selebrasi-musikal-indonesia-rayakan-keberagaman-dan-cerita-nusantara
Ilustrasi pertunjukan teater musikal ‘Ken Dedes’ di Jakarta. | Dok. EKI Dance Company/@gausk
Movie & Music
Selebrasi Musikal Indonesia: Rayakan Keberagaman dan Cerita Nusantara
Devy Lubis
Thu, 30 Oct 2025

Tidak ada satu tema besar yang membingkai Festival Musikal Indonesia (FMI) tahun ini. Tidak ada batasan genre. Tidak ada sekat antara modern dan tradisi. Namun, di sanalah letak keindahannya. Perayaan keberagaman musikal Indonesia yang memberi ruang bagi setiap komunitas untuk menampilkan warna khasnya sendiri.

“Untuk tahun ini, kami mengambil tagline Selebrasi Musikal Indonesia,” ujar Nala Amrytha, produser Festival Musikal Indonesia.

Event berdurasi 3-hari ini akan berlangsung di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, 14 - 16 November 2025. 


Nala mengakui, setiap tahun festival selalu dinaungi satu tema besar. Hanya saja, kali ini mereka ingin menunjukkan bahwa musikal di Indonesia sangat beragam — dari tradisi hingga modern. “Dan, semuanya bisa bereksperimen,” tuturnya.

Antusiasme datang dari berbagai penjuru Nusantara. Lebih dari 80 komunitas musikal mendaftar dari sistem open call, hingga 32 komunitas terseleksi untuk pitching karya. 

Dari proses kurasi yang melibatkan dewan juri lintas bidang seperti Mariska (tari), Gabriel Harvianto (vokal), Oni Krisnerwinto (musik), Rangga Riantiarno (teater), dan Iskandar Loedin (artistik), delapan komunitas akhirnya dipilih untuk tampil di panggung karya. Ditambah satu komunitas tamu. 

Dari tradisi ke panggung kontemporer

Sebanyak 12 kelompok seni dari Bali, Surabaya, Solo, dan Jakarta akan tampil di tiga panggung berbeda di Taman Ismail Marzuki — Teater Besar, Teater Kecil, dan Teater Wahyu Sihombing. Setiap pertunjukan membawa narasi-narasi Nusantara dengan kemasan kontemporer. Cerita rakyat, legenda, hingga kisah budaya daerah yang diolah menjadi musikal segar dan relevan.

“Untuk tahun ini, semua musikal menggunakan bahasa Indonesia dan berangkat dari cerita-cerita Indonesia,” ujar Nala. 

Sosok yang juga menjadi bagian dari generasi baru EKI Dance Company ini ingin menunjukkan bahwa musikal sebenarnya sudah lama menjadi bagian dari budaya di Indonesia. Ini didukung dengan lecture performance dari Pura Mangkunegaran, Solo, yang akan menampilkan fragmen dari pertunjukan berdurasi panjang khas pertunjukan tradisi. 

“Biasanya pertunjukan mereka bisa sampai lima jam. Di festival musikal ini, mereka akan membawa potongan-potongan itu dalam versi lebih singkat,” tambahnya.

Panggung yang menghidupkan cerita

Menyatukan 12 kelompok dengan gaya dan latar belakang berbeda bukan hal yang mudah. Masing-masing komunitas punya karakter kuat. “Tapi justru menarik karena semuanya terbuka untuk berkolaborasi,” kata Nala. 

Tantangan yang mereka hadapi, lanjutnya, justru soal pengaturan jadwal. Banyak talent dan tim produksi yang aktif terlibat di lebih dari satu kelompok. “Tapi semangat mereka luar biasa,” tutur Nala, lega.

Bagi Billy Gamaliel (program manager Indonesia Kaya selaku penyelenggara acara), kondisi itu justru menjadi pertanda baik. Itu membuktikan kalau festival ini masih membutuhkan lebih banyak talenta untuk mengisi panggung pertunjukan. 

“Bayangkan kalau suatu hari festival bisa berlangsung lebih dari tiga hari — pasti akan banyak karya menarik yang bisa ditampilkan,” imbuhnya.

Tak hanya konten, Festival Musikal Indonesia 2025 juga meningkatkan pengalaman menonton lewat tata cahaya modern, artistik yang kuat, dan aransemen musik orkestra yang berpadu dengan nuansa budaya daerah. Visual yang imersif dirancang untuk membawa penonton larut dalam kisah yang dihadirkan.

Salah satu brand ambassador festival, Quinn Salman, menggambarkan semangat festival ini dengan antusias. “Seru banget bisa jadi bagian dari Festival Musikal Indonesia tahun ini. Rasanya menyenangkan melihat banyak teman dari berbagai daerah tampil dan berbagi cerita lewat karya mereka. Tiap pertunjukan punya warna dan energi yang berbeda,” ujarnya.


Share
Banner terminal 4
Nyonya Secret

Pilihan Redaksi

Berita Terpopuler

Berita Terbaru