indonesia-kita-pentaskan-calon-lawan-di-tahun-politik
Produksi ke-40 teater Indonesia Kita berjudul 'Calon Lawan' dipentaskan di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, 20-21 Oktober 2023. | DOC. DIDI MUGITRIMAN/ @matapanggung/ HO
Art & Culture
Indonesia Kita Pentaskan Calon Lawan di Tahun Politik
Devy Lubis
Sun, 22 Oct 2023
Agus Noor dan Butet Kartaredjasa menggelar pentas kedua tahun ini. Produksi ke-40 teater Indonesia Kita tersebut berjudul ‘Calon Lawan’. Pertunjukan digelar di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, 20–21 Oktober 2023.

Sesuai judulnya, ‘Calon Lawan’, kisah yang diangkat seolah menjadi refleksi situasi sosial politik di Indonesia yang mulai menghangat jelang Pemilihan Presiden.

Kisah ‘Calon Lawan’ menampilkan dunia pertarungan bawah tanah di mana para kelompok saling berebut pengaruh dan kekuasaan. Perseteruan antar dua kelompok yang sama kuat pun terjadi. Yakni, antara kelompok Kapak Emas yang dipimpin Marwoto dan Naga Api yang beranggotakan Akbar seorang, dengan Cak Lontong sebagai master-nya.



Berkali-kali terjadi pertarungan antar dua kelompok ini yang melibatkan jagoan-jagoan terbaik yang dimiliki keduanya. Saat situasi kian menegangkan, muncul beberapa kejadian misterius, yang membuat masing-masing kubu saling curiga.

Terjadi beberapa penyerangan, tetapi tak bisa diketahui siapa yang melakukan. Situasi ini memunculkan beragam dugaan. Ada jagoan misterius. Sosok tak terlihat yang bergerak cepat melebihi bayangan.

BacaCalon Lawan: Di Balik Perebutan Pengaruh & Kekuasan

Kesaktiannya pun tak tertandingi. Jagoan yang memiliki kemampuan membunuh lebih cepat dari malaikat maut. Sebagai lawan, sosok itu bagai tak terlihat, tetapi memiliki kekuatan yang hebat. Sosok lawan yang penuh siasat.

Cemas dengan kondisi ini, kedua kelompok yang tadinya berseteru kemudian mencoba bersatu untuk melawan ‘sosok tak terlihat’ untuk mengetahui identitasnya sebenarnya. Awalnya, semua mengira sosok tersebut adalah ‘pendekar tua tanpa nama’. Belakangan disimpulkan, bahwa sosok yang dimaksud bisa melekat pada diri siapa pun.



Isu yang diangkat memang serius. Namun, di atas panggung, kisah dikemas dengan ringan dan kental akan balutan humor. Komedi segar disajikan dari rajutan narasi, fenomena, juga celetukan-celetukan, khas Indonesia Kita.

Sindiran bernuansa politis, namun bertabur istilah yang familiar di kalangan generasi era digital. Dari slot alias judi online hingga makelar pajak; isu calon wakil, janji palsu, sampai pendekar tutorial. Tak ketinggalan, kereta cepat Whoosh dan ‘pinjam seratus’.

Bagi Agus Noor, sang sutradara, tema ini sangat aktual di tengah situasi politik yang tak menentu jelang Pemilu 2024 mendatang. “Lawan terkuat adalah lawan yang tak terlihat,” ungkapnya di sela-sela konferensi pers sebelum pentas hari pertama, Jumat petang.



Menyelaraskan cerita dalam konteks pertarungan dan kekuasaan, pada pementasan kali ini Indonesia Kita menggandeng komunitas seni bela diri Wushu Inti Bayangan. Mereka juga meminang penyanyi Oppie Andaresta untuk tampil di atas panggung yang diiringi lagu dan musik karya seniman sekaligus musisi legendaris Sawung Jabo.

“Tema besar tahun ini, kami ingin menghormati legacy dari living legend Indonesia, salah satunya Sawung Jabo. Karya-karya mereka melegenda, menginspirasi, dan dapat melahirkan karya-karya berikutnya dalam bentuk berbeda,” kata Agus Noor menjelaskan.



Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation Renitasari Adrian mengungkapkan, pementasan Calon Lawan diharapkan akan menjadi sebuah cerminan seni yang cerdas dan memikat, yang merangsang pemirsa untuk merenungkan perjalanan politik Indonesia saat ini.

“Juga, melalui gerakan-gerakan indah wushu dan kisah dramatis, pertunjukan ini akan membawa kita lebih dekat ke pusat gelombang perubahan yang tengah terjadi di negara kita. Menjadi pengalaman seni yang tidak hanya menghibur, tapi juga memberi sudut pandang unik tentang perjalanan politik Indonesia saat ini,” paparnya.



Pementasan ini dimeriahkan sederet pemain tetap dan bintang tamu antara lain Butet Kartaredjasa, Cak Lontong, Akbar, Marwoto, Wisben, dan Joned. Inaya Wahid kembali tampil. Kali ini bersama Oppie Andaresta. Juga Yu Ningsih, Mucle, dan Joel Kriwil.

Penampilan mereka didukung Sri Krishna Encik, Joind Bayuwinanda, Wushu Inti Bayangan, Arie Pekar & Jakarta Street Music, serta Josh Marcy selaku koreografer bersama Dansity Dance Company.


Share

Pilihan Redaksi

Berita Terpopuler

Berita Terbaru