Dikelilingi perbukitan eksotik, Pantai Atuh adalah surga tersembunyi sebenarnya Nusa Penida. Hangatnya momen matahari terbit berpadu dengan pantai berpasir putih dan batu karang ikonik.
Dikelilingi perbukitan eksotik, Pantai Atuh adalah surga tersembunyi sebenarnya Nusa Penida. Hangatnya momen matahari terbit berpadu dengan pantai berpasir putih dan batu karang ikonik.
Pantai Atuh menjadi tujuan utama kali ini di Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Bali. Pantai ini merupakan salah satu lokasi favorit wisatawan asing maupun lokal. Sebelumnya saya sempat pula meniatkan diri menuju pantai ini, namun apa daya, keterbatasan waktu di Nusa Penida membuat niat harus diurungkan untuk mengunjungi pantai ini.
Setelah beristirahat sejenak di homestay di kawasan Sampalan, I Kadek Darmada, pemilik homestay langsung memberi petunjuk ke arah pantai ini. "Sebenarnya ke Pantai Atuh lebih enak saat matahari terbit, karena lokasinya di timur dan pantai juga masih surut. Kalau sedang surut, terumbu karang di tepi pantainya sangat bagus jadi tidak perlu snorkeling kamu juga bisa mendekat ke karang bolongnya," ujar pria yang memang sudah sejak kecil tinggal di Nusa Penida ini.
Informasi dari Bli Kadek, membuat saya bisa istirahat lebih tenang, mengingat saya datang kondisi sedang hujan lebat. Sembari berharap besok subuh cuaca cerah, saya mempersiapkan fisik untuk bangun lebih pagi agar kondisi fit. Setelah beristirahat semalam, bintang bertaburan menandakan cuaca yang cerah, dan tepat pukul 04:00 kendaraan langsung saya pacu menuju Pantai Atuh.
Matahari Terbit Pantai Atuh
Setelah memacu motor selama kurang lebih 45 menit, motor saya parkirkan di tanah lapang yang luas. Menuju Pantai Atuh memang sedikit membingungkan, mengingat ada dua jalur menuju pantai ini. Tetapi keduanya tetap menuju pantai yang sama, hanya saja dibedakan oleh tebing. Kalau jalan yang saya pilih, bermuara di Bukit Labuhampuak.
Dari Bukit Labuhampuak, bisa menikmati detik-detik matahari terbit dengan foreground karang dan background Pulau Lombok yang misterius di garis horison. Hempasan angin dari atas bukit mengiringi momen matahari yang muncul perlahan dari ufuk timur. Semburat jingga lasap-lasap menghilang seiring meningginya matahari. Sebuah momen yang selalu jadi perenungan dan rasa syukur saya terhadap alam ini.
Setelah menikmati matahari terbit dari atas Bukit Labuhampuak, baru sama mulai menuruni bukit untuk menuju Pantai Atuh. Saya harus menuruni tebing karang setinggi sekitar 100m dan melewati anak tangga yang sudah dibangun oleh pengelola. Perlu ekstra hati-hati saat menuruni bukit ini, karena anak tangga yang harus dilewati terbilang cukup tinggi.
Dari garis pantai ini segala pesona Pantai Atuh muncul satu persatu. Air laut yang sedang surut, membuat beberapa terumbu karang terlihat jelas. Sayangnya terumbu karang saat ini berkurang drastis dibanding 3 tahun yang lalu. Oleh karena itu, berhati-hati dalam melangkah jadi pilihan terbaik agar tidak menginjak terumbu karang yang masih hidup sehingga keindahannya bisa terus lestari.
Panorama Dari Bukit Labuhampuak
Bukit Labuhampuak menjadi titik tertinggi untuk menikmati pemandangan alami ujung timur pulau Nusa Penida ini. Dari atas bukit ini saya juga bisa melihat sebuah teluk dengan dominasi batu karang berukuran besar. Oleh warga sekitar, teluk berpasir putih ini dinamakan Teluk Titibahu. Susunan batu karang dan tebing yang horizontal seakan mengingatkan saya pada kokohnya bukit di The Twelve Apostles, Victoria Australia.
Menariknya kini wisatawan bisa menuruni bukit ini setelah dibuat tangga oleh pengelola. Alhasil, semakin banyak wisatawan datang dan mengabadikan momen dari tangga ini sehingga viral di media sosial. Di Teluk Titibahu juga jadi penambah atraksi pantai ini. Setelah menuruni anak tangga, wisatawan bisa berfoto sembari bermain ayunan yang langsung mengarah ke pantai.
Pun begitu dengan pantainya, walau berombak besar dan tidak bisa direnangi, karang-karang di tepian pantainya jadi wahana berswafoto dengan latar tebing menawan. Di tepian pantainya, wisatawan asing berjemur sembari mendengar deburan ombak yang kadang menggelegar. Suasana yang tenang dan cocok sebagai tempat bersantai.
Tidak hanya lewat Teluk Titibahu, rumah pohon dengan bentang alam menawan Teluk Titibahu juga jadi atraksi yang viral di media sosial. Namanya Rumah Pohon Molenteng, lokasinya berada di pohon yang kuat dan tinggi. Terbuat dari kayu dan beratap jerami, rumah pohon ini menjadi daya tarik wisatawan yang datang.
Walau penampilan rumah seluas 4x4 itu nampak sederhana, tetapi suguhan pemandangan yang ditampilkan tidak sesederhana itu. Posisi rumah yang menghadap ke Pantai Atuh, membuat siapa saja yang naik ke atas akan disuguhkan pemandangan yang menakjubkan. Dari atas rumah, wisatawan akan disapa dengan view lautan biru, pulau kecil yang berada di tengah pantai, serta dilengkapi dengan tebing tinggi dan langit biru yang sangat indah.
Lengkap rasanya menelusuri pantai di ujung timur Nusa Penida ini. Eksotisnya bukit dan karang berpadu dengan jernihnya pantai dan syahdunya momen matahari terbit pantai ini. Pantai ini memberikan sentuhan magis bagi keseluruhan pesona Nusa Penida. Serasa hati terpatri di pantai ini, suatu saat saya pasti akan kembali.