Desainer Denny Wirawan dan Bakti Budaya Djarum Foundation berkolaborasi untuk meningkatkan keterampilan dan keahlian membatik masyarakat Kudus melalui Ruang Kreatif: Batik Kudus in Fashion oleh Denny Wirawan.
Workshop yang berlangsung 29 Juli - 13 Agustus 2022 ini dihadirkan agar batik—sebagai warisan bangsa Indonesia—pemanfaatannya dapat mengikuti perkembangan zaman tanpa menghilangkan ciri khasnya. Ini sekaligus untuk menambah wawasan para siswi SMKN 3 Kudus dan SMK NU Banat Kudus, binaan Bakti Pendidikan Djarum Foundation dengan jurusan Tata Busana.
Program tersebut merupakan langkah awal pengenalan penggunaan Batik Kudus pada karya para siswa, selain mengakomodir keinginan siswa untuk mempelajari fashion seperti ready to wear, padu padan warna, serta tips dan trik mengolah Batik Kudus.
Rangkaian kegiatan Ruang Kreatif: Batik Kudus in Fashion oleh Denny Wirawan ini diawali Pre-test. Peserta membentuk kelompok kerja berisikan 13 pelajar yang memiliki keterampilan menjahit, mendesain pakaian, membuat pola, serta public speaking.
Selanjutnya, mereka mengikuti berbagai kegiatan mentoring secara hybrid dengan materi Ready To Wear, Sustainable Fashion, Padu Padan Warna, dan tentunya materi mengenai Tips dan Trik mengolah Batik Kudus agar menjadi pakaian yang fashionable pada 1 - 12 Agustus 2022.
“Sejak tahun 2011, kami melakukan pembinaan bersama para pembatik di Kudus dan dilanjutkan tahun 2015 bekerja sama dengan salah satu fashion desainer Indonesia yang konsisten mengolah dan menggunakan wastra Indonesia, yaitu Mas Denny Wirawan,” ujar Renitasari Adrian, Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation.
Ia merasa, ini waktu yang tepat untuk menambah wawasan para pelajar dengan workshop. “Kami berharap program kolaborasi ini dapat berjalan terus, bersinergi dengan fashion designer lainnya serta melahirkan desainer-desainer baru di Tanah Air yang dapat mengharumkan nama bangsa.”
Para peserta terpilih memamerkan hasil karyanya dalam showcase mini fashion show. Di penghujung acara, dipilih sejumlah peserta terbaik yang berkesempatan untuk mendapatkan beasiswa kelas singkat di Esmod - Jakarta.
Hasil karya ini dinilai langsung oleh para juri yang terdiri dari Renitasari Adrian, Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation; Denny Wirawan, desainer yang merupakan mentor kegiatan ini; Ria Lirungan, Editor in Chief Harper’s Bazaar Indonesia; serta Hagai Pakan selaku fashion stylist. Ada enam kriteria yang dinilai dalam hasil karya yang ditampilkan ini antara lain originalitas konsep dan kreativitas, kerapihan jahitan, keserasian koleksi (total looks), penerapan desain batik, penerapan konsep sustainability, serta daya pakai dan daya jual.
“Ada banyak pertanyaan dari para siswa yang menunjukkan besarnya keingintahuan mereka akan dunia fashion yang juga mendorong saya juga untuk terus belajar dan mengeksplorasi ilmu saya sehingga bisa terus berbagi dengan mereka-mereka ini yang akan menjadi calon-calon desainer Indonesia di masa yang akan datang,” ujar Denny Wirawan.
Dari 182 siswa ini dibagi menjadi 14 kelompok dengan tema yang telah ditentukan, antara lain Paciencia, Jaring Laba-Laba, Basundari, Kudusan, The Golden Fish, Triasih, Revati, Tabaco, Sheng, Parijoto In Fashion, Back To Nature, Labourer, Jungle, dan The Blessing of Parijoto.
Selain kelompok terbaik, kategori terbaik meliputi busana Ready to Wear, Sustainable Fashion, dan busana Batik Kudus. Ada pula Favorite Look sebagai bentuk apreasiasi khusus, dan Mentor Favourite Look.
“Penentuan pemenang ini tidak mudah karena semua peserta memberikan karya luar biasa di usia mereka yang masih tergolong muda ini,” papar Renitasari.
“Dengan sering berlatih, kemampuan mereka akan semakin terasah dan mampu berkarya untuk mewarnai dunia fashion Indonesia. Terima kasih kepada siswa yang antusias berpartisipasi dan selamat kepada para pemenang. Semoga prestasi yang kalian peroleh, dapat menginspirasi dan menumbuhkan semangat untuk mencintai budaya di tengah-tengah masyarakat,” pungkasnya.