“Kami tidak bisa menutup mata ketika hak asasi manusia dilanggar.”
Paris tidak akan menyiarkan pertandingan Piala Dunia 2022 Qatar di ruang-ruang publik dengan layar lebar. Keputusan tersebut sebagai wujud keprihatinan atas pelanggaran hak-hak pekerja migran dan dampak terhadap lingkungan akibat penyelenggaraan turnamen akbar tersebut.
Paris tidak sendirian. Banyak kota-kota lain di Prancis sudah mendahuluinya memutuskan kebijakan serupa, meskipun Prancis selaku juara bertahan akan terlibat dalam turnamen itu.
Wakil Wali Kota Paris Pierre Rabadan yang bertanggung jawab atas olahraga, membeberkan alasan pemerintah setempat. Ia mengatakan, keputusan untuk tidak menyiarkan pertandingan di ruang publik karena penyelenggaraan Piala Dunia memberi dampak serius, baik lingkungan maupun sosial.
Dalam wawancaranya dengan France Blue Paris, ia menyoroti stadion yang dibangun lengkap dengan AC. Termasuk kondisi fasilitas lainnya untuk menunjang turnamen Piala Dunia 2022 masih harus dipertanyakan.
Rabadan menegaskan, Paris tidak memboikot turnamen sepak bola. Sebaliknya, model penyelenggaraan secara besar-besaran yang difasilitasi Negara Teluk itu bertentangan dengan apa yang ingin diselenggarakan Paris sebagai tuan rumah Olimpiade 2024.
Langkah tersebut dilakukan, meskipun klub sepak bola kota itu - Paris Saint-Germain - dimiliki oleh Qatar Sports Investments.
"Kami memiliki hubungan yang sangat konstruktif dengan klub dan jajarannya, namun itu tidak menghalangi kami untuk menyatakan sikap ketika kami tidak setuju," kata Rabadan dinukil ESPN, Kamis (06/10).
TERKAIT :
- Inilah-32 Negara yang Akan Berlaga di Piala Dunia 2022 Qatar
- FIFA Libatkan Wasit Perempuan Pimpin Piala Dunia Pria di Qatar
Wali Kota Strasbourg Jeanne Barseghian senada. Pelanggaran hak asasi manusia yang masif dan eksploitasi pekerja migran di Qatar menjadi alasan utama untuk tidak menyiarkan pertandingan Piala Dunia di ruang publik.
"Mustahil bagi kami untuk mengabaikan banyaknya kejadian pelecehan dan eksploitasi pekerja migran oleh organisasi non-pemerintah. Kami tidak bisa memaafkan pelanggaran ini, kami tidak bisa menutup mata ketika hak asasi manusia dilanggar," ujarnya.
Barseghian juga prihatin atas dampak terhadap lingkungan akibat berbagai fasilitas yang dibangun untuk menunjang kelancaran tunamen empat tahunan itu.
"Sementara perubahan iklim adalah kenyataan yang gamblang, termasuk kebakaran, kekeringan, dan bencana lainnya, mengorganisir turnamen sepak bola di padang gurun bertentangan dengan akal sehat dan merupakan bencana ekologis," katanya.
Piala Dunia FIFA Qatar 2022 mulai berlangsung pada 21 November dengan memainkan empat pertandinan. ***
BACA JUGA :
10 Pesepak Bola dengan Gaji Tertinggi di Dunia Tahun-2022 bagian-1
10 Pesepak Bola dengan Gaji Tertinggi di Dunia Tahun 2022 bagian-2