di-bawah-pilar-dolomites-2
Tiga pilar raksasa Tre Cime. | Foto Valentino Luis
Destination
Di Bawah Pilar Dolomites (2)
Valentino Luis
Thu, 13 Mar 2025
Menatap Tiga Bidadari

Hari baru, dan kami bermufakat melanjutkan perjalanan bersama, dengan mobil mengarah ke perbatasan propinsi South Tyrol - Belluno. Kami meninggalkan Ortisei yang begitu menawan dengan rumah-rumah berwarna cerah dan façade hotel-hotel yang berjuntai ukiran. Puncak-puncak gunung di belakang desa besilauan tertimpa kilau matahari. Rasanya terlalu singkat berada disini, seolah datang sekadar menonton slideshow film. 

 Kami menuju ke kelompok Pegunungan Sesto. Manfred dan Sarah belum pernah ke sana, namun mereka tahu apa saja yang akan dilihat dan dilakukan. Memasuki musim panas seperti sekarang, semua segar dan begitu hidup. Kata Sarah, jika datang ke Dolomites di musim dingin tak usah berpikir untuk mengeksplor lansekap, sebab segalanya memutih dan pikiran orang hanya tertuju pada permainan ski. 

Sesampainya di Val Landro, lembah penuh pepohonan pinus yang juga tidak kalah bagusnya dengan Val Gardena, kami bersukacita mendirikan kemah di tepian Lago Misurina. Seberang danau ini berdiri Grand Hotel bersaput kabut, laiknya kastil misterius. 


Pondok kayu untuk beristirahat di Monte Paterno. Foto VALENTINO LUIS

Bus tujuan Rifugio Auronzo menggantikan mobil Manfred keesokannya, membawa kami ke ketinggian 2.320 meter, titik permulaan untuk hiking. Banyak orang berdatangan kesini, termasuk grup bersepeda. Semua punya impian yang sama, yaitu ke Tre Cime alias Drei Zinnen. Ini adalah tiga pilar gunung yang amat tersohor. 

 Untuk sampai ke Tre Cime, pengunjung berjalan kaki selama dua hingga empat jam, tergantung keinginan. Jalur-jalur hiking memiliki nomor dan rutenya berbeda-beda meski ujung dari pendakiannya sama. Dari Rifugio Auronzo kami menempuh jalur nomor 101, melewati Rifugio Lavaredo, lantas meneruskan langkah dengan agak hati-hati naik ke Forcella di Lavaredo. Pemandangan di atasnya benar-benar membius mata. Saya terpesona oleh deretan tiga pilar batu Tre Cime, duduk berlama-lama di depan gereja kecil Tre Cime di Lavaredo Chapel. Sungguh, mengahadap tiga pilar ini seperti menatap bidadari. Awan-awan yang bergerak di atasnya menjatuhkan bayangan, terkesan mereka bernyawa.


Jejeran hotel berwarna cerah di Ortise. Foto VALENTINO LUIS

Tidak tuntas disitu saja, kami kemudian beralih menuruni lereng sisi kiri, mendekati Monte Paterno (Paternkofel), juga gunung batu namun ujung-ujungnya bergerigi. Ajaib terasa saat mendapati tiga telaga kecil berwarna biru cemerlang di landasannya, bahkan kami bisa berkaca. Alam memang luar biasa, hebat dan mempesona apa adanya. Kita tidak mampu menandingi, apalagi menaklukannya. Di bawah pilar-pilar Dolomites, saya mengamini kata-kata fotografer tersohor, Ansel Adams; ‘No matter how sophisticated you may be, a large granite mountain cannot be denied – it speaks in silence to the very core of your being.”

Saya akan terus menyukai pegunungan. Karena saya senantiasa disembuhkan, merasa damai, dan tak perluh canggung mengakui ketakberdaan manusiawiku. (*)

Previous : (1)
Share

Pilihan Redaksi

Berita Terpopuler

Berita Terbaru