Anak baik dan manis ini harus menjalani kemoterapi selama lebih kurang 2 tahun dan pemantauan selama 5 tahun.
Sazkia seorang anak perempuan usia remaja yang terkena kanker darah atau masyarakat lebih mengenalnya dengan istilah leukemia. Anak baik dan manis ini harus menjalani kemoterapi selama lebih kurang 2 tahun dan pemantauan selama 5 tahun. Bersyukur ia dapat melewati semua proses, sekalipun tidak menyenangkan karena harus mengalami kondisi yang naik turun layaknya sebuah roller coaster.
Suatu hari, ketika kontrol ke rumah sakit, ia bertanya, “Dok, kenapa saya seorang diri di dalam keluarga yang harus terkena leukemia? Mama, papa, kakak, dan adik tidak ada yang kena?”
Saat itu saya tidak siap dengan jawaban yang dapat memuaskan keingintahuannya. Sembari menatap wajahnya, saya berdoa dalam hati, memohon kepada Tuhan agar dapat diberi petunjuk untuk dapat menjawab pertanyaan yang Sazkia ajukan.
Tidak butuh waktu lama bagi Tuhan untuk menjawab sebuah doa. Saya menjawab, “Jujur, sebagai dokter aku tidak tahu kenapa. Tapi satu hal yang aku tahu pasti, Tuhan sedang merencanakan sesuatu yang indah buat kamu. Kalau dipikir-pikir, indahnya kemoterapi itu di mana ya? Tapi, ya itulah Tuhan.”
Seiring dengan berjalannya waktu, saya mengetahui kalau ternyata Sazkia sudah mencipta beberapa lagu dan sedang proses rekaman. Ketika ada kesempatan bertemu dengan Sazkia di rumah sakit, saya bertanya kepada dia, ”Masih ingat nggak, waktu itu kamu sempat tanya kenapa harus kamu sendiri di dalam keluarga yang terkena leukemia. Sekarang aku tanya kamu, seandainya kamu tidak terkena leukemia, kamu mau nggak nyanyi seperti ini?”
“Kayanya tidak ya dok,” jawabnya. Saya bertanya lagi, ”Apa yang akan kamu lakukan dengan lagu-lagu yang sudah kamu rekam ini?” Dia menjawab uang hasil penjualannya akan ia sumbangkan untuk anak-anak tidak mampu yang terkena kanker di seluruh dunia. Suatu tujuan akhir yang sangat mulia.
Tanpa berpikir panjang, saya segera merespon jawaban Sazkia, “Kalau kamu tidak terkena leukemia, tadi sudah kamu katakan sendiri bahwa kamu tidak akan mencoba untuk menjadi penyanyi. Tahu nggak Saz, dengan kamu penyintas leukemia, sekarang mencipta lagu, menyanyikannya, merekamnya, menjualnya sendiri, dan uangnya akan digunakan untuk membantu anak-anak kanker yang tidak mampu di seluruh dunia, kamu itu sudah menjadi inspirasi dan berkat buat orang banyak. Orang-orang akan berkata bahwa kamu itu luar biasa, karena sekalipun kamu kena kanker dan sudah sembuh, kamu masih memikirkan anak-anak yang senasib denganmu. Tidak saja di Indonesia, tetapi di seluruh dunia.”
Ternyata inilah apa yang menjadi rencana Tuhan atas diri Sazkia di balik penyakit leukemia yang harus ia alami. Percayalah bahwa rencana Tuhan selalu baik, sekalipun untuk mencapainya kadang harus menjalani suatu peristiwa yang tidak menyenangkan.
BACA JUGA Boleh Nggak Namaku Diganti
Saya pernah mendengar cakram demonya. Semua lagu yang diciptakan berbahasa Inggris dan sangat bagus. Lagunya bercerita tentang apa yang dia alami selama menjalani pengobatan. Ada satu lagu yang liriknya sangat menyentuh hati, yang mengungkapkan rasa terima kasih Sazkia kepada orang-orang di sekitarnya yang mendukung dan mencintainya. Tanpa disadari, air mata menetes di pipi selesai mendengarkan lagu tersebut.
Sazkia sekarang bukan anak remaja lagi. Ia telah menjelma menjadi seorang perempuan dewasa dengan segala aktivitasnya. Hubungan kami cukup dekat, bahkan untuk menunjukkan kedekatan itu, ia tidak memanggil saya dengan sebutan dokter lagi, tetapi daddy.
Tidak jarang saya menceritakan tentang Sazkia kepada orangtua pasien maupun pasien-pasien kanker anak agar mereka dapat tegar menghadapi kanker dan berusaha mencari apa yang menjadi kehendak Tuhan atas hidup mereka. Terakhir, saya pernah mengajak Sazkia untuk melakukan presentasi bersama di hadapan mahasiswa fakultas kedokteran dari sebuah universitas swasta terkenal di Indonesia. Saya bisa melihat kebahagiaan dan kebanggaan yang terpancar dari wajahnya. Siapa yang pernah kepikiran kalau seorang pasien bisa presentasi dengan dokternya. Termasuk saya sendiri, dokter mana yang pernah kepikiran bisa memberi kuliah bersama dengan pasiennya.
Pembelajaran di balik kisah: Pasti ada alasan untuk setiap peristiwa yang terjadi dalam hidup manusia. Ketika kita dihadapkan pada suatu peristiwa yang tidak menyenangkan, berusahalah untuk tetap tenang dan berdoa mohon kekuatan dari pada-Nya untuk dapat menjalaninya. Percayalah bahwa pada suatu saat kita pasti akan mengetahui alasannya dan di balik itu semua, Tuhan sudah merencanakan sesuatu yang indah bagi kita. Ibarat pepatah: Habis hujan tampak pelangi. Begitulah lebih kurang kehidupan manusia di dunia ini.
Editor : Burhanuddin Bella
*Edi Setiawan Tehuteru, Sp.A(K), MHA, Dokter Pusat Kanker Nasional Rumah Sakit Kanker Dharmais, Jakarta
Pernah dimuat di Harian Nasional edisi 27 Sept 2021