tempatan-selebrasi-eksistensi-kreativitas-perupa-perempuan-indonesia
Ilustrasi karya dalam pameran 'Tempatan' yang melibatkan 25 seniman perempuan di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta, 2-16 Mei 2024. | DOC. GALERI NASIONAL INDONESIA | HO
Art & Culture
Tempatan, Selebrasi Eksistensi & Kreativitas Perupa Perempuan Indonesia
Devy Lubis
Mon, 29 Apr 2024
Komunitas seniman perempuan Yogyakarta Empu Gampingan menggelar pameran bertajuk ‘Tempatan’ di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta. Pameran yang bertempat di Gedung D Galeri ini akan dibuka Selasa, 30 April 2024 dan berlangsung pada 2 – 16 Mei mendatang.

Sebanyak 25 seniman perempuan akan ambil bagian dan menampilkan karya mereka. Di antaranya Amber Kusuma, Anik Indrayani, Ary Okta, Avina Candra, dan Agni ľripratiwi. Selain itu, ada pula Bekti Isti, Caroline Rika, Dewi Indah, E. Įestari, Endang 'Įies' Suseno, Feintje Įikawati, Įashita Situmorang, Warsiyah, dan Yuniar Iristi.

Setiap seniman membawa karya terbaru dari bidang seni yang mereka geluti, baik seni murni, seni interior atau seni kriya. Pengembangan gagasan terlihat dalam pameran kali ini.

Bertindak sebagai kurator pameran adalah Frigidanto Agung, dengan co-kurator Irene Agrivine dan Gilang Wahyu Apriliawan.

Penyelenggaraan Pameran ‘Tempatan’ diapresiasi Ketua Tim Museum dan Galeri, Museum dan Cagar Budaya, Pustanto. Pameran ini merupakan sebuah perayaan kreativitas perupa perempuan. “Digelar pada bulan April, yang tak jauh dari kelahiran sosok emansipasi wanita, RA Kartini,” kata Pustanto.

Ia berharap pameran ini bisa menarik atensi besar dari pengunjung, demi meneguhkan kontribusi perupa perempuan dalam memajukan seni rupa Indonesia.

Pergerakan seni melalui pameran yang digagas bersama ini, memperlihatkan pergerakan perupa perempuan dalam ruang-ruang sosial yang mempunyai puncak artistik. Empu Gampingan, sebagai sebuah kolektif seniman perempuan yang telah berdiri sekian tahun dengan kebersamaan yang solid, memberi tanda bahwa berkomunitas bagi seniman perempuan adalah penting.

Kemampuan untuk terus bergerak dan membuat representasi seni dengan karya-karyanya menjadi ciri khas kolektif ini.

Dalam 5 tahun terakhir, Empu Gampingan sangat aktif dalam melakukan pajang karya dari satu ruang pamer ke ruang pamer lainnya, baik di Yogyakarta atau di Jakarta. Pameran di Galeri Nasional Indonesia ini merupakan puncak di mana ruang pamer dengan kapasitas nasional menjadi ajang gelar karya mereka.

Kurator pameran Frigidanto Agung menyebutkan bahwa tempatan merupakan perwujudan dari wadah, di mana perempuan selalu bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya dalam ruang domestik, yang kadang asing bagi kehidupan laki-laki.

Ranah lokal perempuan inilah yang menjadi pokok bahasan utama. Sedangkan tempatan secara arti adalah proses di balik wadah.

“Selain judul pameran, manifestasi dari pergerakan seniman perempuan ini juga terlihat dari ikon pameran yakni siwur, yang memiliki fungsi sebagai tempat air dan selalu bergerak, semakna dengan perempuan selalu bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya dalam ruang domestik maupun lingkungan sekitarnya,” ujarnya.

Siwur juga merupakan sebuah simbol dari kebijaksanaan, kecerdasan dan keilmuan,” kata Agung, menambahkan.

Selain pameran, Komunitas Empu Gampingan menggelar beragam lokakarya. Ini jadwalnya!

Kamis, 2 Mei 2024
Handweaving Workshop oleh Amber Kusuma
Workshop Ecoprint oleh Anik Indrayani

Sabtu-Minggu, 4-5 Mei 2024
Workshop Mixology “Rujak Punch” dan “Fusion Kombucha” oleh Retno Redwinsock

Minggu, 5 Mei 2024
Workshop Melukis dan Menyulam Totebag oleh Agni Tripratiwi

Selasa, 7 Mei 2024
Workshop Dasar Pengenalan Batik Kayu “Sehari Bisa Batik” oleh Dewi Indah Prasetyowati
Share

Pilihan Redaksi

Berita Terpopuler

Berita Terbaru