"Dijuluki Pride of the North, Groningen bukanlah klub yang terbiasa sukses dalam pengertian konvensional."
Dalam urusan sepak bola, semua orang tahu Eredivisie merupakan salah satu liga yang kerap melahirkan pemain dengan talenta mumpuni.
Ajax Amsterdam, PSV Eindhoven, dan Feyenoord adalah nama-nama tenar di panggung sepak bola Belanda, masing-masing mereka pernah mencicipi kejuaraan Eropa. Tak terkecuali bakat pemain muda mereka kerap menjadi incaran lima liga elit di Eropa.
Namun, ada tim Eredivisie lainnya yang juga menarik untuk ditilik. Adalah FC Groningen, klub biasa namun sering mengorbitkan "permata" lapangan hijau yang menjelma sebagai pemain kelas dunia. Di antara mereka, ada yang kemudian menjadi pesaing berat meraih penghargaan Ballon d'Or.
Groningen berdiri tahun 1971 dengan Stadion Euroborg sebagai rumah mereka. Dennis van der Ree adalah pelatih saat ini.
Groningen tentu berharap melanjutkan tradisi mereka mengorbitkan pemain-pemain bertalenta, sekalipun musim ini terdegradasi ke liga dua sepak bola Belanda. Seandainya tidak menjual para pemain bintang, barangkali sekarang mereka tidak turun kasta.
Dijuluki "Pride of the North", Groningen bukanlah klub yang terbiasa sukses dalam pengertian konvensional. Mereka memenangkan divisi dua Belanda dalam dua kesempatan, terakhir pada 1980 dan mengejutkan semua orang dengan menjuarai Piala KNVB pada 2015.
Selain kesuksesan yang langka, Groningen lebih dikenal berkat pemain yang mereka orbitkan atau rekrut dari benua lain. Berikut daftar sebagian pemain yang tenar sebagai "permata" lapangan hijau sebagaimana dilansir Squawka, Senin (15/5):
1. Ronald Koeman
Bergabung dari Youth System dan tampil bersama Groningen sebanyak 90 kali. Ia kemudian pindah ke Ajax tahun 1983.
Koeman remaja memulai debutnya tahun 1980 dan mendulang sukses dengan mencetak 30 gol untuk klub, setidaknya 20 gol lebih banyak dari pemain lain.
Ia kemudian menjelma menjadi pemain terhebat di dunia dan memenangkan semuanya yang ia perjuangkan bersama klub, antara lain Ajax, PSV, dan Barcelona.
Setelah pensiun, Koeman merambah dunia kepelatihan dan mengukir karier menterang. Ia sempat menukangi tiga mantan klubnya di Belanda, kemudian Valencia, Benfica, Southampton dan Everton di Liga Inggris, sebelum memimpin tim nasional. Ia juga menghabiskan satu musim sebagai bos Barcelona, sebelum kembali dipercaya untuk menduduki kursi panas di tim nasional Belanda,
2. Virgil van Dijk
Bek tengah yang tangguh ini pertama kali bermain untuk Groningen pada musim 2010/11, setelah bergabung dari Willem II sebagai pemain muda pada 2010. Ia sempat dikaitkan dengan Ajax dan PSV, namun terobosan besar Van Dijk datang ketika Celtic meminangnya. Ia bersinar di Celtic Park sebelum akhirnya bergbung dengan Southampton.
Ketangguhannya di jantung pertahanan membuat Liverpool jatuh cinta. Ia memecahkan rekor transfer dunia untuk bek pada Desember 2017 dengan mahar sebesar 75 juta pounds (Rp 1,3 triliun kurs saat ini). Pemain 31 tahun itu melakukan debut impian dengan gol kemenangan Piala FA melawan Everton dan telah membuktikan dirinya sebagai salah satu bek tengah terbaik di papan atas Liga Inggris. Ia membantu klub asuhan Juergen Klopp itu memenangkan Liga Primer, Liga Champions, Piala FA, Piala Liga, Piala Super, dan Piala Dunia Antarklub.
3. Arjen Robben
Bergabung dari Youth System dan tampil untuk Groningen sebanyak 52 kali, sebelum bergabung dengan PSV Eindhoven pada 2002.
Baru keluar dari akademi muda mereka, Robben memulai debutnya untuk Groningen saat berusia 16 tahun. Tidak butuh waktu lama baginya untuk menjadi bagian dari skuad inti. Musim keduanya, Robben menegaskan bakat istimewanya sebagai salah satu permata sepak bola dunia yang dilahirkan Groningen. Tariannya mendorong hasrat PSV memboyongnya di musim panas berikutnya.
Dari PSV, ia kemudian ke Chelsea dan selanjutnya ke Real Madrid. Robben adalah dinamo listrik yang hanya bisa dihentikan oleh cidera. Ia lalu berlabuh di pangkuan Bayern Munich dan meraih kesuksesan dan pujian yang tak terhitung.
Robben mengumumkan pengunduran dirinya dari panggung sepak bola internasional setelah Belanda gagal lolos ke Piala Dunia 2018 di Rusia. Pada Juli 2019, ia gantung sepatu setelah mengukir karier yang spektakuler.
Tapi, setahun kemudian dia membuat pengumuman sensasional dengan bergabung kembali bersana Groningen.
4. Luis Suarez
Bergabung dari Nacional pada 2006 dan tampil bersama Groningen sebanyak 29, sebelum hijrah ke Ajax pada 2007.
Groningen sebenarnya tidak berniat untuk mengontrak Suarez ketika mereka mengintai Nacional - salah satu klub elit di Uruguay. Namun, melihat potensi ketajaman sang penyerang, mereka memutuskan memboyongnya. Setelah melewati masa adaptasi karena perbedaan budaya, Suarez seakan tak terbendung dalam urusan mencetak gol dan menjadi kunci di lini serang Groningen. Satu-satunya masalah yang menodai reputasi sepanjang karirnya ialah sikap temperamennya.
Suarez kemudian pindah ke Ajax dan bagai monster terus meneror setiap gawang lawan. Tercatat ia mencetak 111 gol dalam 159 pertandingan untuk Ajax, 82 gol dalam 133 pertandingan untuk Liverpool, 198 gol yang cukup absurd dalam 283 pertandingan untuk Barcelona, dan 34 gol dalam 83 pertandingan untuk Atletico Madrid.
Sekarang, Suarez bersama untuk tim Brasil Gremio setelah sesaat reuni dengan ke klub masa kecil Nacional.
5. Marcus Berg
Bergabung dari IFK Göteborg pada 2007, tampil untuk Groningen sebanyak 69 kali, kemudian bergabung dengan Hamburger SV pada 2009.
Pemain internasional Swedia ini masuk dalam dalam daftar panjang striker maut di Eredivisie. Dalam kampanye awalnya bersama Groningen, ia mencetak 18 gol yang mengesankan dalam 31 pertandingan. Musim berikutnya ketajamannya meningkat dengan mengoleksi 26 gol dari 38 pertandingan.
Penampilan luar biasa ini membuatnya diboyong Hamburg, namun sayangnya dia tidak bisa beradaptasi dengan level yang baru. Dia menghabiskan beberapa tahun berikutnya dengan berpindah-pindah klub sebelum menetap di Yunani, di mana ia memulihkan ritme lama Groningen bersama Panathinaikos. Ia mencetak 95 gol dalam 151 pertandingan.
Ia kemudian bergabung dengan Al Ain di Uni Emirat Arab pada musim panas 2017, sebelum pindah ke klub Rusia Krasnodar, dan sekarang bermain untuk IFK Goteborg di tanah kelahirannya di Swedia. ***