membaca-melati-suryodarmo-dalam-lembaran-buku-fisik
Ilustrasi. | DOC. MUSEUM MACAN
Art & Culture
Membaca Melati Suryodarmo dalam Lembaran Buku Fisik
Devy Lubis
Fri, 22 Sep 2023
Perupa ternama Indonesia Melati Suryodarmo merilis buku berjudul sama dengan namanya, Melati Suryodarmo, 22 September 2023. Buku ini diterbitkan lewat kolaborasi antara Museum MACAN di Jakarta dan Ikon Gallery yang bertempat di Birmingham, Inggris Raya.

Ditunjang desain yang indah, buku setebal 220 halaman ini merupakan sebuah arsip komprehensif mengenai karya-karya Melati Suryodarmo selama dua dekade terakhir. Isinya bertitik berat pada karya-karya pertunjukan utamanya.

Publikasi ini sekaligus memperingati dua pameran besar yang diselenggarakan oleh Museum MACAN dan Ikon Gallery di Jakarta dan Birmingham, masing-masing pada tahun 2020 dan 2023.

Hadir dalam Bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, Melati Suryodarmo menawarkan pandangan yang mendalam terhadap praktik sang perupa, yang dieksplorasi oleh tiga kurator terkemuka yang telah lama mengamati dan memahami karya Melati. Mereka adalah Alia Swastika, Philippe Pirotte, dan Asep Topan.

Selain itu, buku ini juga memuat perbincangan antara Melati Suryodarmo dan Melanie Pocock, Direktur Artistik Pameran di Ikon Gallery; serta dokumentasi dari pameran Why Let the Chicken Run? yang diselenggarakan di Museum MACAN pada tahun 2020 dan Passionate Pilgrim yang diselenggarakan di Ikon Gallery pada tahun 2023.

“Publikasi dwibahasa ini memberikan kontribusi yang penting terhadap pengetahuan dan penelitian seni kontemporer di Indonesia. Buku ini juga menyoroti perkembangan seni rupa Indonesia dari sudut pandang salah satu seniman Indonesia yang paling berpengaruh,” demikian pernyataan tertulis Museum MACAN.

Buku Melati Suryodarmo tersedia di shopatMACAN secara fisik dan daring, dengan banderol Rp 380 ribu.



Melati Suryodarmo adalah seorang perupa visual dan performans yang diakui secara internasional. Ia memiliki gelar MFA dalam Seni Performans dari Hochschule für Bildende Künste Braunschweig, Jerman (2002).

Performans berdurasi panjang Melati yang menantang secara fisik adalah hasil penyelidikan yang berkelanjutan atas olah tubuh dan hubungannya dengan diri dan dunia. Praktik multidisiplinernya mencakup instalasi, fotografi, film, dan performans, serta mengeksplorasi konsep-konsep seputar rumah, spiritualitas, keluarga, dan sejarah pribadi, yang berangkat dari budaya Indonesia dan gagasan-gagasan sosial-politik, aktivisme, dan feminisme.

Melati telah menampilkan karyanya dalam berbagai festival dan pameran internasional. Why Let The Chicken Run? yang diselenggarakan di Museum MACAN, Jakarta pada 2020 hingga 2021, menandai pameran tunggal pertama sang perupa di sebuah museum. Passionate Pilgrim (2023), yang dipresentasikan di Ikon Gallery, adalah pameran tunggal pertamanya di Inggris Raya.

Pada tahun 2022, ia menerima Bonnefanten Award for Contemporary Art - BACA, dengan pameran tunggal di Bonnefanten Museum, Maastricht, Belanda, yang berjudul I am a Ghost in My Own House.

Selain berkarya, Melati adalah seorang guru, kurator, dan organisator seni yang berdedikasi. Pada 2012, ia mendirikan Studio Plesungan, ruang yang dikelola seniman di daerah pinggiran kota di Jawa yang menjalankan berbagai program residensi, lokakarya, dan performans publik, dengan melibatkan masyarakat, budaya tradisional, dan lingkungan.
Share

Pilihan Redaksi

Berita Terpopuler

Berita Terbaru