pose-kritik-kelas-dan-benturan-sosial-gen-70an
S. Sudjojono: Pose (1975) | Foto Milik Museum MACAN
Art & Culture
POSE: Kritik Kelas dan Benturan Sosial Gen-70an
Devy Lubis
Fri, 03 Jun 2022
Museum MACAN Mempersembahkan POSE, Sebuah Pameran Koleksi dalam Kolaborasi dengan Museum Seni Rupa dan Keramik, Menampilkan Dua Lukisan Penting Medan Seni Rupa Indonesia Tahun 1970an Karya S. Sudjojono.

Fenomena kelas sosial beserta dampaknya agaknya menjadi persoalan 'mendasar' dalam kehidupan masyarakat komunal di berbagai belahan dunia dari masa ke masa. Konflik yang muncul sejatinya sama saja. Hanya, format, bentuk, dan medium-nya terus berubah dan berevolusi. Indonesia pun mengalami pergeseran konflik serupa. Pada zamannya, tepatnya pertengahan era 1970-an, perupa modern art S. Sudjojono turut merekam dan mengabadikan 'metamorfosis kelas' itu ke dalam karya-karyanya.

Kini, beberapa karya fenomenal tersebut dapat kita nikmati dalam pameran seni rupa bertajuk 'POSE' di Museum MACAN, 30 April-18 September 2022. Tajuk pameran diadopsi dari salah satu judul lukisan karya S. Sudjojono dengan nama yang sama, 'Pose' (1975). 

POSE menampilkan pengamatan kritis atas pergelaran kelas sosial, tuntutan akan kenyamanan hidup dari golongan elite akibat pergeseran kuasa negara, keterhubungan pasar, dan budaya konsumerisme. Sejumlah karya bersejarah yang penting dari koleksi Museum Seni Rupa Keramik (MSRK) turut ditampilkan dalam pameran ini, termasuk Maka lahirlah angkatan ‘66 (1966) karya S. Sudjojono. Karya ini berkaitan dengan demonstrasi mahasiswa yang menandai lahirnya masa Orde Baru. 

Pameran ini juga menampilkan Tulisan Putih (1972) karya A. D. Pirous, salah satu pemenang pameran besar seni lukis Indonesia pada tahun 1974, yang menandai peristiwa ‘Desember Hitam’ dan awal mula Gerakan Seni Rupa Baru.

Pameran ini merupakan kolaborasi pertama antara Museum MACAN dan Museum Seni Rupa dan Keramik (MSRK), Jakarta. Kedua institusi telah melakukan pembacaan atas koleksi masing-masing, untuk mengkaji sejarah sosial yang bertautan dengan para perupa modern terkemuka. Bertolak dari inisiatif ini, POSE ingin berbagi pengetahuan dan pengalaman yang penting untuk masyarakat di Jakarta. Karya yang disorot dalam pameran ini di antaranya adalah sepasang karya S. Sudjojono yang menggambarkan medan seni rupa Indonesia pada tahun 1970-an. 

Medan Seni Rupa Indonesia. Pose (1975) ditampilkan bersanding dengan High Level (1970) dari koleksi milik Museum Seni Rupa dan Keramik (MSRK), Jakarta. Karya-karya ini menggambarkan medan seni rupa Indonesia yang menyertakan perupa, kritikus seni, pemilik galeri, dan kolektor sebagai pintu masuk untuk menggambarkan perubahan sosial di Indonesia pada awal masa Orde Baru, yang berfokus pada stabilitas ekonomi dan politik

POSE juga menampilkan sejumlah karya dari koleksi Museum MACAN oleh perupa yang mengamati perubahan dan pergeseran sosial di masyarakat; dari Jepang, Cina, Amerika Serikat, dan Britania Raya, serta menampilkan karya dari A. D. Pirous, Ahmad Sadali, But Muchtar, Damien Hirst, David LaChapelle, I Nyoman Masriadi, Jeff Koons, Keith Haring, Liu Ye, Richard Prince, S. Sudjojono, Srihadi Soedarsono, Takashi Murakami, Tang Zhi Gang, Wang Guangyi, Wang Xin, Yue Minjun, dan Yoshitomo Nara.

Aaron Seeto, Direktur, Museum MACAN mengatakan, “Kepiawaian mengungkap kisah dari para perupa dan masa kehidupan mereka, adalah satu satu fungsi penting sebuah museum seni.”

Senada, Kepala Unit Pengelola Museum Seni DKI Jakarta Sri Kusumawati mengungkapkan bahwa pihaknya mendukung penuh kegiatan ini dengan meminjamkan 3 (tiga) buah karya koleksi. Yaitu Maka lahirlah angkatan ‘66 (1966) karya S. Sudjojono, High Level (1970) karya S. Sudjojono, dan Tulisan Putih (1972) karya A.D Pirous. 

"Semoga pameran ini dapat meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap karya maestro pelukis Indonesia," pungkasnya.

Share

Pilihan Redaksi

Berita Terpopuler

Berita Terbaru