12-tahun-galeri-indonesia-kaya-kala-nyala-dan-lautan-merah-putih
| Dok. Bakti Budaya Djarum Foundation
Art & Culture
12 Tahun Galeri Indonesia Kaya: Kala, Nyala, dan Lautan Merah Putih
Devy Lubis
Tue, 14 Oct 2025

Memasuki akhir pekan ketiga perayaan ulang tahun ke-12 bulan ini, Galeri Indonesia Kaya kembali memanjakan pecinta seni dengan rangkaian pertunjukan yang memadukan kedalaman makna dan kekuatan artistik. 

Setelah Teater Koma dan Bengkel Tari Ayu Bulan membuka perayaan dengan semangat tradisi dan legenda, giliran Titimangsa Foundation menghadirkan karya teatrikal yang penuh pesan kehidupan bertajuk ‘Kala & Nyala, Dua Penjaga Tungku Kehidupan’ pada Sabtu, 18 Oktober 2025.

Pertunjukan alegoris bernuansa fantasi ini mengajak penonton menelusuri perjalanan spiritual dua penjaga dunia — Kala, sang penjaga waktu, dan Nyala, sang penjaga semangat. Mereka berusaha menghidupkan kembali sumbu api kehidupan yang nyaris padam akibat manusia melupakan tiga hubungan utama: dengan Tuhan, sesama, dan alam. 

Di tangan Titimangsa, kisah ini bukan sekadar tontonan, tetapi juga renungan tentang makna eksistensi dan keterhubungan manusia dengan akar budayanya.

Ketika Teater Bicara tentang Luka dan Perlawanan

Keesokan harinya, pada 19 Oktober 2025, Unlogic Teater —kelompok teater yang lahir dari semangat para seniman perempuan— mengguncang panggung Galeri Indonesia Kaya dengan pementasan ‘Nyai Hariri’. Berlatar kampung Jakarta tahun 1902, kisah ini menyorot cinta, dendam, dan kekuatan perempuan dalam menghadapi tradisi yang kerap mengekang.

Lewat visual teater modern yang memadukan layar panggung dan aksi langsung, Unlogic menghadirkan pengalaman pertunjukan yang imersif dan puitis. Kisah tragis Nyai Hariri yang bangkit menuntut keadilan setelah kematiannya menjadi simbol perlawanan terhadap kekerasan dan ketidakadilan gender, disampaikan dengan estetika khas yang menjadi ciri kelompok ini.

Kisah Heroik dan Jejak Jose Rizal Manua

Sebagai penutup bulan perayaan, Galeri Indonesia Kaya mempersembahkan ‘Lautan Merah Putih’ karya Teater Tanah Air pada Sabtu, 25 Oktober 2025. Dalam tangan kreatif Nunum Raraswati, kelompok teater anak legendaris ini menghidupkan semangat Sumpah Pemuda melalui kisah heroik sekelompok anak yang berjuang mengibarkan bendera merah putih di tengah ancaman raksasa.

Dengan gaya pementasan yang segar dan penuh imajinasi, anak-anak itu mengajarkan bahwa keberanian, persatuan, dan cinta tanah air adalah kekuatan yang mampu mengalahkan ketakutan apa pun. Tidak heran, Teater Tanah Air — di bawah bimbingan Jose Rizal Manua — telah dikenal luas hingga mancanegara dan mengantongi berbagai penghargaan, termasuk Satyalancana Wira Karya dari Presiden Republik Indonesia serta rekor MURI sebagai grup teater anak dengan penghargaan internasional terbanyak.

Dua Belas Tahun yang Menyala

Menutup perayaan sepanjang Oktober, Galeri Indonesia Kaya bukan sekadar merayakan usia, tetapi juga menegaskan kembali visinya sebagai ruang hidup bagi seni pertunjukan Indonesia.

“Kami berharap berbagai program yang dihadirkan Galeri Indonesia Kaya akan terus menginspirasi dan menjadi ruang tumbuh bagi seniman serta masyarakat untuk mencintai seni pertunjukan Indonesia,” tutur Renitasari Adrian, Program Director Galeri Indonesia Kaya.

Dengan dukungan para seniman, Sahabat Indonesia Kaya, dan penikmat seni dari berbagai penjuru, Galeri Indonesia Kaya terus menjadi tungku yang menjaga nyala api kebudayaan Indonesia — tempat di mana tradisi dan inovasi berpadu, dan di mana setiap langkah di panggung adalah perayaan atas keberagaman dan semangat bangsa. ***

TERKAIT12 Tahun Galeri Indonesia Kaya: Merawat Tradisi, Menyemai Inovasi

Share
Sample Banner 1

Pilihan Redaksi

Berita Terpopuler

Berita Terbaru