Panggung Strategis bagi Brand Inkubasi Ekraf Menuju Industri Mode Berdaya Saing.
Bali Fashion Trend 2025 kembali menegaskan posisinya sebagai salah satu etalase penting industri mode nasional. Tahun ini, ajang tahunan tersebut menghadirkan sorotan khusus pada penguatan brand fesyen lokal melalui kolaborasi bersama Kementerian Ekonomi Kreatif/Badan Ekonomi Kreatif (Ekraf), dengan menampilkan deretan jenama hasil Program Inkubasi Fesyen 2025.
Bertempat di Bali, perhelatan ini menjadi panggung bagi 12 brand inkubasi terpilih dari Provinsi Bali dan wilayah Jabodetabek yang telah melalui proses pelatihan, pendampingan intensif, serta kurasi ketat. Kehadiran mereka di runway Bali Fashion Trend 2025 menjadi penanda kesiapan brand lokal untuk tampil lebih matang, profesional, dan relevan dengan dinamika industri mode saat ini.
Brand-brand yang tampil meliputi Ceu Kokom Ecoprint, Ghaea Home, Da’poza, Opie Ovie, Suwari Loka, Srihanna, Guts Etnik, Milioki, Etiesta, Mierto, Amod Bali, Batik Marunda, dan Deden Siswanto for MYMD. Masing-masing hadir membawa identitas yang kuat, memadukan kekayaan budaya Nusantara dengan pendekatan desain kontemporer yang adaptif terhadap tren global
Program Inkubasi Fesyen 2025 sendiri dirancang sebagai ruang pengembangan komprehensif bagi brand lokal. Tidak hanya berfokus pada estetika desain, program ini menitikberatkan pada penguatan strategi bisnis, pengembangan konsep koleksi, teknik penyajian fesyen, hingga storytelling brand.
Sepanjang proses inkubasi, para peserta mendapatkan pendampingan langsung dari mentor, desainer profesional, pelaku industri, dan akademisi sebelum akhirnya terpilih untuk tampil di panggung Bali Fashion Trend 2025.
Di atas runway, setiap jenama menampilkan eksplorasi yang beragam—mulai dari pemanfaatan material tekstil lokal, pembacaan tren fesyen terkini, kesiapan fashion show dan photoshoot, hingga pengembangan desain dan pemanfaatan teknologi seperti AI dalam proses branding.
Kolaborasi ini menjadi refleksi komitmen Kementerian Ekonomi Kreatif/Badan Ekonomi Kreatif dalam mendorong brand lokal agar tumbuh secara kreatif sekaligus kompetitif, baik di pasar domestik maupun global.
“Melalui program Inkubasi Fesyen 2025 ini, kami ingin memfasilitasi brand lokal agar dapat naik kelas melalui penguatan desain, konsep bisnis, serta daya saing industrinya,” ujar Romi Astuti selaku Direktur Fesyen, Kementerian Ekonomi Kreatif/Badan Ekonomi Kreatif. “Kami percaya bahwa jenama yang tampil hari ini membawa potensi besar bagi masa depan industri kreatif Indonesia.”
Sebagai platform mode tahunan yang konsisten mengangkat budaya dan kreativitas lokal, Bali Fashion Trend 2025 diharapkan menjadi titik awal bagi para brand inkubasi untuk menjangkau pasar yang lebih luas.
“Tak hanya membuka akses jaringan industri, ajang ini juga memberi ruang eksposur media yang penting dalam membangun karakter dan positioning brand di tengah persaingan industri fesyen,” kata dia, menambahkan.
Energi Baru Industri Fashion Nasional
Program Inkubasi Fesyen 2025 yang digagas oleh Kementerian Ekonomi Kreatif/Badan Ekonomi Kreatif merupakan langkah strategis dalam memperkuat ekosistem mode nasional. Selama masa pelatihan dan pendampingan, peserta dibekali pelatihan intensif mencakup desain kreatif, analisis pasar, produksi, branding digital, hingga persiapan runway showcase.
Hasilnya adalah terpilihnya brand-brand yang siap membawa energi baru bagi industri fesyen Indonesia. Dengan tampilnya koleksi dari Ceu Kokom Ecoprint, Ghaea Home, Da’poza, Opie Ovie, Suwari Loka, Srihanna, Guts Etnik, Milioki, Etiesta, Mierto, Amod Bali, Batik Marunda, dan Deden Siswanto for MYMD, Bali Fashion Trend 2025 menjadi bukti bahwa talenta kreatif Indonesia memiliki kualitas dan karakter yang layak bersaing di panggung mode yang lebih luas.(***)