Perhelatan seni paling dinantikan ArtMoments Jakarta kembali hadir. Edisi tahun kedelapan ini digelar dengan semangat baru, tema yang menggugah, dan lokasi yang lebih mencuri perhatian.
Pameran dibuka secara eksklusif pada Kamis, 7 Agustus 2025, dan terbuka untuk umum pada 8–10 Agustus 2025. Lokasinya di AGORA Exhibition Hall, Kompleks Thamrin Nine, destinasi lifestyle terbaru Jakarta.
Perpindahan ini menjadi tonggak penting dalam evolusi ArtMoments Jakarta. Menandai pergeseran menuju partisipasi masyarakat yang lebih luas dan dialog artistik yang lebih mendalam. Co-founder sekaligus fair director Sendy Widjaja melihat seni bukan sekadar objek untuk dikagumi, melainkan sebagai medium untuk penyembuhan, provokasi, dan transformasi.
Mengusung tema ‘Restoration’, edisi tahun ini merupakan respons atas kerinduan global untuk kembali terkoneksi, menyalakan kembali sukacita, mengeksplorasi kemanusiaan bersama, serta membayangkan masa depan baru melalui perspektif seni.
“Kami sangat antusias karena ArtMoments Jakarta sekarang memiliki rumah baru di jantung kota. Lokasi yang strategis ini tidak hanya meningkatkan aksesibilitas bagi pengunjung lokal dan internasional, tetapi juga mencerminkan komitmen kami untuk menjadikan seni lebih inklusif dan dapat dijangkau dari berbagai penjuru Jakarta,” ungkapnya.
Sendy menjelaskan, penyelenggaraan ArtMoments Jakarta 2025 juga menjadi momen istimewa karena mereka bekerja sama dengan Yayasan Mitra Museum Jakarta dan Save the Children. “Kolaborasi ini memperkuat misi kami untuk memberi kembali dan mendukung masyarakat luas,” tambahnya.
Dengan ini, kata Sendy melanjutkan, pihaknya berharap dapat menjembatani dunia seni, pendidikan, dan tanggung jawab sosial. “Kami percaya bahwa ArtMoments Jakarta bisa menjadi lebih dari sekadar pameran seni tetapi juga katalis bagi pengayaan budaya serta platform yang menciptakan dampak bermakna dan berkelanjutan bagi ekosistem seni dan masyarakat secara keseluruhan.”
ArtMoments 2025 menghadirkan 60 galeri dan lebih dari 600 seniman baik dari Indonesia maupun mancanegara. Salah satu highlight dalam ekshibisi tahun ini adalah penghormatan terhadap empat tokoh pelopor seni modern Indonesia, yakni Sudjana Kerton, Ahmad Sadali, S. Sudjojono, dan Fadjar Sidik.
Mereka menyuguhkan refleksi mendalam atas warisan seni rupa Tanah Air.
Pembukaan pameran ditandai penampilan seniman Arahmaiani, salah satu pelopor seni pertunjukan kontemporer di Asia Tenggara. Dikenal akan karya-karyanya yang memadukan tari, musik, dan seni visual, Arahmaiani kerap mengangkat isu-isu tentang gender, kekuasaan, dan keadilan sosial.
Penampilannya menjadi pengantar yang kuat akan relevansi dan pemikiran kritis yang mendasari pameran ini.
Menambah dinamika program, pameran bertajuk ‘NUDE: Sex, Gender & Eroticism in Indonesian Art’ menghadirkan kajian lintas generasi dan disiplin terhadap tubuh tanpa busana dalam budaya visual Indonesia. Dikuratori oleh Natasha Doroshenko Murray, pameran ini memecah batasan tabu dan mengundang percakapan yang berani.
Di bawah arahan kuratorial Sujud Dartanto, ArtMoments Jakarta 2025 tak hanya menghormati masa lalu, tetapi juga merayakan inovasi. Salah satu momen spesial adalah peluncuran buku anak berjudul ‘The Night the Stars Went Missing’ karya Adam Handler, seniman kontemporer ternama yang dikenal lewat karakter-karakter imajinatif dan penuh emosi.
ArtMoments Jakarta 2025 juga menghadirkan Converse Moments dan Makers Moments, forum-forum intim yang dirancang untuk memfasilitasi dialog antara seniman, kolektor, kurator, dan masyarakat umum. Sesi-sesi ini memperkuat ambisi pameran untuk menjadi ruang bertemunya ide, berkembangnya gagasan, dan lahirnya inspirasi.
“Memasuki babak baru di AGORA, Saat ArtMoments Jakarta diharapkan tetap menjadi kekuatan penting dalam lanskap seni rupa Asia Tenggara—menjembatani lintas disiplin, menerobos batas, dan menawarkan visi baru tentang apa yang dapat dilakukan oleh seni,” kata Sendy.