sandyakala-smara-elok-batik-kudus-koleksi-denny-wirawan
Salah satu rancangan terbaru Denny Wirawan yang dipamerkan dalam peragaan bertajuk 'Sandyakala Smara' di Kudus, Jawa Tengah, 6 September 2023. | DOC. IMAGE DYNAMICS
Fashion
Sandyakala Smara: Elok Batik Kudus Koleksi Denny Wirawan
Devy Lubis
Tue, 12 Sep 2023
Desainer Denny Wirawan memamerkan koleksi terbarunya melalui peragaan tunggal bertajuk Sandyakala Smara di Kudus, Jawa Tengah, 6 September 2023. Pagelaran karya penuh cinta ini membawa kembali batik Kudus kembali ke kota asalnya.

Sandyakala Smara Koleksi Batik Kudus 2023 - 2024 mengajak kita merasakan kisah indah yang terinspirasi dari keelokan kebaya dan kain batik Kudus. Mengambil ciri khas gaya 'kebaya encim' serta kain batik Kudus sebagai padanannya sepanjang dekade 1930-an hingga 1950-an, Denny Wirawan menghadirkan kembali kecintaannya terhadap wastra Indonesia.


Ia memadukan mahakarya para artisan batik yang penuh keindahan dan filosofi, dalam helai-helai busana. Kolaborasi dengan para pembatik binaan Bakti Budaya Djarum Foundation dan para pembatik pesisir di Pekalongan, serta kolaborasi dengan kolektor batik Agam Riyadi, turut memperkaya koleksi kali ini.

“Mengolah batik Kudus kembali menjadi bagian penting dari perjalanan kreatif saya sejak tahun 2015. Tahun ini telah sewindu keindahan Batik Kudus memberikan inspirasi yang membuat saya terus mengeksplorasi dan berkreasi,” ujar desainer Denny Wirawan.


Baginya, koleksi Sandyakala Smara menjadi bentuk dedikasi untuk mengeksplorasi lebih dalam potensi-potensi yang ada pada motif batik Kudus—setelah sebelumnya hadir koleksi Pasar Malam, Padma, dan Wedari.

Di Kota Kudus, popularitas batik yang sudah menjadi komoditas sejak tahun 1500-an. Eksistensi batik Kudus kian berkembang, utamanya pada 1935 hingga dekade 1970-an. Batik yang diproduksi dengan penggarapan yang halus ini seringkali dikenakan oleh kalangan menengah ke atas.


Pada perkembangannya, batik Kudus mulai mengalami kemunduran sejak tahun 1980-an. Kemunduran ini ditandai dengan semakin menurunnya jumlah perajin batik. Muncul batik printing dengan proses pembuatan yang lebih cepat dan harga yang lebih murah.

Tidak mampu beradaptasi, para perajin batik Kudus gulung tikar.

Program binaan dimulai pada 2010. Aktivitas ini menghidupkan kembali geliat para perajin yang sempat alih profesi, sekaligus menempa generasi baru kerajinan batik Kudus. Pada 2015 Bakti Budaya Djarum Foundation mulai berkolaborasi dengan desainer Denny Wirawan untuk mengangkat batik Kudus dengan sentuhan unik dan inovatif.


“Koleksi Sandyakala Smara bukan sekadar busana, tapi juga sebuah perjalanan budaya dan kreativitas yang mempertemukan antara masa lalu dan saat ini dengan harmoni,” kata dia, menandai delapan tahun kolaborasinya dengan Bakti Budaya.

“Sebuah perwujudan serta penghormatan atas warisan keindahan wastra dengan pembaruan yang dikemas dalam estetika yang memukau,” tambahnya.


Pagelaran busana ini diselenggarakan di bawah langit senja yang indah. Lokasinya di rumah adat Kudus Yasa Amrta—yang bermakna kemuliaan abadi.

Rumah adat Kudus yang juga disebut Joglo Pencu merupakan rumah tradisional dengan gaya arsitektur khas dan indah. Bangunannya didominasi ukiran yang tak hanya bersifat dekoratif, tapi juga sarat akan makna filosofis yang mendalam.


Share

Pilihan Redaksi

Berita Terpopuler

Berita Terbaru