the-signature-kombinasi-geometris-tenun-floral-yang-organis
Koleksi The Signature dalam peragaan tunggal Nawasana bertajuk 'Garden Reverie' di Jakarta, 10 Januari 2024. | DOC. TIM MUARA BAGDJA
Fashion
The Signature: Kombinasi Geometris Tenun & Floral yang Organis
Devy Lubis
Sat, 13 Jan 2024
Pada sekuens kedua peragaan tunggal bertajuk ‘Garden Reverie’ di Jakarta, 10 Januari 2024, sebanyak 20 looks dalam koleksi The Signature ditampilkan. Koleksi ini menjadi cermin kebebasan berekspresi dan eksplorasi para insan kreatif di bawah naungan Nawasana.

Melalui The Signature, Nawasana menjalankan kewajibannya sebagai perancang busana. Creative director Octaviana Akmalia dan tim menampilkan DNA yang diusungnya.


Dalam dua puluh busana pada koleksi, terlihat garis desain baru yang eksperimental. Misalnya, gabungan motif geometris heritage tenun dengan motif bunga-bunga yang organis yang disulam, serta tindasan aneka manik dan merjan agar tampil lebih glamor sekaligus feminin.



Tampak dalam tiered dress yang bersusun tumpuk membentuk lapisan dan volume karena menggunakan bahan tipis yang dilipit-lipit dengan motif cetak bunga-bunga. Busana dan pemakainya seolah ikut berlenggang lenggok riang ketika berjalan.

"Ini koleksi impian Nawasana sebagai perancang mode yang menuruti keinginan penciptaan, tidak ada pertimbangan selera pasar,” kata Octaviana memberikan penjelasan lebih lanjut.


Brand manager Diasty Hardhikaputri mengatakan, pada babak kedua ini, mereka lebih banyak mengeksplorasi pola dan material. Dari segi produksi, Nawasana merilis kembali koleksi-koleksi signature, namun dalam look yang jauh berbeda dari sebelumnya.

“Kita recycle kembali, kita tampilkan dengan gaya berbeda, dengan look lebih mewah, anggun, dan glamor,” terangnya.


Octa dan Diasty menyadari bahwa banyak hal yang bisa dilakukan oleh desainer maupun para pecinta mode. Seiring teknologi yang kian berkembang, mereka bisa lebih leluasa mengeksplorasi ide-ide baru melalui eksperimen bahan dan penciptaan corak. Di sisi lain, pasar semakin kritis dalam memilih busana—semakin personal dan menyukai elemen serba-custom.


“Jadi, kami tidak serta merta membeli bahan jadi, bahan yang sudah ada. Motif, bordir, dan embellishment kami develop sendiri. Kalau sebelumnya printing, sekarang lebih ke embroidery,” tutur Octa.

Diasty menambahkan, “Kami pun mengeksplor lagi bahan-bahan yang sedikit berbeda seperti tulle maupun organza. Juga meng-emboss sendiri monogram Nawasana pada material polos.”


Share

Pilihan Redaksi

Berita Terpopuler

Berita Terbaru