Pameran bertajuk POP-UP MARTKET menambah daftar destinasi wisata seni di Jakarta akhir tahun ini. Ekshibisi karya alumni Fakultas Seni Rupa ITB Angkatan ’84 tersebut digelar di Forme Gallery, Jalan Wijaya 1 No 39, pada 14–24 Desember 2023.
Penikmat seni dapat mengunjungi pameran ini secara gratis, tanpa biaya masuk.
“Ide yang mendasari gelaran ekshibisi ini adalah empat dekade pertemanan kami. Menandai momen ini, kami ingin membuat karya yang bisa dibagikan kepada publik,” ungkap Ary Juwono, desainer interior yang menggagas POP-UP MARTKET pada pembukaan, Kamis (14/12).
Sebanyak 22 senior berpartisipasi dalam gelaran POP-UP MARTKET. Setiap orang menampilkan satu hingga lima karya. Tak hanya kanvas lukis dan sketsa yang mendominasi area pajang karya, eksplorasi medium secara tegas memberi warna pada keragaman bentuk dan cerita pada pameran.
Ary menjelaskan bagaimana seniman kemudian bereksperimen menggunakan materi industri seperti roller blind, lantai kayu, dan tekstil yang biasa digunakan untuk kerajinan dan ide kreatif lainnya. Bahan dasar untuk gorden, flooring atau interior, juga dewangga itu pun beralih guna menjadi karya seni rupa yang menawarkan kebebasan tafsir dan makna.
Pengunjung akan disambut karya-karya yang kental akan elemen seni rupa setelah melewati sejumlah anak tangga tepat di sebelah pintu masuk galeri. Sementara karya-karya yang intens dengan elemen desain ada di lantai bawah. Di sini, terdapat segmen area berbasis desain interior yang bebas diakses demi memberikan pengalaman langsung.
“Konsep yang kami angkat dalam pameran ini adalah supermarket. Kami ingin membuat pameran yang harapannya bisa berlanjut terus ke depan, di mana pun lokasinya, bahkan di furniture gallery seperti sekarang. Makanya, namanya POP-UP MARTKET,” ucap Arif Adityawan yang turut ambil bagian dalam ekshibisi.
Baik Ary maupun Arif mengakui, mereka ingin membuat pameran yang menyenangkan, sekaligus reflektif, baik bagi penikmat seni maupun para seniman itu sendiri. “Kami berangkat dari dua jurusan berbeda, yakni fine art atau seni murni dan desain,” tutur Arif.
Ada Adek Hendri, Adelinah CR, Adhy Putraka, Adil Indra S, Agung Handoko, dan Agus Suryana. Selain itu, Andrei FMT, Arya Bima, Bambang N, Baskoro S, Bragowo H. Eko Wibowo, Fuji Tjandra, serta Indra PA. Meiyani, Nuning D, Pius PW, Risadi Bramantyo, Wisnu, dan Yus Rusnaedi juga memajang karya pada pameran berdurasi dua pekan ini.
“Namun, kami hadir di sini bukan dalam konteks desainer, bukan pada karya desainnya, tapi karya seni. Sehingga kita semua diajak untuk reflektif merayarakan 40 tahun berteman, dan itu merupakan sebuah kebahagiaan,” pungkas Arief.
Senada, Ary mengungkapkan, “Ketika usia semakin bertambah, saling gandeng, memberi dukungan, dan menjaga silaturahmi menjadi hal yang lebih penting ketimbang unjuk gigi. Ini adalah karya bersama yang meneduhkan.”