kisah-kopi-manggarai
Kopi Manggarai yang memiliki karakter rasa dan aroma yang khas | Foto: Dody Wiraseto
Culinary
Kisah Kopi Manggarai
Faisyal Chaniago
Wed, 07 Dec 2022

Kerja sama bilateral bidang kebudayaan antara pemerintah Indonesia dan Qatar, Ditjen Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia menyelenggarakan Pameran dan Festival Kopi Togetherness, Museum Nasional Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, 19 November – 18 Desember 2022. 

Kopi Togetherness adalah suatu upaya menghadirkan kopi dari sisi sejarah, kehidupan, lingkungan, kebudayaan masyarakat Indonesia, dengan kebersamaan menjadi payungnya. Mengajak publik merayakan Kebersamaan kopi dari bumi Nusantara - dengan menggali berbagai hubungan antara masyarakat dengan kopi.

Agenda ini sekaligus menandai kerja sama bilateral Indonesia dan Qatar. Sepanjang 2023, Indonesia akan menjadi negara mitra penyelenggaraan Qatar Year of Culture. Dalam perhelatan tersebut, Indonesia dan Qatar akan saling mempromosikan kekayaan budaya masing-masing negara. Berbagai kekayaan budaya Indonesia akan dipamerkan di Qatar, dan sebaliknya.

ARTIKEL TERKAIT:


Memeriahkan acara tersebut, Rabu (30/11/2022) di ruang Sunken Museum Nasional, Yayasan Kehati menyelenggarakan bincang santai tentang sejarah dan budaya Kopi Manggarai. Dengan pembicara Rony Megawanto, Direktur Yayasan Kehati, Romo Inosensisus Sutam, Budayawan Manggarai, dan Taris Hurmali, dari Ayo Indonesia. 

Romo Inosensisus Sutam menjelaskan, perjalanan kopi Manggarai suah cukup panjang. Kisahnya sudah ada sejak zaman kolonial. Sampai sekarang kisah tersebut masih menarik untuk disimak dan dipelajari.

Bagi masyarakat Manggarai, menurut Romo Inosensisus Sutam kopi bukan sekedar sebuah kisah. Lebih dari itu. Kopi sudah menjadi bagian dari kehidupan, budaya dan sumber ekonomi.

“Dari sisi kehidupan, kopi menjadi minuman “wajib”. Mereka minum kopi tanpa gula. Kopi yang mereka dihidangkan berbeda dengan hidangan kopi di Jakarta. Masyarakat Manggarai minum kopi pakai gelas besar, tidak kecil seperti gelas kopi di Jakarta,” terang Romo Inosensisus Sutam.

Romo Inosensisus Sutam menceritakan, sejak kecil dia bersama keluarganya sudah minum kopi. Ditemani makanan lokal, seperti singkong rebus – kopi terasa lebih nikmat. 

Dari sisi ekonomi, kehadiran kopi sangat membantu perekonomian masyarakat Manggarai. Masyarakat Manggarai umumnya punya kebun kopi. Ketika panen, mereka sambut dengan riang gembera. Saat memetik kopi – biasa diiringi dengan dendangan lagu. 

BACA JUGA:


Share

Pilihan Redaksi

Berita Terpopuler

Berita Terbaru