Kisah 'Beranak Dalam Kubur' versi drama musikal akan tayang dalam 3-episode di YouTube IndonesiaKaya pada 6, 7, dan 8 November 2023 pukul 19.00 WIB.
Beranak dalam Kubur sudah tentu tidak asing bagi pecinta film horor Indonesia. Film yang kali pertama dirilis pada awal 1970-an ini melambungkan nama legenda film nasional Suzanna, dan dibuat ulang pada 2007 dengan Luna Maya sebagai pemeran utama. Kini, kita bisa menikmati kisahnya dalam format drama musikal.
Beranak Dalam Kubur versi drama musikal akan tayang dalam tiga (3) episode di YouTube IndonesiaKaya pada 6, 7, dan 8 November 2023 pukul 19.00 WIB. Ini merupakan kolaborasi antara Indonesia Kaya dengan BOOW Live dan Kelompok Sandiwara Sunda Miss Tjitjih.
Judul boleh sama, tapi alur ceritanya berbeda. Indonesia Kaya mengangkat kembali Beranak dalam Kubur dengan kisah yang diadaptasi langsung dari naskah orisinal milik Kelompok Sandiwara Sunda Miss Tjitjih. Kisah ditulis dan dipentaskan dalam format teater pertama kali pada 1960-an.
Kisah tersebut berlatar era Kerajaan Jenggala. Tentang seorang rakyat biasa bernama Ratnasih yang menikah dengan anak raja, Jayeng Pati. Alih-alih menjalani hidup dengan bahagia, nasib Ratnasih berakhir tragis.
“Cerita Beranak Dalam Kubur itu panjang. Tantangannya, kita harus realistis karena hanya punya waktu tiga hari syuting,” ungkap sutradara Bayu Pontiagust.
Alhasil, cerita dari naskah drama 12 babak itu pun dipadatkan oleh tim kreatif dan penulis naskah. Beranak Dalam Kubur versi musikal ini ditulis kembali oleh Titien Wattimena dan Deliesza Tamara.
Selain itu, lanjut Bayu, ada dua hal lain yang jadi tantangan dalam produksi ini. Pertama, mereka sengaja tidak memilih set panggung pertunjukan atau studio, tapi real set. Adegan peperangan dilakukan di luar ruangan. Sementara adegan-adegan indoor disusun di satu ruangan yang dibagi ke dalam beberapa set lokasi seperti kamar tidur ataupun aula kerajaan.
Kedua, meramu cerita horor dengan konsep musikal. Tentu saja, diperlukan eksperimen yang kuat agar esensi musikal dan horor bisa berpadu di tiap-tiap adegan. Bayu mengakui, ini pengalaman eksplorasi yang baru dan cukup menantang.
Kelompok Sandiwara Sunda Miss Tjitjih merupakan kelompok sandiwara asal Sumedang, Jawa Barat. Didirikan sejak 1928, Miss Tjitjih kerap menghadirkan tema cerita yang beragam seperti cerita rakyat, cerita perjuangan, roman, komedi, sampai, horor.
Dalam 95 tahun perjalanannya di dunia seni pertunjukan, banyak kisah sandiwara Miss Tjitjih yang diadaptasi dalam bentuk film seperti Beranak Dalam Kubur dan Si Manis Jembatan Ancol.
Elly Herawati dari Kelompok Sandiwara Sunda Miss Tjitjih mengungkapkan antusiasmenya atas keterlibatan mereka dalam musikal ini, termasuk proses penyertaan bahasa Sunda di banyak adegan dalam cerita. Para anggota kelompok sandiwara ini juga ikut berperan dalam episode terbaru program Indonesia Kaya #MusikalDiRumahAja, yang lahir di masa pandemi.
Selain Kelompok Sandiwara Sunda Miss Tjitjih, tokoh-tokoh Beranak Dalam Kubur juga diperankan oleh Bayu Reswandha (Jayeng Pati), Raka Rahayudin (Jayeng Rasa), Ulan Laumi (Ratnasih), Sri Ayu Winati (Wulandari), Rahma (Sekarwati), Dina C F sebagai Mbah Dukun/Kunti dan Aditya Restu Faturahman sebagai Jayeng Kusuma.
Pertunjukan teater yang sengaja diproses untuk dinikmati secara daring ini pun melibatkan banyak pihak lain seperti Virlan Wana Langgong (co-sutradara film), penata musik Wishnu Dewanta, Fia Cinte dan Imam Mapaso sebagai produser lini, Kubil Alonso selaku asisten sutradara film 1, Putri Indam Kamila selaku asisten sutradara teater, dan koreografer Ayu Gurnitha.