alpha-adaptation-eksplorasi-fesyen-generasi-siber-di-lptb-susan-budihardjo
Salah satu rancangan dari koleksi final project LPTB Susan Budihardjo berjudul 'Alpha Adaptation' yang dipamerkan di ajang JF3 di Jakarta, 23 Juli 2023. | DOC. TIM MUARA BAGDJA/BAYU INDRA KAHURIPAN
Fashion
Alpha Adaptation: Eksplorasi Fesyen Generasi Siber di LPTB Susan Budihardjo
Devy Lubis
Wed, 26 Jul 2023
Desainer sekaligus guru fashion Indonesia Susan Budihardjo memompa kepercayaan diri 24 siswanya untuk terjun ke industri mode melalui presentasi final project mereka di ajang Jakarta Fashion and Food Festival (JF3) di Jakarta, 23 Juli 2023.

Peragaan busana ini turut menandai 23 tahun Lembaga Pengajaran Tata Busana (LPTB) Susan Budihardjo mencetak bakat-bakat muda bertalenta.

LPTB Susan Budihardjo didirikan pada 1980, sekolah mode ini pada perjalanannya berhasil melahirkan perancang muda menjadi desainer terkemuka. Antara lain Adrian Gan, Anaz, Denny Wirawan, dan Didi Budiardjo. Juga Eddy Betty, Irsan, Monica Ivena, Sebastian Gunawan, Rani Hatta, Sofie, dan lainnya.

Dipercaya sebagai pendamping siswa, Andri Suta menceritakan tema besar yang menjadi dasar showcase bertajuk Alpha Adaptation ini. Sesuai namanya, rancangan siswa yang merupakan final project studi mereka mengambil inspirasi dari generasi Alpha yang lahir dan tumbuh bersama teknologi digital.



Para siswa sendiri, kata Andri, berasal dari generasi yang dekat dengan generasi Alpha yakni generasi Z pada rentang usia 20 hingga 27 tahun. “Kami memulai persiapan sejak enam bulan lalu, sharing ide, dengan Susan (Budihardjo) yang secara continue mengarahkan agar hasil (rancangan) bagus dan sesuai harapan,” jelas Andri yang juga alumni LPTB Susan Budihardjo.

Dua puluh empat siswa berasal dari latar belakang berbeda. Enam belas dari Jakarta, tiga orang dari Bali, dan empat dari Surabaya. Bukan perkara mudah bagi Andri menyelaraskan frekuensi mereka.

“Tapi Susan Budihardjo punya basic dan standardisasi,” ujarnya, merujuk strategi agar seluruh rancangan bisa tetap dalam koridor, sesuai naungan tema besar Alpha Adaptation.



Meski begitu, baik Andri maupun Susan memastikan bahwa anak didik mereka tetap memiliki kebebasan untuk mengeksplorasi kemampuan diri, sehingga dapat menampilkan karakternya masing-masing.

“Beda orang, beda latar belakang dan preferensi. Jadi, karya yang ditampilkan sangat beragam,” cetusnya.

Baca juga: Alpha Adaptation: The Final Project



Tania Rosalin, salah satu siswa, mengakui privilese berupa kebebasan itu. “Karakteristik (generasi alpha) yang tidak suka diatur, ‘pemberontak’, dan non-driven itu kami tuangkan dalam busana,” paparnya.

Dan, dalam proses belajar itu, Tania menyadari tidak mudah memadankan harapan dan kenyataan. Ia dibenturkan fakta yang menjadi kendala dalam proses produksi.



Pada awalnya, ia berharap banyak pada teknologi digital printing untuk membuat detail pola dan blocking warna pada bahan. Sayangnya, hasilnya tidak sesuai yang mempengaruhi tampilan secara keseluruhan.

“Adaptasi teknologi bisa jadi pembelajaran setelah percobaan berulang gagal," ungkapnya.

"Saya kemudian menggunakan teknik berbeda. Cukup berhasil walaupun belum maksimal seperti yang saya inginkan,” kata Tania yang sebagaimana rekannya, Dea Khaerunnisa, mengangkat fenomena jagat cyber dalam koleksi busana di final project mereka.


Share

Pilihan Redaksi

Berita Terpopuler

Berita Terbaru