merapah-reyog-di-tanah-leluhurnya
Penampilan Reyog yang atraktif di Alun-Alun Ponorogo | Foto: Dody Wiraseto
Art & Culture
Merapah Reyog di Tanah Leluhurnya
Dody Wiraseto
Fri, 24 Feb 2023

Alun-alun Ponorogo, Jawa Timur mulai diselimuti mendung. Malam tanpa bintang dengan penerangan seadanya, Pentas Budaya Reyog dimulai. Diselingi hujan gerimis, satu persatu penampil muncul dengan pertunjukan utamanya adalah Reyog. 

Kabupaten di Jawa Timur ini memang dikenal sebagai kota Reyog. Atraksi budaya ini yang akhirnya jadi daya tarik tersendiri dan selalu dibawakan di pusat kota. Kota Ponorogo, dikenal dan dipercaya sebagai awal mula budaya reyog ini muncul. Tema-tema ceritanya terus berkembang, tetapi tokoh utamanya selalu sama. 

Dimulai dari Warog, dengan ciri khas seorang pria menggunakan topeng merah, Bujang Ganong yang biasa dimainkan oleh anak kecil yang berjumlah 3 atau lebih dengan ciri khas pakaian berwarna merah dan bertopeng.


Aksi Bujang Ganong jadi penghibur penonton dengan aksi-aksi lincah mereka. Tokoh lainnya adalah Jathilan, yang diperankan penari-penari wanita berpakaian putih dengan kuda lumping. 

Tokoh lainnya yang jadi ikon Reyog adalah Singa Barong, yang dimainkan oleh 2 atau lebih penari pria dengan ciri khas hiasan singa dengan dadak merak diatas kepala mereka yang beratnya mencapai puluhan kilo.

ARTIKEL TERKAIT:

Pada dasarnya ada lima versi cerita populer yang berkembang di masyarakat tentang asal-usul Reyog dan Warog, namun salah satu cerita yang paling terkenal adalah cerita tentang pemberontakan Ki Ageng Kutu, seorang abdi kerajaan pada masa Bra Kertabumi, Raja Majapahit terakhir yang berkuasa pada abad ke-15. 


Versi resmi alur cerita Reog Ponorogo kini adalah cerita tentang Raja Ponorogo yang berniat melamar putri Kediri, Dewi Ragil Kuning, namun ditengah perjalanan ia dicegat oleh Raja Singabarong dari Kediri.

Pasukan Raja Singabarong terdiri dari merak dan singa, sedangkan dari pihak Kerajaan Ponorogo Raja Kelono dan Wakilnya Bujanganom, dikawal oleh warok (pria berpakaian hitam-hitam dalam tariannya), dan warok ini memiliki ilmu hitam mematikan. 

Seluruh tariannya merupakan tarian perang antara Kerajaan Kediri dan Kerajaan Ponorogo, dan mengadu ilmu hitam antara keduanya, para penari dalam keadaan 'kerasukan' saat mementaskan tariannya.

Hampir satu jam gerak-gerik lincah tokoh-tokoh ini diakhiri dengan penampilan Singa Barong yang atraktif. Liukan-liukan kepala singa serta energiknya langkah kaki penari menutup pentas seni reyog di alun-alun ini. 

BACA JUGA:

Share

Pilihan Redaksi

Berita Terpopuler

Berita Terbaru