spotlight-indonesia-cultural-fusion-dan-fesyen-kontemporer
Peragaan busana pada edisi ketiga pekan fesyen ‘Spotlight Indonesia’ di Jakarta, 12-15 Desember 2024. | INDONESIAN FASHION CHAMBER
Fashion
Spotlight Indonesia: Cultural Fusion dan Fesyen Kontemporer  
Devy Lubis
Thu, 09 Jan 2025

Pergelaran busana SPOTLIGHT Indonesia menutup rangkaian pekan mode Indonesian Fashion Chamber (IFC) sepanjang 2024. Mengusung tema ‘Cultural Fusion’, edisi ketiga event ini sukses terselenggara di Jakarta, 12 – 15 Desember lalu.

Tahun ini, SPOTLIGHT Indonesia kembali membuktikan konsistensinya dalam merayakan keberagaman budaya, wastra, dan kerajinan Indonesia. Tentu saja, dengan konsep kebaruan melalui desain kontemporer sebagai magnet fesyen Indonesia di pasar global. 

SPOTLIGHT Indonesia juga ditargetkan menjadi sorotan untuk mempromosikan Indonesia sebagai destinasi global untuk produk busana siap pakai (ready-to-wear) berbasis konsep sustainability atau berkelanjutan. Yakni dengan mengedepankan penggunaan wastra, budaya, dan sumber daya lokal serta pengerjaan tangan (handmade).


Acara fesyen kultural ini terdiri atas peragaan busana dan pameran. Di sela-sela pekan fesyen, pengunjung dapat ambil bagian dalam kompetisi, workshop, dan talkshow, juga menikmati instalasi fesyen yang dihadirkan.

Dengan mengkampanyekan inklusivitas dan sustainability, serta melestarikan budaya yang adaptif, SPOTLIGHT Indonesia menampilkan keberagaman karya lebih dari 100 desainer dan jenama Indonesia. Mencakup formal wear, casual/street wear, men’s wear, hingga modest wear yang diharapkan turut memperkuat industri fesyen di Indonesia.

National Chair Indonesian Fashion Chamber (IFC) Lenny Agustin mengatakan, serangkaian acara tersebut merupakan wujud upaya mereka mempertemukan sekaligus memfasilitasi kolaborasi antara desainer, pengrajin, dan pecinta fesyen.

“Tahun ini, penyelenggaraan SPOTLIGHT Indonesia lebih istimewa. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, kami mengambil tempat di JCC sehingga dapat menampung antusiasme pelaku mode yang semakin besar dan beragam,” ungkapnya.

Lenny menjelaskan, melalui event ini, pihaknya selalu berupaya mengedepankan wastra dan budaya tanah air. Ia berharapan, SPOTLIGHT Indonesia dapat menjadi ruang pamer dan pertemuan bagi industri mode Indonesia dari hulu ke hilir.

“Sekaligus bisa memunculkan kekuatan industri berbasis budaya Indonesia yang akan mewujudkan identitas produk mode buatan Indonesia yang membanggakan,” terangnya.

Parade busana muslim dalam rangka Road to IN2MF 2025 membuka rangkaian perhelatan ini. Antara lain Risa Maharani Basic, Dwico, Hannie Hananto, Maharrani, meLOOKmeL, Riris Ghofir, andai by aldrie, Kursienkarzai, dan Nuniek Mawardi.

Koleksi busana muslim tetap ditampilkan dalam gelaran SPOTLIGHT Indonesia dengan mempertimbangkan keunggulan fesyen muslim sebagai kekuatan ekonomi Indonesia ke depannya, khususnya untuk pasar internasional. Dengan pertimbangan tersebut, kata Lenny, setiap perhelatan fesyen yang diinisiasi oleh IFC akan konsisten melibatkan sektor fesyen muslim meskipun dalam proporsi yang kecil.

“Begitupun sektor fesyen konvensional secara bersamaan tetap menjadi perhatian IFC agar keseluruhan sektor dalam industri fesyen tanah air dapat berkembang secara berimbang,” pungkasnya.***

Bersambung : Spotlight 2024: Apresiasi Jenama Pegiat Sustainable Fashio #2


Share

Pilihan Redaksi

Berita Terpopuler

Berita Terbaru