perahu-pinisi-kebanggaan-maritim-sulawesi-selatan
Kapal Pinisi Amanagappa di Pantai Losari Sebelum Berlayar ke Madagaskar, Afrika. | Foto Makhfud Sappe
Art & Culture
Perahu Pinisi : Kebanggaan Maritim Sulawesi Selatan
Makhfud Sappe
Sat, 12 Apr 2025

Sebagai negara kepulauan yang terbesar di dunia, Indonesia memiliki sejarah maritim yang kaya dan beragam. salah satunya adalah perahu Pinisi dari Sulawesi Selatan. Pinisi yang mendunia ini adalah warisan budaya yang menjadi simbol kehebatan maritim Indonesia, khusunya Sulawesi Selatan.

Perahu Pinisi dibuat oleh para 'Panrita Lopi' — pengrajin perahu tradisional — dari Suku Bugis Makassar, dengan keahlian yang diwariskan secara turun -temurun.

Perahu Pinisi telah menjelajahi lautan Nusantara selama berabad-abad dan bahkan melintasi benua. Antara lain, Pinisi tercatat telah mengarungi Samudra Pasifik hingga ke Vancouver, Kanada, pada tahun 1985, dan mengarungi Samudra Hindia hingga ke Madagaskar pada tahun 1991.

Pada tahun 2017, proses pembuatan kapal Pinisi resmi diakui oleh UNESCO sebagai Warisan budaya Takbenda. Pengakuan ini semakin mengukuhkan Pinisi sebagai simbol kejayaan maritim Indonesia.



Perahu Pinisi di Pantai Losari, Makassar. Foto Makhfud Sappe.

Tradisi dan Filosofi

Pembuatan perahu Pinisi di Bonto Bahari, Kabupaten Bulukumba. merupakan perpaduan antara keahlian teknik dan nuansa magis yang diwariskan dari generasi ke generasi. Setiap tahap pengerjaan, mulai dari pemilihan kayu hingga penyusunan papan, diikuti oleh upacara adat yang sarat makna filosofis. Tradisi ini mencerminkan kearifan lokal dan kehidupan masyarakat pesisir yang erat dengan laut.

Kayu ulin dan jati menjadi bahan utama pembuatan Pinisi karena kekuatannya, dengat alat sederhana dan metode tradisional, para 'Panrita Lopi' membuat perahu yang tidak hanya tangguh, tetapi juga indah secara etetika. Perahu Pinisi dilengkapi dua tiang dan tujuh layar, yang masing-masing memiliki filosofis tersendiri.

TERKAIT Labuan Bajo : Romantisme di Atas Phinisi

Menuju Tanah Beru : Sentra Pembuatan Pinisi

Bagi Anda yang ingin melihat proses pembuatan perahu Pinisi. Tanah Beru di Kabupaten Bulukumba adalah tempatnya. Tanah Beru, yang berjarak sekitar lima jam perjalanan darat dari Makasssar, ibukota Sulawesi Selatan, juga disebut sebagai "Bumi Panrita Lopi" karena reputasinya sebagai pusat pembuatan perahu tradisional, seperti jenis Pinisi, Lambo, dan lainnya.

Di pesisir Tanah Beru yang berjarak 24 kilometer dari pusat kota Bulukumba, sepanjang bibir pantai Anda akan melihat deretan Pinisi yang sedang dibangun oleh tangan-tangan terampil 'Panrita Lopi'. Perpaduan suara antara debur ombak, gesekan gergaji kayu, dan denting alat-alat tradisonal yang digunakan membuat kapal terdengar sepanjang kawasan ini.

Masyarakat Ara dan Lemo-Lemo dikenal unggul dalam membuat perahu, meski mereka bukan pelaut yang ulung. Sebaliknya, orang Bira adalah pelaut tangguh, tetapi tidak ahli dalam membuat perahu. Gabungan keahlian orang Ara dan Lemo-Lemo dengan kemapuan melaut orang Bira menghasilkan kapal-kapal Pinisi dan pelaut tangguh .mengarungi lautan.

Melihat langsung pembuatan kapal Pinisi di Tanah Beru adalah pengalaman yang berharga. Dari pemilihan kayu, penyusunan bilah-bila papan menjadi sebuah kapal, hingga pemasangan lunas — setiap tahapnya sarat akan makna dan kearifan lokal. (*)

Artikel ini juga bisa dibaca di Inlight Magazine :  LIONAIRGROUP edisi April - Mei 2025

BACA JUGA : Mengenal Kapal Pinisi yang Mencuri Perhatian Dunia di KTT Asean Labuan Bajo-2023

Share

Pilihan Redaksi

Berita Terpopuler

Berita Terbaru