the-man-who-carried-a-mountain-lawatan-duka-iwan-suastika
| DOKUMENTASI PRIBADI IWAN SUASTIKA | D GALLERIE | H
Art & Culture
The Man Who Carried A Mountain: Lawatan Duka Iwan Suastika
Devy Lubis
Fri, 18 Aug 2023
Perupa Iwan Suastika menggelar pameran tunggal bertajuk The Man Who Carried A Mountain di D Gallerie, Jakarta, 12 Agustus–12 September 2023. Melalui karya-karya yang ditampilkan, Iwan berupaya menyajikan fenomena perubahan lingkungan alam dan sosial yang kian antroposentrik.

Antroposen. Sebuah masa ketika manusia beserta segala aktivitasnya disadari memiliki dampak besar pada dunia di sekitar.

Babak baru peradaban permulaan Antroposen ditengarai bermula dari revolusi pertanian dan uji coba radio nuklir, bersamaan revolusi industri. Bahkan, setelahnya, kedatangan Christopher Columbus di Amerika memulai pertukaran orang, tanaman dan penyakit.


Para peneliti menyatakan, kedatangan orang Eropa di Amerika 100 tahun sebelumnya adalah awal dari transformasi global yang besar. Sehingga perdagangan global terjadi secara ekstensif paska ekspedisi Colombus.

Ignatia Nilu, penulis pameran ini mengungkapkan latar transformasi alam yang mewarnai gagasan Iwan Suastika berkarya. “Mungkin banyak yang memperhatikan telah terjadi migrasi cepat dari berbagai spesies,” ungkapnya.


Jagung dari Amerika Tengah ditanam di Eropa selatan dan Afrika dan China. Kentang dari Amerika Selatan ditanam di Inggris, dan sepanjang Eropa hingga China. Spesies sebaliknya, gandum datang ke Amerika Utara dan gula datang ke selatan Amerika. Pencampuran spesies yang nyata di seluruh dunia.

“Sebuah kenyataan yang tengah menempatkan bumi pada lintasan evolusi baru,” imbuhnya.


Pada pertengahan 1960-an, terjadi perubahan besar di planet ini. Disebut 'percepatan besar'. Populasi meningkat 2% per tahun, perubahan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam pertanian dan produksi pangan. Serta banyak sinyalemen yang sekarang dipahami memiliki keterkaitan dengan 'percepatan besar' pertengahan abad ke-20.

Iwan menampilkan sosok manusia beserta kehidupan nonmanusia di planet Bumi. Sosok manusia digambarkan di antara fenomena dan tantangan ephemeral terjadi zaman ini.

“Perubahan iklim, kerusakan alam, bencana alam, tantangan kesehatan serta budaya paska manusia yang tidak terhindarkan lagi,” kata Iwan, penerima Silver Award UOB Painting of the Year 2014.


Kehadiran sosok manusia digambarkan berada pada puncak peradaban, sementara entitas nonmanusia lainnya berada pada orbit peradaban manusia.

“Konsekuensinya manusia wajib memikul tanggung jawab besar yang bersumber dari hasratnya sendiri. Sekaligus untuk membatasi ambisinya yang mungkin belum disadarinya — Hasrat antroposentrik,” ungkapnya.

Pendiri D Gallerie Indira Esti Nurjadin menyampaikan apresiasi tersendiri. “Iwan Suastika menyajikan sikapnya sebagai generasi yang mewakili zaman ini, di mana perubahan alam yang terjadi secara global,” tuturnya.


The Man who Carried a Mountain adalah lawatan duka ekologis. Disajikan dengan corak surealistik berbalut imajinasi metaforis di atas kanvas dan karya patung. Seluruhnya digarap Iwan Suastika sepanjang 2022 hingga pertengahan tahun ini.

Alam hayati dihadirkan berevolusi dalam fitur-fitur imajinatif secara tragis dan paradoksal. Karya-karya ini seolah ingin menggulirkan pertanyaan di ruang publik dan menggugah kita bersama — Apa yang akan kita wariskan kepada generasi selanjutnya?

“Sekaligus membangun diskusi bersama tentang nilai-nilai kemanusiaan yang sejati dengan perubahan alam yang berkelindan pada nilai sosial, kebudayaan bahkan politik yang tidak terhindarkan ini,” demikian catatan kuratorial pameran.


Share

Pilihan Redaksi

Berita Terpopuler

Berita Terbaru