Bagi umat Hindu, makna mendalam festival Holi adalah perayaan kemenangan atas kejahatan. Saling lempar tepung aneka warna merupakan penanda khas perayaan kemenangan ini.
Orang-orang berdesakan. Semua larut, menari sambil melempar tepung warna. FOTO MAKHFUD SAPEE
Udara Kota Mathura di Negara Bagian Uttar Pradesh, belahan utara India, masih sejuk. Namun, jalanan kota sudah mulai dipadati penduduk. Orang dewasa dan anak-anak, bersiap merayakan festival Holi (pesta warna) yang dipusatkan di Kuil Dwarkadheesh, Mathura.
Bersama rombongan beranggotakan 14 orang, dengan bus kami menuju kuil yang menjadi penyaksi pesta warna tersebut.
Satu hal tidak boleh dilupakan jika hendak mengabadikan momen pesta warna, bungkuslah kamera rapat-rapat. Itu pula yang kami lakukan karena tidak ingin tepung warna masuk kamera. Jika itu terjadi, alih-alih mendapatkan momen bagus, malah kamera yang rusak.
“Bus tidak masuk lokasi kuil. Kita harus berganti kendaraan sejenis bemo untuk mencapai kuil tersebut," kata Ajay Singh, guide yang menemani kami selama perjalanan di India.
BACA JUGA : Kisah Pagi di Jaipur
Tanpa buang waktu, kami bergegas pindah ke bemo. Nah, saat bemo mulai beranjak, tiba-tiba dari arah samping seorang anak pengendara motor menyiramkan tepung warna ke arah kami.
Di jalan-jalan pun masyarakat saling lempar tepung warna. FOTO MAKHFUD SAPPE
Sepanjang jalan semua orang saling lempar tepung warna, saling membedaki muka dengan tepung, serta berpelukan sembari berucap, "Happy Holi Happy Holi." Sebagian lainnya bernyanyi sambil berjoget. Semua tumpah ruah di jalanan. Udara menjadi penuh warna. Yang dilempar tepung warna pun tidak boleh marah.
Suasana kuil sangat meriah dan penuh warna. Tidak ada batasan. Tua-muda serta lelaki-perempuan membaur dalam sukacita penuh warna. Kuil penuh sesak. Orang-orang berdesakan. Semua larut, menari sambil melempar tepung warna.
Di jalanan pun begitu. Semua kendaraan yang lewat dilempari tepung warna. Satu-dua, bahkan ada yang campur tepung warna dengan air agar jangkauan lemparannya bisa lebih jauh.
Hari itu, jadilah baju kami warna-warni oleh lemparan tepung. Bahkan, wajah kami pun tidak luput dari target tepung warna.
Usai ikut pesta Holi, baju dan muka pun penuh warna.
Selain di India, pesta warna ini juga lazim dirayakan di beberapa negara lain yang memiliki warga maupun penduduk beragama Hindu seperti Nepal, Bangladesh, Afrika Selatan, serta Fiji.
Di Indonesia juga kadang digelar festival Holi. Salah satunya di Kota Medan, Sumatera Utara, yang dihuni cukup banyak keturunan India.
Di India, Holi dirayakan besar-besaran di kawasan braj, yaitu tempat-tempat yang berkaitan dengan Dewa Kresna (Krishna) hidup dan tinggal seperti di Mathura, Vrindavan, Nandagaon, serta Barsama. Selama musim festival Holi, kota-kota tersebut ramai dikunjungi wisatawan yang ingin menyaksikan pesta warna ini.
Semua kena tepung warna. FOTO MAKHFUD SAPPE
Seluruh warga bergembira, menari, dan nyanyi. FOTO MAKHFUD SAPPE
Biasanya festival Holi berlangsung selama 16 hari, tepatnya pada akhir Februari atau awal Maret.
Bagi umat Hindu, festival Holi pada awal musim semi ini bermakna merayakan kemenangan kebaikan atas kejahatan. Kemenangan disimbolkan dengan aksi lempar tepung warna-warni ke sesama orang yang ikut merayakan.
Selain sebagai gambaran kebaikan dan kemenangan melawan kejahatan, Holi juga untuk menyambut datangnya musim semi di India. Nilai lainnya adalah kasih sayang. Oleh masyarakat Hindu di India, festival Holi menjadi ajang untuk saling berbagi cinta.
Festival Holi juga diasosiasikan sebagai bukti cinta abadi Dewa Krishna dan Dewi Radha, sang istri. (*)
BACA JUGA
Kashmir : Sejengkal Surga di Bumi