"Itu adalah pertandingan terakhir saya bersama tim nasional dan ini sangat emosional, Anda bisa membayangkannya."
Dalam permainan sepak bola, peran seorang pelatih krusial dan menjadi kunci utama perjalanan sebuah tim dalam kompetisi. Gagal atau berhasilnya tim menjadi tanggung jawab sang konduktor lapangan hijau.
Turnamen Piala Dunia 2022 Qatar jadi saksi, sebagai bagian dari cerita pilu yang menjadi sorotan publik sepak bola. Dua pelatih tim nasional - Tata Martimo yang menahkodai Timnas Meksiko dan Roberto Martinez yang menukangi Timnas Belgia - turut menjadi tumbal seiring kegagalan skuad masing-masing melangkah lebih jauh.
Berbicara usai Meksiko secara dramatis tereliminasi dari turnamen Piala Dunia 2022, Rabu (30/11), Martimo mengatakan kontraknya berakhir setelah El Tri gagal melangkah ke babak 16 besar.
"Kontrak saya berakhir segera setelah wasit meniup peluit panjang," kata Martino dinukil FIFA.com, Sabtu (03/12).
Meksiko mengalahkan Arab Saudi dengan skor 2-1 pada laga penentu Grup C. Mereka meraih empat poin setelah sebelumnya imbang 0-0 melawan Polandia dan kalah 2-0 dari Argentina. Namun, itu tidak cukup untuk maju ke babak sistem gugur karena perbedaan selisih gol.
Meksiko telah mencapai babak sistem gugur di tujuh Piala Dunia secara berturut-turut, terakhir kali gagal mencapai titik tersebut pada tahun 1990 (dilarang dari turnamen). Namun, mereka juga selalu kalah di babak 16 besar.
"Saya orang pertama yang bertanggung jawab atas kekecewaan dan frustrasi yang mengerikan yang kami alami. Saya sepenuhnya bertanggung jawab atas kegagalan besar ini," ujarnya.
Serupa, pelatih Timnas Belgia Roberto Martinez juga kehilangan jabatannya setelah "Setan Merah" lengser dari Piala Dunia Qatar.
"Itu adalah pertandingan terakhir saya bersama tim nasional dan ini sangat emosional, Anda bisa membayangkannya," kata pelatih asal Spanyol itu dalam konferensi persnya. "Ini luar biasa."
Martinez menahkodai timnas selama enam tahun dan gagal mengantarkan Belgia lolos ke babak 16 besar Piala Dunia 2022 usai bermain imbang 0-0 melawan Kroasia di Stadion Ahmed bin Ali, Kamis (01/12).
Bagi Belgia, kegagalan di turnamen bergengsi menambah panjang catatan buruk tim yang disebut-sebut sebagai generasi emas. Pencapaian terbaik generasi emas Belgia itu adalah peringkat ketiga di Piala Dunia 2018 di Rusia.
Sementara di Piala Eropa, Belgia hanya mencapai perempat final Euro 2016 dan 2020. ***