Pengalaman musikal sinematik yang megah dan gigantik akan hadir di Jakarta menjelang akhir tahun ini. Konser musik dari film ‘The Lord of the Rings’ bertajuk senada ‘The Lord of the Rings: The Fellowship of the Ring in Concert Live in Jakarta’ digelar di JIEXPO Grand Theater pada 20 September 2025.
Penonton dapat menikmati film lengkap yang diproyeksikan melalui layar raksasa, dengan diiringi orkestra live yang memainkan musik ikonik Howard Shore. Perpaduan unik konser sinematik ini akan membawa Anda ke middle-earth dengan setiap nada dan adegan dari salah satu film fantasi terbesar sepanjang masa tersebut.
Berikut 5 alasan Anda tidak boleh melewatkan kesempatan menarik ini:
1. Mahakarya Howard Shore ditampilkan secara langsung
Howard Shore adalah salah satu komponis ternama masa kini, dengan karir yang mencakup lebih dari 100 score film dan kolaborasi bersama sutradara-sutradara besar seperti Peter Jackson, David Cronenberg, dan Martin Scorsese.
Karya legendarisnya untuk trilogi ‘The Lord of the Rings’ telah mengantarkannya meraih tiga penghargaan Academy Awards®, empat Grammy®, dan dua Golden Globes, menjadikannya sosok penting dalam sejarah musik film.
Dalam pertunjukan orkestra ini, original skor pemenang Oscar® karya Shore akan dihidupkan kembali melalui penampilan langsung orkestra penuh dan paduan suara—mengubahnya dari sekadar musik latar menjadi narasi emosional yang kuat dan membenamkan Anda sepenuhnya ke dalam dunia middle-earth. Dari melodi Celtic yang lembut milik para Hobbit, harmoni etereal kaum Elf, hingga hentakan taiko yang menggelegar dari para Orc—setiap nada dipenuhi dengan kekuatan penceritaan.
2. Pertunjukan epik yang emosional dan penuh dengan keajaiban musik
Musik dari ‘The Lord of the Rings’ dianggap sebagai salah satu karya musik film yang paling kompleks dan menyeluruh. Pertunjukan yang unik ini menghadirkan skor musik secara langsung seiring dengan penayangan film, namun membiarkan musiknya yang menjadi pusat cerita—menciptakan pengalaman pertunjukan musik secara langsung yang benar-benar baru dan emosional.
Pada tahun 2003, Howard Shore memimpin New Zealand Symphony Orchestra and Chorus dalam penayangan perdana secara global ‘The Lord of the Rings Symphony’ di Wellington. Sejak saat itu, ‘Symphony’ dan pertunjukan ‘The Lord of the Rings – Live to Projection’ telah dipentaskan lebih dari 500 kali oleh orkestra-orkestra paling prestisius di dunia.
3. Dihidupkan di panggung oleh ratusan musisi serta visual yang menawan
Pertunjukan orkestra musik ini bukan hanya menyajikan musik— atmosfer middle-earth secara utuh dihadirkan melalui suara, bahasa, dan harmoni. Dibawakan langsung oleh lebih dari 100 musisi Twilite Orchestra dan 150 anggota paduan suara, pengalaman ini akan membawa Anda menyelami semesta Tolkien dengan cara yang belum pernah Anda rasakan sebelumnya.
Vokal dalam bahasa ciptaan J.R.R. Tolkien seperti Quenya, Sindarin, Khuzdûl, hingga Black Speech akan mengisi panggung, menghadirkan kekayaan linguistik dan budaya middle-earth secara otentik.
Dipadukan dengan instrumen langka dan komposisi musik yang kompleks, setiap detik konser ini adalah perayaan lintas budaya, lintas dunia—dan semuanya dimainkan secara langsung, di hadapan mata dan telinga Anda.
4. Legenda heroik dari buku legendaris menuju pertunjukan spektakuler
Semuanya dimulai pada tahun 1954, ketika ‘The Fellowship of the Ring’ karya J.R.R. Tolkien—buku pertama dari trilogi epik ‘The Lord of the Rings’—pertama kali diterbitkan. Karya Tolkien memberikan pengaruh mendalam bagi generasi pembaca, dan bagi banyak orang, menjadi simbol klasik dari pertarungan antara kebaikan dan kejahatan.
Dalam berbagai jajak pendapat global, buku ini bahkan dinobatkan sebagai ‘Book of the Century’. Tolkien menciptakan standar baru untuk genre epik modern, membangun dunia yang benar-benar baru, kaya akan detail, dan penuh semangat.
5. Perayaan dari karya fantasi terbesar sepanjang masa
The Lord of the Rings bukan hanya kisah tentang sihir dan petualangan. Ini adalah cerita tentang persahabatan, keberanian, dan harapan di tengah kegelapan.
Tolkien menciptakan dunia yang menggugah imajinasi jutaan orang selama puluhan tahun, dan kini dunia itu hidup kembali lewat kolaborasi luar biasa antara sinema dan live orkestra. Sebuah pertunjukan bukan sekadar pertunjukan—ini adalah perayaan dari sebuah dunia yang telah mengubah sejarah sastra, sinema, dan musik.(*)