Di tengah udara lembap Ubud yang khas, denting gamelan dan aroma kopi Bali kembali bersatu dalam satu ruang: Ubud Writers & Readers Festival (UWRF) 2025. Bukan sekadar ajang sastra, festival yang lahir dari luka bom Bali ini telah menjelma menjadi jembatan yang menghubungkan kisah, ide, dan nurani dari penjuru dunia.
Tahun ini, tema yang diangkat ‘Aham Brahmasmi: I Am the Universe’ menjadi pengingat bahwa setiap manusia adalah bagian dari semesta, dan setiap kisah memiliki ruang untuk bersinar.
Dengan lebih dari 200 program yang akan digelar pada 29 Oktober hingga 2 November mendatang, UWRF bukan hanya pesta literasi, tapi juga perayaan keberanian bercerita. Di antara ratusan suara yang akan bergema, ada mereka yang telah menempuh perjalanan panjang menuju panggung Ubud: para penulis muda, penyair perempuan, jurnalis yang bersuara untuk kebenaran, dan para pemikir yang menantang batas.
Ratih Kumala, salah satunya. Ia penulis dan anggota Dewan Kuratorial Program Emerging Writers 2025. Ratih mengenang, festival ini lahir dari duka akibat tragedi Bom Bali hampir 20 tahun silam. Namun, ia justru terus tumbuh menjadi ruang penyembuhan dan jembatan untuk merespons isu-isu yang terus berkembang seperti eksplorasi dan eksploitasi alam.
Novel terbarunya ‘Koloni’, yang membagikan kisah tentang semut-semut, menjadi metafora tajam atas dinamika manusia modern. Sebuah kisah yang terasa dekat dan menggigit.
“Sebuah fabel yang menganalogikan kondisi sosial politik manusia melalui perebutan kekuasaan 200 semut dalam satu koloni, yang saya rasa sangat relevan dengan situasi sosial politik saat ini,” kata dia, menyebut sastra seringkali menjadi cermin paling jujur bagi dunia.
Program utama lengkap dapat diakses di ubudwritersfestival.com/daily-schedule. Program gratis, seperti Peluncuran Buku dan Pemutaran Film, dapat difilter melalui fitur pencarian. Daftar lengkap pembicara tersedia di ubudwritersfestival.com/speaker. (***)
BACA JUGA :
- Merayakan Semesta Cerita di Ubud: Saat Kata-kata Menyatukan Dunia
- Ubud Writers and Readers Festival 2025: Lebih dari Sekadar Percakapan dan Keberanian Bermimpi