oktober. Biaya turis menjadi sokongan finansial untuk acara sekaligus hadiah bagi peserta terbaik. Keberhasilannya terlihat dari banyaknya peserta lokal. Wisatawan menginap di kamp ger, berkesempatan berbaur dengan penduduk, mencicipi hidangan dan minuman mereka (termasuk susu kuda fermentasi), serta menikmati musik dan tariannya.

Menyaksikan festival menakjubkan ini menegaskan reputasi bangsa Kazakh atas keahlian unik dan luar biasa mereka dalam olahraga berkuda dan perburuan. Meski modernisasi membuat perburuan dengan elang mendekati kepunahan di sebagian besar Asia Tengah, tradisi memesona tersebut masih hidup di sudut barat Mongolia yang terpencil ini.

Share

Pilihan Redaksi

Berita Terpopuler

Berita Terbaru