pameran-terbaru-museum-macan-voice-against-reason-dibuka-november
Karya perupa India Shilpa Gupta berjudul Threat (2008-2009) dari tumpukan material 4.500 sabun mandi. (Gambar Milik Perupa) | FOTO: DIDIER BAMOSO/MUSEUM MACAN
Art & Culture
Pameran Terbaru Museum MACAN Voice Against Reason Dibuka November
Devy Lubis
Sun, 22 Oct 2023
November menandai pembukaan pameran terbaru Museum MACAN. Pameran bertajuk ‘Voice Against Reason’ akan berlangsung 18 November 2023 hingga 14 April 2024.

Museum menghadirkan karya-karya komisi terbaru, proyek terkini dari perupa ternama, dan karya-karya kontemporer yang mengangkat dialog sejarah seni dari periode modern Indonesia.

Ini merupakan pameran grup besar, melibatkan 24 perupa lintas Asia-Pasifik. Di antaranya berasal dari Indonesia, Jepang, Singapura, Thailand, Australia, Bangladesh, India, dan Vietnam.

Perupa yang terlibat Bagus Pandega, Nadiah Bamadhaj, Chang En Man, Heman Chong, Griya Seni Hj. Kustiyah Edhi Sunarso, Hyphen—, Tom Nicholson with Ary ‘Jimged’ Sendy, Aufa R. Triangga, Nasikin Ahmad, Emiria Soenassa, Galih Johar, Shilpa Gupta, I Ketut Muja, I Wayan Jana, Ika Arista, Jumaadi, dan Khadim Ali.

Berikutnya Meiro Koizumi, Natasha Tontey, Tuan Andrew Nguyen, Mumtaz Khan Chopan, Ali Froghi, and Hassan Ati, Rega Ayundya Putri, S. Sudjojono, Khaled Sabsabi, Kamruzzaman Shadhin, Sikarnt Skoolisariyaporn, Amin Taasha, dan The Shadow Factory.

Apa makna dari bersuara atau berpendapat? Voice Against Reason menggali pertanyaan ini. Pameran ini merajut realitas yang sementara dan rapuh, yang terhubung dengan narasi-narasi pribadi, konteks sejarah, dan tema-tema politik, serta geografi, semua melalui sudut para perupa kontemporer terkemuka.

Lebih dari sekadar pameran, Voice Against Reason adalah sebuah proyek yang dilengkapi dengan rangkaian diskusi, program kuliah terbuka, dan program-program publik.

Rangkaian acara ini direncanakan akan berlangsung sepanjang periode pameran, serta dirancang untuk memperdalam keterlibatan audiens dengan karya seni dan tema-tema yang digagas.

Acara diselenggarakan oleh tim Kuratorial dan Edukasi Museum MACAN, dengan dukungan ko-kuratorial dari Putra Hidayatullah dan Rizki Lazuardi.

Keterlibatan dinamis perupa, karya, dan pengunjung. Direktur Museum MACAN Aaron Seeto memastikan Voice Against Reason menghadirkan deretan perupa terkemuka dari seluruh Asia.

“Pameran ini dimulai dari gagasan bahwa perupa membantu kita dalam menyuarakan dan memberi bentuk pada isu-isu dan ide-ide yang terkadang bergolak di bawah permukaan, atau yang mungkin berlawanan dengan arus,” ungkapnya.

Di masa ini, lanjut Aaron, teknologi terkadang dapat menimbulkan konformitas. Pun penulisan sejarah yang menyamarkan pengalaman individu dan pribadi yang berbeda. Maka, berbicara atau mengungkapkan pendapat adalah hal yang penting agar kita dapat melihat lingkungan sekitar dengan cara yang lebih kritis.

“Selama lebih dari 12 bulan, kami telah bekerja sama dengan para perupa dalam mengembangkan dan mengkomisi sejumlah karya baruberupa instalasi, video, dan performans, yang akan dipamerkan bersamaan dengan karya-karya besar oleh para perupa dari seluruh regional Asia,” terangnya.

Voice Against Reason digagas tidak hanya sebagai sebuah pameran, namun sebagai sebuah wadah keterlibatan yang dinamis antara perupa, karya, dan pengunjung, yang diaktivasi melalui wicara, kuliah umum, dan presentasi selama periode pameran berlangsung.
Share

Pilihan Redaksi

Berita Terpopuler

Berita Terbaru