Edukasi masyarakat tentang pentingnya peningkatan imunitas anak diperlukan, terutama ketika terjadi penyebaran flu Singapura atau HFMD (Hand, Foot, and Mouth Disease).
Medical Department PT Kalbe Farma Tbk, dr. Josephine Herwita, mengatakan bahwa penyakit HFMD disebabkan oleh virus enterovirus. Ciri utama orang yang terkena HFMD ini biasanya timbul lesi atau ruam kemerahan pada mulut, telapak tangan, dan telapak kaki.
“Gejala awal ketika seorang anak terkena flu Singapura ini biasanya tidak terlihat. Pertama mungkin anak itu demam, atau anaknya rewel tidak mau makan, mulut nyeri, tenggorokkan nyeri karena dipadati ruam-ruam tadi. Lalu setelahnya muncul kemerahan di mulut, kaki dan tangan,” ujar dr. Josephine dalam Instagram Live @ptkalbefarmatbk.
Biasanya, jika kemerahan yang terjadi pada mulut, kaki, dan tangan berkembang terus- menerus, maka akan timbul tonjolan yang melepuh dan berisi cairan. Ketika gejala tersebut muncul dan anak menjadi rewel serta tidak nafsu makan, maka orang tua patut mencurigai kondisi tersebut.
Deteksi Gejala, Waspada Potensi Penularan
Orangtua diimbau untuk memantau kesehatan anak. Dalam hal ini, apakah ada perubahan atau tidak, dalam beberapa waktu. Sebab, tanda-tanda tesebut juga merupakan gejala awal anak rentan terhadap virus.
“Penularan virus enterovirus juga memungkinkan terjadi melalui air liur yang bisa menular jika menggunakan alat makan bersama. Tidak hanya itu, pada saat seseorang batuk atau bersin dan mengeluarkan droplet, juga dapat menjadi salah satu kemungkinan penyebaran terjadi,” jelas dr. Josephine.
Nafsu makan yang menurun pada anak juga memberikan dampak yang besar terhadap imunitas si kecil. Ketika anak mengalami penurunan nafsu makan, maka yang terjadi adalah anak rentan terhadap berbagai virus, dan sekitar 70—80 persen imunitas tersebut berasal dari pencernaan.
“Pencernaan memiliki andil yang kuat untuk imunitas pada anak. Makan makanan yang bergizi, mencukupkan kebutuhan bakteri baik atau probiotik, dapat meningkatkan imun anak,” ungkap jelas Product Manager Pediactric PT Kalbe Farma Tbk, Apt. Brigita Puspita, S.Farm.
“Namun, yang terjadi adalah anak terkadang menjadi picky eater dan menyebabkan bakteri baik yang dibutuhkan oleh anak mungkin tidak tercukupi. Maka, perlu menjaga kesehatan pencernaan anak,” tambahnya.
Gita juga menerangkan bahwa kadar probiotik yang menurun dapat menyebabkan penyerapan nutrisi dan antibodi menurun. Sehingga, anak mudah sakit, termasuk mengalami gangguan pencernaan.
“Mungkin ketika sebelum terkena flu Singapura, sang anak pasti sudah mulai sumeng- sumeng, tidak enak badan, dan di sinilah peran dari tentara-tentara imun yang ada di dalam tubuh kita. Tentara imun di dalam tubuh kita harus benar-benar menjaga dan juga melawan virus-virus yang akan masuk. Tapi kita juga tidak tahu apakah tentara-tentara ini jumlahnya cukup atau tidak, makanya dibutuhkan imunomodulator,” papar Gita.
Hindari Diagnosa-sendiri
Di sisi lain, flu Singapura dan Influenza tidak dapat dibedakan dari gejala awal. Jika flu Influenza dan flu Singapura memiliki gejala awal yang mirip, yaitu mengalami demam dan lemas, ada ciri khas yang terjadi pada flu Singapura.
“Flu Singapura lesinya kemerahan pada mulut, telapak kaki dan telapak tangan yang bahkan jika berkembang dapat melepuh. Jadi, jika anak sudah memiliki gejala sebaiknya hindari self-diagnose dan langsung memeriksakan ke dokter untuk mendapatkan diagnosis pasti dari dokter,” tutup dr. Josephine.
BACA JUGA :