emerging-writers-2024-saatnya-kirim-karya-ke-uwrf
Ilustrasi. | DOC. UWRF
Art & Culture
Emerging Writers 2024: Saatnya Kirim Karya ke UWRF
Devy Lubis
Sat, 13 Jan 2024
Ubud Writers & Readers Festival (UWRF), festival sastra terbesar di Asia Tenggara yang diselenggarakan setiap tahun di Ubud, Bali, menggelar seleksi terbuka untuk program emerging writers (penulis pemula) UWRF 2024.

Tim festival menerima pengiriman karya berupa cerita pendek yang mengandung nilai-nilai lokalitas atau kearifan lokal dari berbagai penulis di seluruh Indonesia. Karya-karya ini akan diseleksi oleh dewan kurator beranggotakan para sastrawan dan akademisi sastra Indonesia.

UWRF mendefinisikan emerging writer atau penulis pemula sebagai penulis yang masih muda dalam karya, belum pernah menerbitkan lebih dari 2 buku, atau muda dalam usia (di bawah 35 tahun). Hasil seleksi akan diumumkan pada 30 April 2023 di ubudwritersfestival.com.

Berikut ini adalah syarat dan ketentuan untuk program emerging writers UWRF 2024.

Ketentuan Umum:
Karya berupa cerita pendek (cerpen)
Mengirimkan 3 cerita pendek terbaik.
Karya yang dikirim mengandung nilai-nilai lokalitas atau kearifan lokal, serta kebaikan-kebaikan yang ditemukan dalam masyarakat Indonesia
Karya yang dikirim mengandung nilai-nilai lokalitas atau kearifan lokal
Karya belum pernah dipublikasikan dalam bentuk buku cetak, e-book, dan atau platform digital
Karya tidak sedang diikutkan dalam seleksi serupa
Karya ditulis dalam bahasa Indonesia yang baik
Cerpen adalah karya asli, bukan saduran, dan bukan jiplakan
[Pengumpulan karya paling lambat Kamis, 29 Februari 2024, Pukul 23:59 WITA]

Ketentuan Khusus:
Panjang setiap karya maksimal 3.000 kata, ukuran halaman A4, spasi 1,5 huruf Times New Roman dengan ukuran 12
Karya dikirim dalam satu file format pdf, dengan nama: judul karya pertama_UWRF24 (Contoh: Kembali ke Ubud_UWRF24)
Peserta adalah Warga Negara Indonesia, dibuktikan dengan melampirkan foto KTP atau tanda pengenal lainnya
Tidak mencantumkan nama penulis dalam cerita pendek yang dikirim
Biodata dicantumkan pada file terpisah

Penting untuk diketahui:
Penulis Emerging UWRF adalah penulis muda dalam karya (belum mempublikasikan lebih dari 2 buku) atau muda dalam usia (maksimal 35 tahun)
Hak cipta naskah sepenuhnya milik penulis
Panitia memiliki hak untuk menerjemahkan serta menerbitkan karya-karya yang terkurasi ke dalam antologi dwibahasa tahunan festival.
Keputusan Dewan Kurator tidak dapat diganggu-gugat dan tidak diadakan surat-menyurat
Dewan Kurator terdiri atas sastrawan dan akademisi sastra
Penulis yang lolos akan dipilih berdasarkan kekuatan karakter, bahasa, dan gaya bercerita yang kreatif
[Para Pemenang akan diumumkan melalui website ubudwritersfestival.com]

Sejak 2022 program emerging writers UWRF mengkhususkan pada karya berupa cerita pendek, setelah pada tahun-tahun sebelumnya program ini menerima karya-karya dalam bentuk puisi dan esai kritik sastra.

Ada alasan mengapa dalam tahun-tahun terakhir pemilihan karya emerging writers UWRF dibatasi hanya dalam bentuk cerita pendek. Prosa dianggap sebagai bentuk terbaik untuk mengukur keterampilan menulis sastrawan pemula.

“Karya puisi dapat terjebak dalam bentuk-bentuk eksperimentasi yang mutunya sulit diukur dengan parameter baku,” demikian pernyataan tim UWRF melalui keterangan pers.



Program emerging writers yang digagas oleh UWRF digelar untuk mengembangkan bakat-bakat baru penulis Indonesia. Oleh karena itu, selain menerjemahkan karya-karya para penulis yang terpilih dan menerbitkan tulisan mereka dalam sebuah antologi dwibahasa tahunan, UWRF juga akan mengundang mereka hadir di festival di Ubud, Bali.

Ini akan menjadi kesempatan bagi penulis pemula untuk tampil di sesi-sesi festival, bertemu dan berjejaring dengan berbagai penulis lokal dan mancanegara, sekaligus turut serta dalam berbagai masterclass atau lokakarya yang diselenggarakan selama festival berlangsung.

Pendiri sekaligus direktur UWRF Janet DeNeefe mengungkapkan, program emerging writers ini potensial untuk mengubah hidup para pesertanya. “Sebagian besar dari mereka bahkan belum pernah keluar dari daerah asalnya,” ujarnya.

Maka, lanjut Janet, program ini membuka jalan bagi mereka bertemu dengan sesama penulis dari dalam maupun luar negeri, sambil mengikuti banyak program-program pengembangan kreativitas saat festival berlangsung di Ubud, Bali.

Senada, Manajer Program Indonesia UWRF Gustra Adnyana mengatakan, banyak penulis berbakat dari seluruh penjuru Indonesia. Sayangnya, mereka belum mendapatkan kesempatan untuk tampil karena tidak memiliki koneksi atau akses yang cukup.

“Program penulis emerging UWRF ini harus menjadi wadah untuk bisa menemukan bakat-bakat luar biasa itu,” terang Gustra.
Share

Pilihan Redaksi

Berita Terpopuler

Berita Terbaru