jalur-sutra-maritim-ekspresi-seni-tradisional-china
| Dok : GALERI NASIONAL INDONESIA
Art & Culture
Jalur Sutra Maritim: Ekspresi Seni Tradisional China
Devy Lubis
Sun, 22 Sep 2024

Jakarta menjadi destinasi keempat Pameran Tur Internasional Seni Rupa Tradisional Tiongkok yang diinisiasi Shanghai Art Collection Museum - China. Ekshibisi bertajuk ‘the New Rhythm of Maritime Silk Road’ atau dalam Bahasa Indonesia ‘Irama Baru Jalur Sutra Maritim’ ini berlangsung di Galeri Nasional Indonesia, 6 September - 6 Oktober 2024.

Sebelumnya, pameran telah digelar di Alexandria (Mesir), Istanbul (Turki), dan Bratislav (Slovakia). Pada ekshibisi di Jakarta kali ini, Shanghai Art Collection Museum menampilkan 87 karya cerminan kekayaan warisan budaya takbenda Shanghai, yang merupakan bagian penting dari budaya China. 


Karya-karya yang dipamerkan berasal dari unit pelindung dan pewaris budaya takbenda Shanghai. Mereka menyediakan lebih dari 100 karya unggulan yang representatif. Termasuk seni lukis petani Jinshan, seni kerajinan tangan, pencetakan huruf timbul, cetak kayu, seni kertas potong, dan berbagai teknik lainnya yang memiliki karakteristik khas Shanghai, memperlihatkan keunikan dan keindahan budaya tradisional China.

Presentasi karya seni dalam ‘Irama Baru Jalur Sutra Maritim’ dibagi dalam empat bagian utama yang menggambarkan kekayaan budaya dan keindahan seni rupa tradisional Shanghai. Bagian pertama, ‘Keindahan dalam Kerajinan - Harta Karun Seni Kerajinan Shanghai’. Segmen ini memamerkan hampir 40 karya kerajinan tradisional seperti keramik, enamel, lacquer, ukiran giok, ukiran batu, dan patung logam. 

Karya-karya tersebut menunjukkan bukan hanya keahlian dan keterampilan tinggi dari para perajin, tetapi juga menggambarkan perpaduan antara konsep tradisional dan modern, yang mencerminkan warisan budaya takbenda dari China, khususnya Shanghai. 

Di bagian kedua yang diberi judul ‘Keajaiban dari Timur - Kerajinan Tangan Gaya Shanghai’, dipamerkan lebih dari 20 karya kerajinan tangan. Seluruhnya mencerminkan perkembangan pesat seni artisan tangan khas Shanghai, serta mengekspresikan karakteristik dan ciri khas budaya regionalnya. 

“Ada juga karya embroidery yang mewakili kekhasan ekspresi seni salah satu daerah penting di Shanghai, yakni Suzhou,” ungkap Violet Xu, merujuk karya yang menggambarkan bunga lotus. 

Dua bagian lainnya menyoroti warisan budaya yang lebih spesifik dari negeri ini. ‘Seni Opera Peking - Pilihan Seni Teater Tiongkok’ menampilkan berbagai elemen dari Opera Peking. Termasuk kostum, potret, dan rias wajah, yang menggambarkan keunikan dan kekayaan budaya dari seni teater tradisional ini, yang pada 2010 diakui sebagai Warisan Budaya Takbenda UNESCO. 

Sementara itu, ‘Lukisan Kehidupan dan Nostalgia - Pilihan Lukisan Petani Shanghai’ menampilkan lebih dari 20 lukisan petani Jinshan. Sebuah seni rakyat tradisional yang mencerminkan kebijaksanaan dan sentimen estetika para petani dengan cara yang sederhana namun ekspresif. 

Pameran ini, secara keseluruhan, membawa pengunjung dalam perjalanan mendalam melalui sejarah dan keindahan budaya Shanghai. “Budaya adalah media terbaik untuk menjembatani perbedaan, membangun pemahaman bersama, dan mempererat hubungan antara bangsa-bangsa,” tutur President of Shanghai Art Collection Museum, Hu Muqing.

Hu berharap pameran ini dapat lebih memperdalam pertukaran budaya antara kedua negara, terutama antara Shanghai dan Jakarta. “Serta membangun jembatan baru untuk persahabatan dan saling percaya antara rakyat kedua negara sekaligus memperkuat hubungan diplomatik dan memperluas pemahaman bersama tentang nilai-nilai budaya yang kaya.”


Share

Pilihan Redaksi

Berita Terpopuler

Berita Terbaru