SIANG itu, rabu (6/8/2025), langit cerah dan panas matahari menyengat. Saya tiba di depan sebuah ruko dua lantai. Di bagian depan tertulis: “Pondok Makassar”
Dari kejauhan sepintas bukan kantor atau toko. Karena dibeberapa sisi terpampang gambar aneka jenis makanan. Saat mendekat, dugaaan saya tak meleset. Memang rumah makan.
Saya pun bergegas memasuki ruko itu. Selain menghindari terik, juga perut tak bisa kompromi minta diisi segera. Terlihat jelas di dinding gambar menu coto makassar, sop saudara, sop konro, konro/iga bakar, pisang ijo, jalangkote (pastel). Tanpa banyak tanya, dipastikan ini rumah makan dengan menu khas asal Makassar, Sulawesi Selatan.
Kadatangan saya pas jam makan siang. Pengunjung ramai. Saya tak kebagian tempat, semua meja dan kursi terisi. Pelayan mengarahkan saya ke lantai atas.
Dilantai dua layout ruangan sedikit berbeda. Dibagian tengah terdapat beberapa meja yang digabung jadi satu dengan bangku kayu memanjang seperti di warteg. Dekat dinding tersaji banyak jenis makanan rumahan. Konsepnya dibranding prasmanan ala Makassar: tunjuk-tunjuk.
Berbeda di lantai satu, disini tersedia menu makanan seperti “paria kambu”, “ayam palekko”, “pallumandar”, “ikan sunu kering”, “masak cempa”, “teri tumis”, “langgaroko”, “lawara”, udang, cumi, nasi merah, nasi kuning, bahkan ada “tuing-tuing” (ikan terbang). Selain itu, yang jadi ciri khasnya aneka jenis sambel yang menggoda, termasuk “raca-raca mangga” (mangga muda yang diiris tipis).
“Silahkan melihat, lalu tunjuk menu makanan yang diinginkan,” ujar Ita Akbar, owner rumah makan yang menyambut dengan ramah.
Menurut Ita, setiap hari warung makan prasmanannya dengan brand “Tunjuk-Tunjuk Daeng Ita” menawarkan menu yang berubah biar gak bosan. Kecuali menu utama “paria kambu”, “sambel mangga”, “ikan asin sunu” tetap ada. Harga? Relatif ramah di kantong.
Makan siang hari itu terasa berbeda. Nuansa kekeluargaan amat kental. Serasa menyantap makanan di rumah sendiri, karena ada ibunya, mertua dan sepupunya Ita bersama keluarganya yang ikut bersama menikmati aneka hidangan yang juga spesial.
“Warung tunjuk-tunjuk ini belum lama buka, soft launching 27 Juni lalu,” kata perempuan berhijab jebolan Teknik Geologi Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar. Kehadiran “Tunjuk-Tunjuk Daeng Ita” merupakan konsep baru dari pengembangan dari rumah makan “Pondok Makassar” yang ia rintis bersama suaminya sebelum covid.
Selain menyantap hidangan prasmanan, pengunjung juga dimanjakan lidahnya dengan dessert khas Makassar seperti pisang ijo, jalangkote (pastel), putu cangkir, pisang goreng dll sambil menyeruput cita rasa kopi dari resep warkop azzahrah Makassar.
Lokasi rumah makan “Pondok Makassar” ini persisnya di kompleks ruko Golden Vienna BA 9 Jl. Kencana Raya, Rawa Buntu. Masih bagian dari kawasan kota mandiri BSD City, Tangerang Selatan. Bagi yang naik KRL bisa turun di stasiun rawa buntu dan lanjut naik ojek online sekitar 1,2 km.
Rumah makan ini bukan satu-satunya rumah makan yang menyajikan makanan khas Makassar di kawasan Serpong. Lalu, apa yang membedakan?
“Menu boleh sama, tapi kualitas dan rasa tidak sama. Di sini kami memberikan kepada costumer cita rasa autentik. Selain pelayanan dan harga yang terjangkau tentunya,” ungkap Ita.
Dengan banyaknya pilihan restoran khas Makassar di Serpong, lanjut Ita, pihaknya ingin konsumen bisa menjelajahi kekayaan rasa dari timur Indonesia tanpa harus jauh-jauh ke Sulawesi. “Kami bahkan sudah punya pelanggan tetap yang sebelum datang mereka request duluan atau ada juga yang take away,” tuturnya.
Karena itu ia menjamin rumah makan “Pondok Makassar” menjadi alternatif pilihan menikmati cita rasa autentik khas Makassar. “Yang dijamin bikin rindu untuk datang lagi,” ujarnya. ***