Satu juta buku memeriahkan pesta literasi bertajuk ‘Semesta Buku’ di Jakarta. Event digelar selama lima hari di Gedung Kompas Gramedia, Palmerah Barat, Jakarta, 6 – 10 Desember 2023.
Tak hanya mendapatkan buku-buku dengan diskon besar dan harga terjangkau, inisiatif ini diwujudkan untuk mengeksplorasi kekayaan dunia literasi Indonesia.
General Manager Gramedia Publishing 1 Pax Benedanto mengungkapkan, gelaran pertama ‘Semesta Buku’ mereka lihat sebagai sebuah perayaan laiknya kegiatan-kegiatan literasi lainnya yang patut dirayakan.
“Soal daya beli dan minat baca, pada akhirnya kita menyadari bahwa ternyata kita masih bisa bersama-sama berkontribusi untuk urusan literasi, bukan hanya buku yang terjangkau, tapi juga memperluas akses pad buku,” jelasnya dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu 6 Desember 2023.
Semesta Buku, lanjutnya. menjadi ruang bersama yang memberi publik akses seluas-luasnya untuk berjumpa dengan buku. Koleksi buku yang dihadirkan beragam mulai dari fiksi, non-fiksi, hingga buku anak.
Acara ini sendiri digelar setiap hari mulai pukul 10.00 – 19.00 WIB pada Rabu – Jumat, dan mulai pukul 10.00 – 21.00 WIB pada Sabtu dan Minggu akhir pekan ini.
“Pesta buku ini juga diramaikan dengan acara-acara seputar dunia literasi seperti editors’ clinic, membaca dan menulis bersama, juga di akhir pekan akan ada pemutaran film yang diangkat dari buku dan cerpen,” ungkap Publishing & Education Director, GoRP, Kompas Gramedia Adi Ekatama.
Selama lima hari, para pecinta dan penikmat buku dapat ambil bagian dalam berbagai kegiatan menarik. Selain nonton bareng dan konsultasi bersama editor, ada pula diskusi penulisan, jumpa penulis, lomba mewarnai, dan donasi buku. Lebih dari 10 komunitas baca berpartisipasi dalam acara ini.
Dua pegiat literasi yang mewakili segmen komunitas baca adalah penulis Maman Suherman dan penggagas penyediaan rak buku di ruang publik Bookhive, Yuli Andoyono.
Keduanya optimistis, pesta buku selalu menjadi inisiatif yang baik untuk mempertemukan penulis dan pembaca, mendukung kegiatan menulis dan membaca di semua rentang usia, sekaligus mengundang lebih banyak kolaborasi demi meningkatkan kesadaran publik akan kontribusi berbagai pihak termasuk komunitas dalam membantu dunia literasi Indonesia.
Setiap festival literasi, menurut mereka, juga membangun kesadaran terkait isu-isu minat baca dan potensi pembajakan buku yang masih bisa ditemukan hingga hari ini.
“Berbasis komunitas, pembaca, penulis, dan penikmat buku, kehadiran kami melengkapi toko-toko buku yang sudah ada. Siapa pun bisa mengakses buku dari rak-rak kami yang ada di ruang terbuka publik dan beberapa stasiun MRT di Jakarta, dan dari sini kami ingin membuat semua orang menyadari bahwa saling berbagi (buku) itu penting,” terang Yuli.