Disetiap profesi selalu saja ada sosok uniknya. Bertindak diluar kebiasaan. Tak lazim. Bahkan cenderung anomali.
Dulu kita mengenal sebutan ‘wartawan koboi” yang dipopulerkan Arsal Alhabsi, seorang wartawan dan budayawan senior di tahun 80-an. Ada bukunya yang bahkan dicetak berulang kali.
Kini di era milenial, muncul lagi sebutan “dokter koboi”. Ditujukan pada sosok dokter muda di Makassar, Sulawesi Selatan. Penampilannya simpel dan casual. Kaos oblong warna hitam dan celana jeans kostum kesukaannya. Dibagian bawah, sepatu kets ala anak milienial. Sehari-hari ia gampang ditemui. Tak perlu buat janji. Cukup datang ke warung kopi (warkop) atau café.
Di sana tak sekedar seruput kopi, ia sering wara-wiri sembari ngobrol berbagi edukasi maupun layanan konsultasi kesehatan. Bahkan tak jarang mendadak praktek medis ringan bila ada pengunjung warkop yang membutuhkan. Semuanya gratis.
Namanya: dr.Wahyudi Muchsin SH, M.Kes. Kelahiran Makassar 29 November 1979. Anak sulung dari empat bersaudara pasangan Muchsin Tjinu-Radiana Makmur. Ia berasal dari keluarga berlatar belakang dokter. Selain ibunya, ketiga adiknya semua dokter. Yakni dr Dewi Setiawati Sp OG M Kes, dr Diana Muchsin Sp KK, M Kes dan dr Achmad Harun Muchsin Sp. S. Ia sendiri menikah dengan Novita Kumala Sari SE, MM dan dikaruniai seorang anak, Rayhan Yuvito Wahyudi.
Saya yang baru mendengar sapaan “dokter koboi” itu penasaran. Koboi dimaksud dugaan saya terkait style yang rada “ugal-ugalan”. Tapi sepintas penampilannya justru jauh dari kesan atau image seperti itu. Malah cenderung kalem dan bicaranya juga pelan. Tak seperti aksi para koboi dalam film-film Hollywood yang saya bayangkan.
Untuk menjawab rasa penasaran, saya menghubungi langsung dokter Wahyudi melalui pesan chat whatsapp.
“Sejak kapan sebutan dokter koboi itu disematkan pada diri anda?” tanya saya.
“Saya juga tidak tahu. Yang pasti itu bukan dari saya,” jawabnya.
Beberapa waktu silam, ia menerbitkan buku berjudul: “Catatan Pagi Dokter Koboi”. Tebalnya 148 halaman. Isinya soal filosopi hidup, makna persahabatan, rezeki, dan membangun silaturahmi. Juga ada tulisan motivasi dan kisah-kisah inspiratif. Berbagai catatan dokter koboi ini lahir dengan mudah dalam setiap pertemuan dengan sahabatnya.
Akhirnya, dugaan saya tak meleset jauh. Sebutan dokter koboi karena dokter Yudi memang “ugal-ugalan” di bermacam aktifitas sosial. Ada dimana-mana. Hadir saat dibutuhkan. Tak nampak layaknya seorang dokter pada umumnya.
Dan teman-teman wartawan setempat yang mempopulerkan sebutan itu. Ia dikenal dekat dengan mereka dan sosok media darling.
“Anda keberatan dengan sebutan itu?” pancingku.
“Gak apa-apa. Biar ada pembeda. Soalnya nama Yudi sangat pasaran hehe,” ujarnya tersenyum. ***