showcase-in2mf-2024-koleksi-yang-meleburkan-kekayaan-alam-dan-warisan-tradisi
Koleksi label lokal dipamerkan dalam perhelatan Indonesia Internasional Modest Fashion Festival (IN2MF) di Paris, Prancis, 7 September 2024. | DOK : INDONESIAN FASHION CHAMBER
Fashion
Showcase IN2MF 2024: Koleksi yang Meleburkan Kekayaan Alam dan Warisan Tradisi
Devy Lubis
Fri, 27 Sep 2024

Sejumlah desainer modest fashion dan label busana lokal ambil bagian dalam showcase Indonesia Internasional Modest Fashion Festival (IN2MF) di Paris, Prancis, 7 September 2024. Penyelenggaraan tahun kedua IN2MF ini bertepatan dengan ajang Who's Next yang berlangsung di Porte de Versailles, 8-10 September 2024.

Dian Pelangi menampilkan koleksi bertema ‘Street Style Parisian’. Dalam koleksi ini, Dian memadukan gaya kasual modern dengan sentuhan budaya tradisional melalui penggunaan wastra tenun limar khas Palembang. Setiap detail dalam koleksi ini dirancang dengan teknik tenun dan bordir yang unik, menghasilkan tampilan yang elegan dan memikat.

Penggunaan bahan jeans memberikan nuansa kasual yang menjadi ciri khas koleksi. Tak hanya itu, perilisan koleksi juga dilengkapi aksesori topi dan hijab yang di-styling khusus untuk menciptakan tampilan yang unik dan modis.

Mengusung prinsip sustainable development goals (SDG) khususnya zero waste, Dian Pelangi memanfaatkan kain perca sisa produksi menjadi embellishment berbentuk bunga-bunga.

“Kehadiran Dian Pelangi di IN2MF Paris diharapkan semakin memperkuat posisi brand ini sebagai pelopor modest fashion yang menggabungkan tradisi dan modernitas, sekaligus mendukung keberlanjutan dalam industri fashion,” demikian Indonesian Fashion Chamber dalam pernyataan.

Di ajang yang sama, Brilianto menampilkan koleksi bertema ‘Reunited’ yang bermakna penyatuan kembali. Koleksi ini merupakan hasil dari inisiatif menyatukan potongan-potongan bahan menjadi satu sehingga bisa dipakai kembali. Penggunaan bahan dengan warna, tekstur, dan motif senada dengan wastra Sumatra Selatan yaitu kain jumputan.

Koleksi ini terbilang eksklusif dan limited karena dibuat tangan dengan detail yang rumit, sehingga memiliki nilai artistik yang tinggi. Koleksi ini juga mengajarkan tentang pelestarian lingkungan karena menggunakan banyak material yang ramah lingkungan dan material daur ulang yang diproses dengan baik sehingga memiliki nilai jual tinggi.

Novita Yunus dengan Batik Chic-nya menghadirkan koleksi bertema ‘Indigo Whispers’ yang menggabungkan tradisi, keberlanjutan lingkungan, dan gaya kontemporer. Sang perancang mengambil inspirasi dari warna lautan indigo yang memancarkan keindahan alam Indonesia.

Koleksi ini merupakan hasil dari keterampilan perajin Indonesia yang mengutamakan warisan budaya dan komitmen terhadap keberlanjutan. Itu semua tercermin dalam penggunaan bahan ramah lingkungan dan praktik produksi yang etis.

Kain ecoprint sutera yang mewah dipadu sutera Garut untuk menciptakan busana elegan, dilengkapi detail bordir yang rumit. Didesain untuk wanita modern, koleksi ini mencakup berbagai jenis pakaian seperti kaftan, outer, blouse, dress, dan celana, serta menggunakan teknik Kanoko dan menghadirkan ansambel yang chic dan serbaguna.

Palet warna diambil dari kedalaman lautan, meliputi indigo yang dalam, nuansa biru, dan ungu yang menenangkan, menonjolkan keindahan alami yang memikat.

Dari Jalinan Benang Lungsi sampai Detail Sulam Eksklusif. Alam Indonesia masih menjadi inspirasi penting bagi desainer lain seperti Itang Yunasz dan Yeti Topiah. Yece by Yeti Topiah menampilkan koleksi bertema ‘Beusea’. Koleksi ini terinspirasi dari kekayaan bawah laut Indonesia.

Laut Indonesia merupakan wilayah dengan keanekaragaman terumbu karang tertinggi di dunia. Mengacu pada terumbu karang laut yang berbentuk geometri, koleksi ini menggunakan kain tenun Indonesia dengan ciri yang sama.

Kekayaan biota laut yang beragam warna tetapi hidup selaras dan harmonis turut menginspirasi koleksi ini yang menggunakan wastra berupa tenun troso Jepara. Tenun adalah kain yang dibuat dengan teknik menggabungkan benang secara memanjang (disebut benang lungsi) dan melintang (disebut benang pakan) secara bergantian.

Koleksi casual modest wear ini mengaplikasikan style tahun 1960-an dengan siluet A dan geometris dalam bentuk padu padan mini dress dan mini skirt minimalis. Warna cerah dan motif kontemporer dipilih untuk memperkaya koleksi.

Detail sulaman memberi kesan eksklusif pada koleksi ini. Warna yang diambil dari alam semesta yang memberikan suasana tenang dan nyaman.

Itang Yunasz menghadirkan koleksi bertema ‘Arunika’ yang diambil dari bahasa Sanskerta dengan arti ‘cahaya fajar’. Koleksi ini melambangkan awal yang baru, harapan, dan keindahan yang muncul saat matahari terbit.

“Arunika dikaitkan dengan Pulau Bali yang terkenal memiliki keindahan alam, budaya, dan wastra seperti kain songket dengan keragaman motifnya,” ungkapnya.

Koleksi ini mengadaptasi elemen tradisional dan sentuhan modern. Setiap desain menggabungkan kemewahan bahan premium dengan keunikan motif songket Bali, menciptakan busana yang tak hanya menonjolkan estetika, namun juga sarat makna budaya.

“Sebuah perayaan keindahan dan kekayaan budaya Bali yang diwujudkan dalam setiap siluet busana yang memesona, serta perpaduan antara desain etnik dan kemewahan yang elegan.”

Koleksi ini memberikan pilihan busana yang menonjolkan siluet feminin dengan detail yang memukau, dari gaun panjang yang anggun hingga blus dengan potongan modern yang tetap mempertahankan kesan elegan. Warna-warna alami yang diambil dari alam Bali, seperti emas, merah marun, dan biru langit, memperkuat nuansa etnik dan kemewahan yang menjadi ciri khas.

Luvnic by Luffi menghadirkan koleksi yang terinspirasi dari suasana dan rasa kehidupan yang diinginkan manusia. Yaitu kebahagiaan, hati yang tenang, suasana yang tenteram, damai, dan alam semesta pun menyambut dengan suka cita.

Penggambaran suasana alam yang tenang, cuaca yang sejuk cerah, air yang mengalir dengan tenang, dan cahaya matahari diaplikasikan melalui karya busana dengan menggunakan warna terang dan energik. Sebut saja biru, kuning, dan putih.

Desain kasual, simple, dengan menggunakan motif batik modern yang diambil dari inspirasi bentuk geometri dari alam semesta yang memberikan suasana tenang dan nyaman.

Runway Debut SS25 dan ‘Second Life’. Perhelatan IN2MF juga menjadi debut Jamilah x Prafito by Tujuh Bersaudara yang meluncurkan koleksi bertema ‘Hanabloem’. Desain kontemporer yang mewah menggunakan wastra Sumatra Selatan menandai koleksi ini.

Kain premium yang terbuat dari tenun, sutra, dan linen bertekstur menjadi sorotan utama dalam koleksi Musim Semi/Musim Panas 2025 ini yang menciptakan tampilan yang unik. Kemewahan yang tercipta dari koleksi ini dirancang dengan memperhatikan pula kenyamanan dengan menggunakan cutting terkini.

Wignyo menghadirkan koleksi bertema ‘Second Life’ sebagai wujud kepedulian terhadap pelestarian lingkungan. Wignyo memanfaatkan potongan kain tenun ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin) yang sebelumnya tidak terpakai dan hanya berakhir sebagai limbah tekstil.

“Melalui eksplorasi desain dengan teknik aplikasi perca, potongan-potongan kain tenun ATBM hasil pengembangan Wignyo seperti spunsilk, tenun full bintik, tenun lurik, tenun salur bintik, dan tenun benang putus, dirangkai menjadi gaya pakaian yang artistik.”

Koleksi yang terdiri dari long dress, blouse, outerwear/cape, rok overslag, dan celana panjang dengan desain timeless serta potongan simetris ini didominasi oleh warna-warna cerah untuk menonjolkan sisi kasual dan energik. Detail ruffle, list warna kontras, kerut, lipit, dan ornamen patchwork dengan nuansa warna terakota, lime green, biru, hijau monokromatis, dan oranye menjadi sorotan aksentuasi koleksi ini. 

BACA JUGA : IN2MF in Paris 2024


Share

Pilihan Redaksi

Berita Terpopuler

Berita Terbaru