Namche Bazaar merupakan sebuah kota kecil di Distrik Solukhumbu, Provinsi Koshi, belahan timur Nepal. Berada pada ketinggian 3.440-3.637 meter di atas permukaan laut (mdpl), posisi Namche Bazaar pun lebih tinggi ketimbang puncak Gunung Slamet di Jawa Tengah (3.428 mdpl), Gunung Ceremai di Jawa Barat (3.078 ), bahkan jauh di atas puncak Gunung Bawakaraeng di Sulawesi Selatan yang setinggi 2.800-an mdpl.
Terletak dalam lingkup Taman Nasional Sagarmatha, Namche Bazaar dikelilingi puncak-puncak es gugus Pegunungan Himalaya seperti Lhotse, Kongde, Nuptse, dan Kanchenjunga. Pemandangan alam sekitar yang berselimut salju semakin membuat kota kecil ini begitu menakjubkan.
Bukan rahasia nama Namche Bazaar begitu populer di kalangan pendaki yang bersiap menuju kaki atau menaklukkan puncak Everest maupun puncak-puncak dalam mata rantai Pegunungan Himalaya. Maka bisa dimaklumi bila sebagian besar warga di kota kecil berpenduduk sekitar 1.500 jiwa ini menyandarkan sumber penghasilannya dari jasa dan layanan bagi para pendaki Himalaya.
Distrik Solukhumbu terdiri atas dua sub-distrik, yaitu Solu dan Khumbu. Nah Namche Bazaar merupakan kota terbesar di Wilayah Khumbu yang menjadi pusat perdagangan serta pusat pelayanan bagi para pendaki Everest dan gunung-gunung lain dalam gugus Pegunungan Himalaya. Berbagai macam toko yang menjual perlengkapan trekking bisa dijumpai di sini. Tidak sedikit pula pendaki melengkapi peralatan pendakiannya di kota kecil ini.
Anak-anak Sekolah Dasar di Namche Bazaar. Foto Makhfud Sappe
Bahkan, di Namche Bazaar juga tersedia pub, apotek, dan beragam cafe. Hampir semua toko, cafe, maupun teahouse menerima pembayaran dengan kartu ATM dan kartu kredit.
Jika cukup waktu bisa juga mengunjungi Serpha Museum, Museum Nasional Sagarmatha, dan Sagarmatha Next yang mengampanyekan sustainable tourism di Khumbu Region.
Di luar tampilan dan seluruh sajian itu, hal terpenting yang diberikan Namche Bazaar adalah keberadaannya pada ketinggian 3.000-an mdpl. Jadilah kota kecil ini tempat ideal bagi pendaki melakukan aklimatisasi pertama sebelum menuju Everest atau puncak-puncak lain.
Selebihnya, kota kecil itu juga merupakan rute persilangan yang ramai. Dari sini setidaknya terdapat tiga rute pecah. Rute klasik ke arah timur laut menuju Dingboche (4.410 mdpl). Dari sini, rute selanjutnya terbelah menjadi dua, yaitu menuju Everest Base Camp dan Kala Patthar via Gorak Shep, serta satu lainnya ke kawasan Chukhung - lokasi Island Peaks alias Imja Tse (6.189 mdpl).
Para pendaki biasanya juga melakukan perjalanan aklimatisasi sekitar empat jam menuju sebuah tempat yang disebut dengan Everest View Hotel pada ketinggian 3.880 mdpl. Dari sini puncak Everest sudah bisa dilihat.
Berfoto sebelum melanjutkan trekking ke Deboche. Foto S.B. Tamang
Pada 9 Maret 2023, dalam perjalanan ke EBC (kaki Gunung Everest), rombongan kami yang berisi 20 orang menjejak Namche Bazaar usai merampungkan trekking panjang sekitar 10 jam dari Pakhding (2.610 mdpl). Kami habiskan dua malam di Namche Bazaar untuk beristirahat sekaligus aklimatisasi sebelum melanjutkan trekking ke Deboche (3.820 mdpl).
Hari pertama di Namche Bazaar, sebagian dari anggota rombongan kami memanfaatkannya untuk beristirahat di hotel. Lainnya menuju Museum Sagarmatha yang bisa dicapai dengan berjalan kaki sekitar 30 menit dari hotel.
Hari kedua di Namche Bazaar cuaca cukup cerah. Puncak Kongde terlihat jelas. Usai briefing, kami pun melanjutkan perjalanan menuju Deboche.***
TERKAIT :
Medan panjang dan terbuka antara Lobuche dengan Gorakshep.
