mengulas-sistem-pendidikan-yang-merdeka
ILUSTRASI | DOC. GRAMEDIA PUSTAKA UTAMA
Mengulas Sistem Pendidikan yang Merdeka
Devy Lubis
Wed, 10 Aug 2022

Nina Andiana: Keingintahuan, imajinasi, dan kreativitas anak yang tumbuh di lingkungan pendidikan konservatif, tidak terwadahi secara maksimal oleh orang-orang dewasa di sekitarnya.


Berbicara tentang “Merdeka dalam Belajar” dalam Festival Literasi Ruang Tengah, 29 Juli 2022, Penerbit Gramedia Pustaka Utama menghadirkan pendidik dan pendiri Sekolah & Kampus Guru Cikal Najelaa Shihab, Kepala BSKAP (Badan Standar, Kurikulum & Asesmen Pendidikan), Kemendikbudristek Anindito Aditomo, serta Nathalie Indry.

Menurut Manajer Departemen Fiksi dan Anak Gramedia Pustaka Utama Nina Andiana, cerita dalam buku ini mengingatkan kita tentang dunia pendidikan di Indonesia. “Karakter Totto-chan dalam buku Totto-Chan: Gadis Cilik di Jendela adalah anak yang tumbuh di lingkungan pendidikan konservatif. Rasa ingin tahu, imajinasi, dan kreativitasnya tidak terwadahi secara maksimal oleh orang-orang dewasa di sekitarnya,” ungkapnya.

Buku Totto-Chan: Gadis Cilik di Jendela banyak memberikan gambaran tentang bagaimana seorang bocah belajar dalam lingkungan yang kerap melabelinya sebagai “anak nakal” dan “anak malas” tanpa memperhatikan aspek lain, seperti minat dan kemampuan anak di bidang tertentu.

Dari sana, kita tahu pentingnya memahami bahwa anak-anak yang punya rasa ingin tahu tinggi terhadap hal-hal di luar pelajaran bukanlah anak yang “bermasalah”.

"Dalam sesi 'Merdeka dalam Belajar' ini", lanjut Nina Andiana, "Kita menggali lebih dalam apakah pengalaman belajar Totto-chan sebelum bertemu Pak Guru Kobayashi masih banyak dialami atau dirasakan anak-anak Indonesia di masa sekarang? Apakah dunia pendidikan di Indonesia telah berhasil mengakomodasi kebutuhan anak-anak kita?"

Pada sesi sore, Najelaa Shihab juga memaparkan konsep merdeka belajar agar anak dapat bereksplorasi, dengan guru sebagai fasilitator. Ia mengemukakan tantangan apa saja yang dihadapinya ketika menerapkan konsep ini pada sekolah di Indonesia.

Sementara, Anindito Aditomo menyampaikan bagaimana implementasi sistem kurikulum Merdeka Belajar di Indonesia, serta memaparkan proses pembaharuan kurikulum tersebut yang ditetapkan pemerintah terhadap dunia pendidikan kita saat ini.



Share

Pilihan Redaksi

Berita Terpopuler

Berita Terbaru