Ketika mendengar nama makanan khas Betawi seperti gabus pucung dan kue rangi, tidak sedikit dari kita yang mulai mengernyitkan dahi bukan?
Masyarakat Betawi memiliki khasanah kuliner yang tidak kalah dengan suku-suku lain di Indonesia. Tentu dengan aroma dan rasa khas tersendiri. Beberapa ragam kuliner khas Betawi yang tidak asing di telinga orang awam, seperti nasi uduk dan soto betawi. Namun, ketika mendengar nama makanan khas Betawi seperti gabus pucung dan kue rangi, tidak sedikit dari kita yang mulai mengernyitkan dahi bukan?
Selera Betawi berikutnya adalah nasi uduk. Ya, makanan yang berbahan dasar nasi gurih ini cukup mudah ditemukan di Jakarta dan sekitarnya. Rasa gurih nasi ini karena proses masaknya dicampur dengan santan kelapa. Biasanya, sebagai pendamping nasinya antara lain tempe orek, mie goreng, sambal goreng kentang, telur dadar atau telur balado, kerupuk atau emping goreng, dan ayam goreng. Rasa gurih nasi disantap selagi hangat akan semakin nikmat dengan lauk pendampingnya.
Dodol Betawi
Dodol betawi berwarna coklat kehitaman dengan variasi rasa yang lebih sedikit daripada dodol dari daerah lain. Rasa dodol Betawi hanya terdiri dari ketan putih, ketan hitam, dan durian. Bahan baku pembuatan yang terdiri dari ketan, gula merah, gula pasir, dan santan harus dimasak di atas tungku dengan kayu bakar selama 8 jam. Dodol Betawi umumnya dibuat sebagai penganan khusus untuk pesta, bulan Ramadan, Idul Fitri atau Idul Adha. Karena proses pembuatannya yang rumit, hanya sedikit orang-orang yang ahli membuat dodol Betawi.
Bir Pletok
Bir pletok adalah minuman penyegar khas Betawi yang dibuat dari campuran beberapa rempah, seperti jahe, daun pandan wangi, dan serai. Agar warnanya lebih menarik, orang Betawi biasanya menggunakan tambahan kayu secang, yang akan memberikan warna merah bila diseduh dengan air panas. Walaupun mengandung kata bir, bir pletok ini tidak mengandung alkohol. Masyarakat Betawi banyak mengonsumsinya pada malam hari sebagai penghangat.
Gabus Pucung
Nama makanan khas Betawi ini gabungan dari kata “gabus” yaitu ikan gabus dan “pucung” sebutan untuk kluwek. Olahan masakan berkuah ini sudah mulai sulit ditemukan. Kuahnya berwarna hitam yang berasal dari kluwek. Nah, ikan gabusnya tidak langsung dicampur dengan kuahnya. Terlebih dahulu ikan ini digoreng. Kemudian ditaruh dalam piring atau mangkok dan selanjutnya disiram kuah hitamnya. Aroma harum menyeruak saat dibanjur kuah tersebut. Masakan ini sangat nikmat disantap selagi panas dengan ditambah sambal dan daun bawang.