menikmati-dua-sisi-tokyo-di-asakusa-dan-akihabara
Jejeran rapi kios kios tradisional di ‘Nakamise Dori’ Asakusa | Photo Muh. Zulkifli Mochtar
Destination
MENIKMATI DUA SISI TOKYO DI ASAKUSA DAN AKIHABARA 

By Muhammad Zulkifli Mochtar
Wed, 16 Aug 2023
Sulit membantah bahwa Jepang selalu menarik.

Saya sering ditanya teman di Indonesia kapan waktu terbaik wisata ke Jepang? Jawaban saya selalu sama; negara ini tepat dan menarik dikunjungi setiap saat. Jepang punya empat musim yakni haru musim semi, natsu musim panas, aki musim gugur dan fuyu musim dingin. Keberagaman musim dengan corak nuansa berbeda ini justru menjadi magnet daya tarik. Musim gugur bulan September – November misalnya, seluruh penjuru Jepang daun akan berwarna merah, kuning, keemasan. Musim panas bulan Juni – Agustus, sangat banyak festival tradisional matsuri dan pesta kembang api. Saat musim dingin, Hokkaido misalnya, sangat menarik untuk wisata salju terutama bagi pasangan muda atau yang lagi honeymoon. Makanan, cara berpakaian, festival dan jenis wisata juga berbeda setiap musimnya. Ya, setiap saat selalu mengasyikkan. Tergantung sensasi apa yang ingin anda nikmati.

Tapi mayoritas teman ternyata sangat penasaran wisata saat musim semi. Magnet terbesarnya kecantikan bunga sakura. Saat itu sakura berwarna putih, merah jambu atau kuning tergantung spesiesnya memang merekah bermekaran di seluruh penjuru kota. Udara juga pas: suhu antara 10 - 20 derajat celcius. Tidak panas, tidak terlalu dingin, simbol suasana hangat setelah beberapa bulan temperatur rendah bahkan minus derajat di beberapa tempat. Serasa menghirup udara baru. Haru juga simbol berbagai suasana baru seperti sotsugyou wisuda penamatan, tahun ajaran baru sekolah, masuk kerja baru dan banyak lagi. Warga Jepang sibuk dipenuhi beragam harapan baru. Entah mengapa perasaan juga seakan jadi hangat, ceria dan cerah. 

Saya juga sering ditanya teman, area mana wajib dikunjungi jika berwisata ke Tokyo? Jawaban juga sama: semua area Tokyo menarik dan instagrammable spots. Entertainment area di Kabukicho Shinjuku dan Shibuya, youth culture dan fashion stores di Harajuku, shopping di Ginza, traditional old townscape area di Asakusa, electric town di Akihabara, berbagai museum di Ueno, view of Tokyo Bay di Odaiba, hiking menikmati Takao Mountain dan banyak lagi. 

Saya pribadi sangat menyenangi dua tempat. Bisa saja anda keliling Tokyo, tapi jangan lupa singgah, menjelajah dan berfoto untuk media sosial anda di tempat ini. Yang pertama adalah Asakusa - satu spot wisata suasana kota tua di Tokyo. Jika dari Tokyo station, Asakusa station bisa dicapai sekitar 18 menit dengan kereta JR Yamanote line hingga Kanda station, lalu disambung Ginza Line. Pilihan access Asakusa Line juga ada. Keluar dari stasiun Asakusa, traditional rickshaw tour terlihat melintas. Juga segera tampak giant lantern hangs ‘Kaminarimon Gate’ sebagai pintu utama Sensoji Temple atau Asakusa Kannon Temple. Kuil Budha ini adalah kuil tertua di Jepang, disebut sudah ada sejak tahun 645. Sangat ramai pengunjung setiap saat. Jika anda datang saat hari dewasa ‘Seijin shiki’ atau perayaan spesial lain, biasanya dipenuhi remaja pria wanita yang berkimono dan berhakama. 


Suasana oldtown di sekitar Sensoji Temple. Photo Muh. Zulkifli Mochtar

Suasana oldtown masa Era Edo terasa di kawasan ini. Setelah melewati ‘Kaminarimon Gate’ di sisi kiri kanan terlihat jejeran rapi menarik kios kios tradisional dan bisnis kecil yang mayoritas sudah berusia lama. Dikenal sebagai Nakamise Dori. Tentang kawasan ini, sebuah berita muncul di akhir Juli dua tahun lalu tentang sebuah toko kecil penjual manisan Kinryuzan yang tutup. Toko kecil tutup, mengapa bisa jadi berita? Kinryuzan ternyata dianggap salah satu toko legendaris dan tertua di kawasan ‘Nakamise Dori’. Ternyata toko ini sudah ada sejak tahun 1675. 

Ya, mungkin tidak banyak yang tahu bahwa Jepang bukan hanya punya puluhan ribu penduduk usia lansia 100 tahun keatas, tapi ternyata juga punya lebih dari 33.000 bisnis perusahaan yang berusia lebih dari satu abad, menurut data riset Teikoku Bank tahun 2019. Laporan Bank of Korea di tahun 2008 juga menemukan, dari 5.586 perusahaan tua berusia lebih 200 tahun di dunia, 56 persen atau 3.146 perusahaan ada di Jepang. 


Akihabara Electric Town di Akihabara Photo Muh. Zulkifli Mochtar

Kawasan favorit kedua saya adalah Akihabara. Ada teori bila wanita gemar barang fashion, umumnya pria menyenangi electronic goods. Saya setuju untuk ini; itulah alasan utama sering mengunjungi daerah ini. Dari Shinjuku stasiun, Akihabara bisa dicapai dengan JR Chuo Sobu Line sekitar 18 menit, sedang dari Tokyo stasiun hanya sekitar 4 menit dengan JR Yamanote line. Juga banyak pilihan akses lain. Saat tiba di stasiun Akihabara station, atmosfer gambar karakter populer anime, game dan manga terlihat menghiasi dinding stasiun. 

Kawasan Akihabara dijuluki Akihabara Electric Town karena menjadi pusat penjualan berbagai barang elektronik kebutuhan rumah tangga. Toko elektronik besar Sofmap, Laox, Yodobashi Camera dan ratusan kios kecil elektronik berjejer di kawasan: menjual komputer terbaru, televisi, suku cadang elektronik, audio, peralatan rumah tangga. Baru dan bekas. Kawasan ini sangat ramai saat bubble economic Japan di era 1960 - 1990 dan menjadi salah satu ikon utama kota Tokyo. Jepang di era itu adalah pusat episentrum puluhan merk elektronik global; Sony, Panasonic, Sharp, Canon, Fujitsu, Hitachi, Toshiba, Casio, Nikon, Nintendo dan banyak lagi. Belakangan ini, fokus Akihabara mulai berubah, dianggap sebagai area budaya populer Jepang. Toko toko anime, video game, manga, computer related goods, electronic, maid café dan berbagai otaku culture makin marak di kawasan ini. Karakter populer anime dan manga juga ditampilkan mencolok di area ini. Pokoknya, kawasannya menarik, energik, modern dan atraktif. 

BACA JUGA : Di Atas Ketinggian TOKYO

Inilah yang menawan dari kota ini. Tokyo dikenal sebagai metropolitan maju, modern dan atraktif. Namun semaju apapun teknologi kota, selalu ada atmosfer scenery tradisional culture dan budaya analog akan terasa. Kota ini bukan hanya surga untuk penggemar device berteknologi paling mutakhir, tapi juga bagi para penggemar wisata culture tradisional dan para pemburu barang barang kuno atau antik. Semuanya terakomodasi secara harmonis. 

Tidak salah hasil sebuah survey saat pandemi bahwa Jepang adalah salah satu negara paling diincar akan dikunjungi ketika pandemi mereda. Sekarang mungkin saat tepat anda menjelajah merasakan wisata menawan negara ini. Apalagi para traveller sudah cukup lama harus bersabar untuk tidak melancong keluar negeri semasa pandemi Covid-19. 




Share

Pilihan Redaksi

Berita Terpopuler

Berita Terbaru