Lakon Indonesia melalui inisiatif internasionalnya PINTU Incubator mempersembahkan koleksi kapsul hasil kolaborasi di Premiere Classe Paris, salah satu ajang pameran mode paling berpengaruh, 3 Oktober 2025. Kehadiran ini menandai langkah penting dalam memperkenalkan kekayaan wastra Indonesia ke panggung global sekaligus memperkuat dialog lintasbudaya Indonesia-Prancis.
Dalam edisi Paris kali ini, PINTU menampilkan hasil Residency Program, yaitu program yang mempertemukan desainer internasional dengan perajin lokal Indonesia. Priscille Berthaud, lulusan École Duperré Paris, berkolaborasi dengan penenun di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Ia menerjemahkan struktur tenun tradisional menjadi siluet elegan dengan sentuhan arsitektural.
Sementara itu, Kozue Sullerot, desainer dari Enamoma (École Nationale de Mode et Matière – PSL Paris), bekerja sama dengan pembatik di Tegal, Jawa Tengah. Mereka menghadirkan motif dan teknik baru yang memberi energi segar pada tradisi batik.
Kedua kolaborasi tersebut melahirkan koleksi kapsul yang memadukan kedalaman artistik dengan kesiapan pasar. Bukan sekadar prototipe, melainkan lini mode yang siap bertemu pembeli internasional.
Brand Lokal Terkurasi
Selain mempersembahkan koleksi residensi, tahun ini PINTU Incubator juga membawa dua brand lokal terkurasi ke Paris. Yakni Denim It Up dan Lil Public. Kedua brand ini telah melalui proses pengembangan intensif selama kurang lebih tujuh bulan dalam program PINTU, meliputi mentoring, pendampingan bisnis, serta persiapan koleksi agar siap bersaing di pasar global.
Kehadiran dua brand kurasi tersebut di Premiere Classe Paris menegaskan komitmen PINTU untuk tidak hanya merangkul kolaborasi lintas budaya, tetapi juga mengangkat potensi brand Indonesia yang menjanjikan ke panggung internasional.
Sebagai bagian dari komitmennya, PINTU Incubator juga kembali menghadirkan para ahli dari berbagai bidang industri mode untuk menjadi mentor bagi para peserta. Di antaranya Alain Soreil, Direktur di École Duperré Paris, yang baru-baru ini menandatangani MoU dengan PINTU untuk memperkuat kerja sama pendidikan dan pertukaran desainer.
“Kerja sama dengan PINTU merupakan langkah penting dalam memperluas jangkauan pendidikan mode. Melalui kolaborasi ini, para desainer Indonesia dapat mengakses perspektif internasional, sementara kami di Prancis juga belajar dari kekayaan tradisi tekstil Indonesia. Ini adalah pertukaran yang saling memperkaya,”kata Alain.
Lakon: Fashion dengan Tujuan
Didirikan oleh Thresia Mareta, Lakon Indonesia bukan sekadar label mode, melainkan sebuah ekosistem budaya yang mengintegrasikan desain, pemberdayaan perajin, dan kolaborasi global. Berpegang pada filosofi ‘Drawing the wisdom of the past into the future’, Lakon menerjemahkan warisan tekstil Indonesia ke dalam koleksi gaya hidup modern sekaligus membangun platform seperti PINTU untuk mendukung generasi desainer berikutnya.
PINTU Incubator - sebuah inisiatif yang digagas oleh Lakon Indonesia, JF3 Fashion Festival, dan Kedutaan Prancis di Indonesia melalui Institut Français d’Indonesie, didirikan untuk mendukung talenta muda Indonesia agar dapat berkembang dan terhubung dengan pasar internasional. Sejak awal, PINTU menghadirkan program pendampingan, akses industri, dan eksposur global, sehingga kreativitas Indonesia dapat bersaing secara kontemporer dan profesional.
“PINTU Incubator lahir dari keyakinan bahwa warisan budaya Indonesia tidak hanya harus dilestarikan, tetapi juga diberi ruang untuk bertransformasi dan bersaing di tingkat internasional,” ungkap Thresia Mareta, Founder Lakon Indonesia & Co-initiator PINTU Incubator. “Premiere Classe memberi kami kesempatan untuk menunjukkan bahwa karya dari Indonesia memiliki kualitas eksekusi, relevansi pasar, dan daya saing global.”