Kader Amiruddin
Prof. Dr. Basri Hasanuddin, M.A. mengaku sangat dekat dengan Amiruddin karena menjadi bawahannya selama menjabat Rektor Unhas.
“Basri, saya minta kamu membantu saya memikirkan Unhas. Saya kasih kesempatan kamu memikirkan sumber daya Unhas. Saya tidak punya waktu memikirkan ini, kamu yang memikirkan dan laksanakan, ” pinta Amiruddin saat melihat Basri Hasanuddin baru kembali dari Filipina, sebagaimana diungkapkan Basri pada peluncuran buku tersebut.
Setelah menyampaikan permintaannya itu, Amiruddin memerintahkan bawahannya menerbitkan surat keputusan pengangkatan doktor lulusan universitas di Filipina ini sebagai Ketua Tim Pengembangan Staf Akademik Unhas. Setelah menerima surat keputusan tersebut, Basri kaget. Pasalnya, Unhas yang memiliki nama besar pada waktu itu baru memiliki 11 dosen berkualifikasi doktor dan sejumlah master. Setelah itu, Unhas mengirim tenaga dosen untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang master dan doktor ke berbagai negara di Amerika, Eropa, dan Australia di samping negara Asia, khususnya Jepang.
Prof Dr. A. Amiruddin bersama Prof. Dr. Basri Hasanuddin, M.A. Dok UNHAS
“Mereka yang kemudian memimpin Unhas adalah buah dari program yang dicanangkan oleh Amiruddin karena apa yang dikerjakannya adalah apa yang dikatakannya,” kata Basri Hasanuddin, sambil menambahkan, Amiruddin merupakan orang yang “saya kagumi, hormati dan membanggakan.
Ketua Dewan Mahasiswa Unhas tahun 1974-1975, Prof. dr. Andi Husni Tanra, Ph.D., Sp.An, mengenang, ketika Amiruddin datang ke Unhas pada tahun 1973, dia sudah menjabat Ketua Senat Mahasiswa Fakultas Kedokteran Unhas. Sebelumnya menjadi dosen di Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM) Kuala Lumpur. Bersamaan dengan kedatangannya, terjadi kesalahpahaman antara Dekan FK Unhas dengan para mahasiswa karena mahasiswa dikeluarkan.
Ketika itu mahasiswa FK Unhas jika tinggal dua tahun pada satu tingkat harus dikeluarkan sebagai mahasiswa. Menyikapi situasi ini, Amiruddin mengundang mahasiswa FK ke rumah jabatan dengan kedok makan malam bersama.
“Mana si Husni,” tanya Pak Amiruddin begitu bertemu dengan rombongan mahasiswa FK Unhas.
“Saya, Pak,” jawab Husni Tanra.
“Ini si Husni, harus dikasih kawan dengan orang Solo,” kata Amiruddin yang memaksudkannya supaya dia tidak selalu memberontak.
Sejak saat itu, Husni memperoleh kesan tentang Amiruddin dalam menyelesaikan suatu persoalan. Saat Husni menjadi Ketua Dewan Mahasiswa Unhas (1974-1975), Amiruddin ingin memindahkan kampus. Pada saat itu para mahasiswa naik sepeda ke kampus. Husni sendiri tinggal di Jl. G. Merapi. Kalau tidak naik sepeda, berjalan kaki ke kampus. Husni berpikir, bagaimana caranya memindahkan kampus dengan kondisi mahasiswa yang banyak jalan kaki dan naik sepeda?
Moh. Hatta meninjau Tamalanrea sebagai lokasi kampus baru Unhas. Dok. UNHAS
“Kita juga tidak pernah membayangkan suatu saat ada bus dan kendaraan umum yang melayani ke kampus baru. Tidak masuk di akal waktu itu untuk memindah kampus ini,” ujar Husni Tanra yang pernah memperoleh penghargaan dari Pemerintah Jepang tersebut.
Husni Tanra merupakan orang Unhas pertama dan mungkin juga Indonesia yang dikirim belajar ke Jepang. Dia memperoleh beasiswa pada masa kepemimpinan Amiruddin. Ketika berkunjung ke Jepang, seingat Husni, Amiruddin selalu ingin ditunjukkan toko buku dan diminta antar ke tempat tersebut.
Pada acara peluncuran tersebut Direktur De Hills Institute Hendra Sinadya menyerahkan penghargaan kepada perwakilan penulis buku yakni M. Dahlan Abubakar yang Bersama dengan Rudy Harahap (alm.), SM Noor, Baso Amir, dan Ridwan Effendy (alm,) menggarap edisi pertama buku “A.Amiruddin Nakhoda dari Timur” yang diluncurkan di Hotel Grand Melia Jakarta tahun 1999 oleh suatu tim yang terdiri atas Lexy M.Budiman, Andi Taufik, dan Makhfud Sappe dkk. Edisi pertama diterbitkan oleh Yayasan Latimojong, sementara edisi revisi dengan tambahan dua bab (I dan V) diterbitkan oleh UPT Unhas Press Makassar.
“Soft launching” buku ini telah dilakukan bertepatan dengan Dies Natalis Unhas ke-68 tahun 2024 di Baruga Andi Pangerang Petta Rani Kampus Tamalanrea. Namun Lexy M. Budiman selaku penerima amanah penerbitan edisi revisi buku ini bersama penulis M. Dahlan Abubakar dan Andi M. Taufik, dan Makhfud Sappe menginisiasi peluncuran yang dirangkaikan dengan acara buka puasa Bersama di Unhas Hotel & Convention.
Banyak yang menyayangkan, unsur pimpinan Unhas tidak tampak dalam acara peluncuran buku ini. Wakil Rektor III Prof. Dr. Andi Farida Patittingi, S.H., M.Hum sempat muncul di lokasi kegiatan, namun meninggalkan Hotel Unhas sebelum acara dimulai.
Peluncuran edisi revisi buku “A.Amiruddin Nakhoda dari Timur” dilaksanakan panitia kecil yang terdiri atas Lexy M.Budiman, Dr. Andi Taufik, M. Dahlan Abubakar, Makhfud Sappe, dan Wawan serta dibantu staf dari Kantor Lembaga Administrasi Negara (LAN) Makassar, Haryadi S.Sos (Bagian Perencanaan Unhas) dan reporter Penerbitan Kampus “Identitas” Universitas Hasanuddin yang mempersiapkan video foto A.Amiruddin sejak di Malaysia, selama di Unhas dan menjabat Gubernur Sulsel. Safri didampingi penyanyinya, duduk di belakang electone, ikut menghibur undangan menjelang acara peluncuran berlangsung. (MDA).
Halaman Sebelumya : (1)